Pikiran yang tersembunyi                       

Home

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

The Mathnawi of Jalaluddin Rumi

Buku ke 5, hal. 17-18

 

Kesaksian kata-kata dan tindakan lahiriah terhadap

pikiran yang tersembunyi dan

cahaya batiniah.

Tindakan dan kata-kata merupakan kesaksian terhadap pikiran yang tersembunyi: dari kedua hal yang padu ini diambil kesimpulan situasi yang ada di dalam. Ketika pemikiranmu tidak menghujam ke dalam, periksalah air seni pasien dibandingkan sebelumnya. Tindakan dan kata-kata seperti halnya air seni orang sakit, peristiwa sosok badani yang jelas dari tubuh. Tetapi sosok rohaniah masuk ke dalam jiwanya, dan dengan cara rohani masuk menghujam ke keyakinannya yang paling dalam. Ia tidak butuh tindakan dan kata-kata yang bagus: ‘waspadalah terhadap mereka (sosok rohaniah), mereka adalah mata-mata bagi hatinya’. Tuntutlah kesaksian tindakan dan kata-kata dariNya saja, Ia yang tidak disatukan dengan Laut seperti halnya sebuah sungai.  

Menjelaskan bahwa cahaya itu sendiri berasal dari seorang yang diterangi,

yang membawa kesaksian untuk cahayanya,

tanpa tindakan dan  kata-kata untuk menyatakannya.

Karena cahaya (batiniah) pengembara (mistis) yang telah melampaui ke balik batas (kedagingan),  gurun dan belantara dipenuhi pancarannya. Fakta bahwa keberadaannya sebagai seorang saksi (Allah) tidak bergantung pada  kesaksian-kesaksian, pekerjaan-pekerjaan luar biasa untuk meyakinkan orang lain (bahwa dirinya seorang saksi), perenungan pribadi maupun pengorbanan dirinya. Saat cahaya substansi rohaniah memancar ke depan, ia telah meningkatkan ketidaktergantungan terhadap kemunafikan-kemunafikan. Oleh sebab itu jangan menuntut darinya kesaksian kata-kata dan tindakan, karena melaluinya kedua dunia itu telah bersemi seperti sekuntum mawar. Apakah kesaksian itu?  Membuat pernyataan tentang hal itu, yang mana tersembunyi, apakah itu dengan kata-kata, tindakan-tindakan atau lainnya: Berhubung obyeknya adalah membuat pernyataan mengenai suatu keberadaan yang di dalam dari substansi rohaniah: sifat-sifatnya permanen, meskipun peristiwa-peristiwa ini (misalnya tindakan-tindakan dan kata-kata) berlalu dengan cepat. Tanda emas pada batu ujian tidaklah tertinggal, (tetapi) emas (itu sendiri) masih ada, yaitu kemasyuran yang baik dan ketidak ragu-raguan. Sejajar dengan itu, (semua) doa-doa ritual, perang kudus, dan puasa tidak ada lagi, tetapi semangatnya masih ada di dalam kemasyuran yang baik (selamanya). Roh menghasilkan tindakan dan kata-kata tertentu tentang hal ini (sebagaimana terbukti): hal tersebut menggosok substasinya di atas batu ujian perintah (illahi),

Misalnya dikatakan: “Kepercayaanku sempurna, ini adalah kesaksian itu!”

(Ya), tetapi masih diragukan sebagai pahala atas kesaksian-kesaksian tersebut.

Ketahuilah bahwa kejujuran kesaksian-kesaksian haruslah disahkan: dan makna pengesahaan tersebut adalah sebuah keikhlasan (yang luar biasa), dan Anda bergantung pada hal itu. Pada kasus ‘kesaksian dengan kata-kata’: menyimpan firmanNya (itulah ujiannya), dalam kasus  ‘kesaksian dengan tindakan’: menyimpan perjanjianNya (untuk menyatakan tindakan-tindakan ini). Kesaksian dengan kata-kata ditolak apabila diucapkan dengan tidak benar, dan kesaksian dengan tindakan ditolak apabila tidak berlangsung secara lurus. Anda harus memiliki kata-kata dan tindakan yang pada dirinya tidak saling bertentangan, sesuai dengan yang mungkin Anda temui dengan dukungan yang segera. Usaha-usaha keras anda  terbalik, Anda  berada di dalam pertentangan: Anda menjahit sepanjang hari, dan menangisi (apa yang Anda jahit) nya sepanjang malam. Lalu, siapa yang akan mendengarkan kesaksian yang kontradiktif  pada dirinya, kecuali Dia sendiri (sang Hakim ) dengan rahmani memperlihatkan kesepuhannya yang dahsyat?

Tindakan dan kata-kata merupakan manifestasi pemikiran-pemikiran yang di dalam dan pikiran-pikiran yang tersembunyi: keduanya membuka tabir kerahasiaan. Ketika kesaksianNya telah dibuktikan dengan jujur, hal tersebut diterima: namun demikian itu masih tersimpan di tahanan seperti halnya seorang pesakitan.

Oh orang yang keras kepala, semakin jauh kamu mendebat (terhadap orang-orang kudus), mereka akan menentangmu. Selanjutnya, tetaplah menunggu mereka. Sesungguhnya, mereka sedang menunggumu.