HOME
 
Peta Tasikmalaya
dan sekitarnya

Ramalaan cuaca

Artikel tentang Tasikmalaya

Gunung Galunggung

Alumni SMP & SMA 2 Tasikmalaya
 
Formulasi
Forum Muda untuk Silaturahmi Mahasiswa Tasikmalaya

Info kerusuhan Tasikmalaya

 

Kompas Online

 

Jalur KA Banjar-Cijulang Diusulkan Beroperasi Lagi

Bandung, Kompas

 

Jalur kereta api (KA) Banjar-Cijulang sepanjang 82 kilometer akan diaktifkan kembali untuk keperluan wisata di wilayah selatan Jawa Barat. Investasi pembukaan jalur itu ditawarkan kepada swasta dengan kompensasi penggarapan potensi-potensi ekonomi di sepanjang Banjar-Cijulang.

 

Ir Ismail Hasjim, Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Jumat (13/9) sore menjelaskan, pembukaan kembali jalur tersebut untuk memperlancar arus wisatawan dari Banjar - selaku pusat persinggahan transportasi darat jalur selatan - ke obyek-obyek wisata di Ciamis bagian selatan. Seperti, Pantai Pangandaran, Pantai Karang Nini, Pantai Batu Hiu, Pantai Batu Karas, dan hutan wisata.

 

"Pada tahun 1995/1996, wisatawan nusantara yang berkunjung ke sana 817.097 orang, atau naik rata-rata 5,44 persen pertahun. Sedangkan wisatawan mancanagera sebanyak 25.763 orang, naik rata-rata 20,59 persen. Kunjungan itu memberi kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Jabar sebesar 29,11 persen, atau sekitar Rp 1,3 milyar," kata Ismail.

 

Menurut dia, hasil survai Bappeda dalam tiga bulan terakhir menunjukkan, sekitar 90 persen wisatawan ke kawasan itu mengharapkan dibukanya kembali jalur KA tadi. Sepanjang Banjar-Cijulang, terdapat obyek wisata nostalgia yang khas. Di antaranya, terowongan KA Wilhelmina sepanjang 1,3 kilometer dan jembatan KA sepanjang 400 meter.

 

"Selain keperluan pariwisata, keterlibatan swasta dalam pembukaan kembali jalur itu diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya, terutama di sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan. Pada tahun 1994, komoditi dari tiga sektor tersebut mencapai 337.405 ton," paparnya. Namun, sejauh itu, Pemda Jabar dan Perumka belum menargetkan waktu dimulainya penggarapan proyek itu.

 

Prakiraan investasi

 

Hasil survai Perumka dan konsultan tahun 1990 menunjukkan, perbaikan sarana dan prasarana pengoperasian rel KA itu memerlukan dana Rp 20,2 milyar. Sedangkan biaya operasionalnya sendiri sebesar Rp 1,4 milyar. Namun bila diperhitungkan dengan inflasi sebesar 10 persen pertahun serta kebijakan moneter, maka biaya tersebut membengkak dua kali lipat. "Jumlah ini terlalu besar jika harus ditanggung sendiri oleh Perumka," kata Ismail mengutip survai Perumka.

 

Untuk investasi pembukaan jalur itu, Pemda Jabar menawarkan tiga alternatif. Pertama, pendanaan sepenuhnya oleh Perumka. Kedua, sepenuhnya oleh swasta. Dan, pendanaan gabungan antara Perumka, swasta, dan Pemda Ciamis. Khusus kepada swasta, selain diberikan kesempatan meraup reinvestasi dari operasional jalur tersebut, juga diberi kesempatan menggarap obyek-obyek wisata di sekitarnya yang belum tersentuh selama ini.

 

"Misalnya, Pantai Lembah Putri, Pantai Karapyak, wisata sungai di Cijulang, keidahan panorama alam sepanjang Banjar-Cijulang, Karangtirta," papar Ismail.

 

Dijelaskan, jalur tersebut mulai ditutup tahun 1987, akibat menurunnya minat masyarakat naik KA. Karena sarana transportasi jalan raya makin lancar, dalam kurun 1974-1980, jumlah penumpang KA jalur itu turun drastis 73 persen. Antara tahun 1974-1986, sebanyak 95 persen penumpang yang biasanya menggunakan jasa KA jalur itu, beralih ke angkutan jalan raya, seiring makin mulusnya jalan-jalan raya di kawasan setempat.

 

Menurut survai, porsi investasi awal pembukaan jalur itu, lebih dari separuh tersedot untuk perbaikan rel dan bantalannya. Dalam poros itu, selain terdapat tanah labil antara km 1+850 - km 2+731, sepanjang 881 meter, juga bantalannya sudah lapuk. Rencananya, gandaran rel itu kelak mampu menahan sembilan ton dengan kecepatan kereta 30-40 km per jam.

 

 
Budaya Sunda
Bahasa, kesenian dsb

Priangan Timur

Ciamis, Garut

Link

Contact Us

Guestbook