- HOME
-
- Peta
Tasikmalaya
- dan sekitarnya
Ramalaan
cuaca
- Artikel
tentang
Tasikmalaya
Gunung
Galunggung
- Alumni SMP & SMA
2
Tasikmalaya
-
- Formulasi
- Forum Muda untuk
Silaturahmi Mahasiswa Tasikmalaya
Info
kerusuhan
Tasikmalaya
|
Pikiran Rakyat
Online
Fosil Kuda Nil di
Ciamis
.
RATUSAN fosil yang kini
tersimpan rapi di ruang labolatorium SLTPN di Desa/Kecamatan
Tambaksari, Kabupaten Ciamis, ternyata memiliki nilai
historis dengan tokoh masyarakat di desa tsb. Betapa tidak,
karena tokoh yang bernama Darwa Hardja Ruchjana (57 tahun),
merupakan pelopor penemuan fosil itu.
Sekitar tahun 1980- an,
Darwa mengabdi sebagai guru di SLTPN tsb, memegang mata
pelajaran bidang studi Biologi. Sebagai kegiatan
ekstrakulernya, sekaligus untuk mempertebal keimanan para
siswanya, Darwa mengajak anak didiknya melakukan pengumpulan
benda-benda yang berhubungan dengan pelajaran
Biologi.
Pengumpulan benda-benda
itu dilakukan di sekitar alur Sungai Cipasang, Cisodong,
Cihonje, Cisanca, Urugkasang dan persawahan sekitar alur
sungai tsb. Berkat bimbingannya dan keuletan para siswa,
ditemukan beberapa batu mirip kepala ular, dan
potongan-potongan tulang.
Meski Darwa dan para
siswanya tidak mengetahui jenis benda tsb, tapi karena
merasa aneh melihat bentuknya, akhirnya bersepakat untuk
disimpan di ruang laboratorium sekolah. Namun rasa penasaran
terus menggelayut di benaknya. Benda apakah itu, demikian
pertanyaan yang muncul di kepala Darwa. Setelah diteliti
para arkeolog dan ahli Biologi dari ITB, barulah terungkap
misteri tentang benda-benda tsb. Ternyata hasil penemuan
para siswa didikan Darwa merupakan fosil binatang purba dan
karya manusia purba yang diperkirakan berusia 1,5 s/d 2 juta
tahun lalu. Jenis fosil itu terdiri dari 35 buah kapak batu,
21 buah tanduk rusa, 554 buah tulang hewan, 18 buah taring
kuda nil, 62 buah gigi hewan, 87 buah fosil kayu,73 kerang
purba,dan 132 buah kerang tipis.
"Saya juga tidak mengerti,
kenapa ada fosil kuda nil. Apakah dulu, memang kuda nil
pernah jalan-jalan ke Ciamis?," katanya
Darwa sebagai pelopor
pencarian fosil, terhitung Juni 1996 memasuki masa pensiun.
Meski telah purna bakti, tapi tetap berharap hasil temuan
anak didiknya dipelihara dan dijaga.
"Kalau memungkinkan, saya
menginginkan di kompleks sekolah dibangun saung fosil. Insya
Allah, saya juga siap menjadi juru kunci bila diperlukan,"
katanya.
Mantan guru Biologi yang
berdomisili di Dusun Linggaharja, Desa Mekarsari, Kecamatan
Tambaksari kini sehari-harinya menjadi seorang wiraswasta
dengan membuka penggergajian kayu dan warung, sebagai
langkah untuk mencari tambahan dari gaji pensiunnya. Dengan
demikian, jika dilihat sepintas, Darwa yang menikah tahun
1965 dengan Ny.Entin masih segar dan nampak lebih "muda"
jika dibandingkan saat aktif menjadi pendidik. "Ah,ayeuna
mah tenang, tidak banyak fikiran. Kalau tidak ke kebun,
menunggu warung, kan lumayan,"kata Darwa yang dikaruniai dua
anak. (Rafieq/"PR)
|
- Budaya
Sunda
- Bahasa, kesenian
dsb
Priangan
Timur
- Ciamis, Garut
Link
Contact
Us
Guestbook
|