RISALAH KEPADA PEMUDA
(pramudya)
[Ummijundi,
29/03/03]
Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, pemuda selalu memiliki peran yang besar
dan strategis, karena untuk menuju kebangkitan bangsa dibutuhkan energi yang
kuat berupa keyakinan yang kuat, ketulusan, semangat yang jujur, kesungguhan
dalam kerja dan pengorbanan. Dalam hal ini pemudalah yang berpotensi untuk itu,
karena pemuda adalah simbol hati yang masih jernih sehingga memiliki keyakinan
dan iman yang kuat, kejujuran yang memungkinkan untuk memiliki ketulusan dan
keikhlasan dalam beramal, serta semangat yang menggebu yang memungkinkan untuk
beramal dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan pengorbanan. Namun demikian
potensi tersebut sifatnya netral, jika pemuda tidak mendapatkan pembinaan yang
baik maka potensi tersebut akan menjadi energi negatif yang merusak diri dan
orang lain. Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa dalam rangka menyongsong
kebangkitan umat, segala program yang mencerminkan perhatian kepada pemuda
adalah keniscayaan yang tidak bisa kita abaikan.
Dalam keadaan apapun pemuda selalu menjadi tumpuan harapan umat demi masa depan
yang lebih baik. Namun demikian keadaan menjadi sangat berbeda antara pemuda
yang tumbuh pada saat umat sedang jaya, aman damai dan sentosa dengan pemuda
yang tumbuh pada saat umat sedang mengalami kebangkrutan dan baru mulai
menyadari akan perlunya bangkit kembali merebut kemerdekaannya yang hilang,
kekayaannya yang diserobot, hak yang terampas dan bahkan jati dirinya yang
tertimbun oleh nilai-nilai kejahiliyahan. Pemuda jenis pertama tentunya akan
cukup memfokuskan pada agenda dirinya daripada agenda umat dan orang lain.
Karena dengan begitu dia sudah cukup baik perannya untuk meraih masa depan yang
lebih baik. Berbeda dengan pemuda yang tumbuh pada saat umat sedang bangkrut dan
baru mulai menyadari akan perlunya bangkit kembali. Dalam keadaan seperti ini
pemuda dituntut untuk lebih memperhatikan nasib orang lain dan agenda umat dari
pada nasib dan agenda diri sendiri. Para pemuda dituntut untuk berfikir panjang,
menentukan sikap dan strategi, serta kerja keras yang berkesinambungan.
Saat ini keadaan umat bagaikan orang yang sakit parah dan membutuhkan pengobatan
serta perawatan yang benar untuk menuju kesembuhannya. Atas takdir Allah dan
Alhamdulillah kita tumbuh pada saat umat sedang berjuang keras menuju
kebangkitannya. Ternyata kitalah - para pemuda - yang harus menjadi dokter dan
perawatnya. Alangkah beratnya tugas ini, alangkah mulianya tugas ini dan
alangkah besarnya pahalanya di sisi Allah !. Para pemuda mestinya bangga bahwa
dirinya telah bergabung dengan dafwah ini, karena berarti Allah telah
memuliakannya di antara sekalian makhluknya untuk menjadi pemimpin dunia.
Dalam keadaan seperti ini yang dibutuhkan adalah diagnosa yang tepat terhadap
pasien sampai kita bisa mengidentifikasi penyakit dengan benar. Bila ternyata
penyakit itu cukup kompleks maka kita harus tahu skala prioritas dan inti
penyakitnya, kemudian menentukan obat dan dosisnya, proses pengobatan yang benar
dan perawatan yang teliti demi mengembalikan kesehatannya dengan baik. Dari
sekian kondisi umat yang sedang bangkit yang paling memprihatinkan adalah bahwa
umat Islam bangkit dalam keadaan tubuh yang tercabik-cabik oleh banyaknya aliran
dafwah yang saling berbeda, hiruk pikuknya seruan yang saling bertabrakan,
bermunculannya manhaj yang banyak dan membingungkan, bertabrakannya pendekatan
dafwah sesama kelompok Islam ditambah dengan individu-individu yang ambisius
dengan agenda pribadi dan karirnya yang menumpang sukses di tengah-tengah
kegiatan dafwah. Semua itu tidak lain hanya akan mencabik-cabik potensi umat
sehingga menjadi tak berdaya. Semua ini mutlak membutuhkan studi analisa yang
serius untuk kemudian dicarikan formula yang pas untuk menyelamatkan umat ini.
Sebelum segala macam pendekatan diusulkan untuk menyelamatkan umat ini, ada satu
hal yang tidak bisa ditawar lagi, bahwa yang pernah membuat umat ini berjaya
adalah karena mereka memiliki Islam yang utuh, bersih dan sempurna. Dan bahwa
kemudian tangan-tangan jahat musuh-musuh Islam merusaknya dengan menambah,
mengurangi dan menyimpangkan pemahamannya, sehingga lahirlah Islam yang cacat
dan tidak utuh lagi. Inilah yang telah mencabik-cabik umat Islam. Untuk itu,
satu hal yang tidak bisa ditawar lagi bahwa solusi pertama dan paling utama
adalah mengembalikan umat ini kepada pemahaman yang orisinal, benar, utuh,
menyeluruh, jelas, dengan kemasan yang modern agar umat ini kembali berjaya di
abad ini. Islam yang bersumber kepada Qurfan dan Sunnah serta sirah Nabi yang
penuh sejarah aplikasinya, serta sesuai dengan pemahaman salafus shalih, dan
sesuai dengan format ijtihad yang benar dalam menterjemahkan Islam ke dalam
konteks terkini.
Dalam rangka menyelamatkan umat ini tentunya kita tidak berhenti pada kerja
tajdid dan penyebaran fikrah saja, namun harus dibarengi dengan upaya menjadikan
fikrah ini menjadi nyata terpraktekkan dalam kehidupan umat sehari-hari. Untuk
itu kita harus melakukan perubahan setahap demi setahap mengantarkan umat ini
dengan tarbiyatul ummah sampai tingkat kesempurnaanya. Dan untuk itu kita
percaya ada tahapan yang tidak bisa kita langgar yaitu :
Kita harus memulai dengan merubah diri sendiri menjadi pribadi dafiyah yang
baik.
Order pertama: Adalah adanya pribadi yang shaleh secara utuh.
Kedua: Keluarga muslim dalam seluruh aspeknya.
Ketiga: Bangsa yang muslim dengan segala ciri khasnya.
Keempat: Pemerintahan mulim dengan segala keunikannya.
Kelima: Bergabungnya seluruh tanah air Islam yang sudah dicabik-cabik penjajah
ke dalam satu kesatuan pemerintahan Islam.
Keenam: Berkibarnya bendera Islam di tatanan dunia internasional.
Ketujuh: Penegasan sekali lagi bahwa Islam menawarkan dafwahnya ke seluruh
manusia sebagai pengendali peradaban dunia [ustadziatul alam].
Sementara itu kita menyadari bahwa untuk menuju sukses tersebut kita tidak ada
pilihan lain selain jalan panjang dan melelahkan ini. Dan kita juga menyadari
bahwa di setiap tahapan ada programnya, sarananya, tantangan dan hambatan yang
berbeda serta kebutuhan setiap marhalahnya yang senantiasa berbeda pula.
Jawaban dari kesemuanya tadi adalah kerja keras yang tak mengenal putus asa,
kerja yang didasari dengan pemahaman dan keikhlasan serta dengan komitmen dan
resistensi yang tinggi, ukhuwah dan amal jamafi yang didasari saling mempercayai
sesama da'i dan kesetiaan pada jamafah.
Selamat bekerja wahai pemuda
Sumber : keadilan.or.id seperti dikutip dalam manarul ilmi
@