SEJARAH
Cikal bakal dimulai di awal tahun 1996 di Jakarta.
Waktu itu Boris, Kabul, Rangga & Toni (temen satu kampus)
coba-coba untuk bikin band punk (entah waktu itu nama band-nya gak jelas !?).
Boris maen gitar, Rangga ngedrum, Toni maen bass en Kabul nyanyi sambil maen gitar.
Cerita punya cerita ini band sering latihan melulu ... kalo gak salah dulu mereka
sering maenin lagu-lagunya Green Day, Rancid. Pada saat itu lagi banyak acara underground.
biasanya sering diadaain di Poster Cafe karena cuma Poster Cafe yang mau nerima acara
anak underground Jakarta. Jadilah mereka ikutan acara-acara tersebut.
Pertengahan 1996 band tersebut vakum, dengan alasan pengen serius kuliah ...
Toh setelah mereka kuliah, kepikir oleh mereka untuk nge-band lagi.
Namun posisi Toni yang maen bass digantiin ama Diaz (adiknya Boris sendiri ...)
Dibawah nama ARTIFICIAL LIFE (diambil dari salah satu judul lagu band Operation Ivy,
band favorit mereka) mulailah mereka cenderung maenin beat-beat ska yang waktu itu masih
baru digemari kebanyakan oleh anak-anak underground di Jakarta.
Sadar bahwa bagian yang sangat penting dalam irama musik ska adalah alat tiup, maka mereka
memutuskan untuk merekrut pemain horn section. Adalah Jabar (tetangganya Boris) yang berjasa
mempertemukan dengan Edot, pemain trombone Satkorsik HANKAM yang kemudian ngajak tetangganya
Egy & Sugeng (kedua-duanya pemain trumpet) untuk ikutan gabung. Masih dirasain kurang rame,
Boris ngajak Boby & Berry (dua temennya yang sering tuker pinjeman kaset) untuk ngeramein vokal.
Jadilah formasi awal big band.
Pada sesi latihan yang pertama mereka ngebawain lagu-lagu ska yang memiliki karakter kuat
seperti "Special Brew"-nya Bad Manner, "Rascal King" Mighty Mighty Bosstones atau lagunya
Less Than Jake yang berjudul "Soundcheck". Jelas belum kebentuk suatu karakter band ...
karena lagu-lagu yang mereka maenin amat variatif yang kemudian nantinya akan mempengaruhi
konsep musik Artificial Life sendiri.
Tanggal 28 Desember 1997 menjadi debut awal Artificial Life diatas panggung.
Bubur Underground Scene (B.U.G) ngadain acara di Poster Cafe. Judul acaranya 'ONE VOICE'
bersama band-band underground Jakarta lainnya seperti RGB, Ru-Suck, Army Style, Antiseptic,
Sixtols, dll. Pada waktu itu acaranya begitu menyenangkan ... gak ada keributan, kerusuhan,
benar-benar tercipta suatu 'respect' diantara scene-scene underground yang ada di Jakarta.
Setelah maen di acara tersebut, Sugeng ngundurin diri. Kemudian band merekrut Chokor pemain
alto-saxophone untuk nambahin harmonisasi pada alat tiup.
Pada akhir tahun 1998, kepikiran untuk ngerekam lagu ciptaan sendiri yang waktu itu udah mereka
bawain diatas panggung (banyak temen-temen yang minta lagu mereka untuk direkam). Dengan modal
sendiri, mereka merekam 4 lagu ciptaan sendiri dan 2 lagu luar yang biasa mereka bawain
di atas panggung. Semuanya direkam diatas kaset master secara 'live' di studio latihan
Cy'lendra. Yang kemudian di publikasikan dengan judul rekaman "Life sucks ... and so are we".
Dijual dari tangan ke tangan oleh temen-temen sendiri & dicetak hanya sekitar 20 kopi
dengan kualitas rekam yang gak bagus-bagus amat ...(mau bilang apa ...modalnya pas-pasan)
Entah mau dibilang beruntung atau sial, bulan october 1999 Artificial Life teken kontrak
dengan Bulletin Record. Berawal dari Ijul,temen kampus Berry yang ngenalin pada
Pak Achmad(alm). Pak Achmad(alm) inilah yang mempromosikan Artificial Life dengan Label Manager
PT. Indo Semar Sakti Jerry Bidara yang sekarang jadi produsernya Artificial Life.
Proses rekaman berlangsung selama kurang lebih satu bulan. 10 lagu ska ciptaan sendiri yang
komposisinya variatif, selesai dalam 20 shift. Dikerjakan di Aruna Studio.
Album ini menjadi debut awal Artificial Life memasuki industri musik Indonesia.
Memasuki tahun 2001 Artificial Life berganti nama menjadi THE ARTIFICIALS.