The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Bali Post


Bali Post, Senin Paing, 25 April 2005

Soal Gerakan Separatis RMS Komisi I DPR Minta Yudhoyono Bersikap Tegas

Jakarta (Bali Post) - Komisi I DPR RI meminta Presiden Yudhoyono bersikap tegas terhadap pemimpin dan simpatisan gerakan separatis Republik Maluku Selatan (RMS). Sikap tegas itu harus dilakukan dalam bentuk pengerahan pasukan militer. Selain itu, secara diplomatis di luar negeri, Presiden juga diharapkan tidak ragu-ragu melakukan 'pemberangusan' kekuatan-kekuatan politik RMS di luar negeri, khususnya di Amerika dan Belanda.

Demikian pandangan anggota Komisi I DPR RI Permadi SH di Jakarta, Minggu (24/4) kemarin menanggapi peringatan "kemerdekaan" RMS, setiap tanggal 25 April. Hari ini, misalnya, di daerah Kuda Mati, Ambon, simpatisan RMS pimpinan Alex Manuputty tengah menyiapkan rencana pengibaran bendera RMS dan menyebarkan selebaran. Alex Manuputty sendiri setelah ditangkap polisi kini melarikan diri ke Amerika dan hidup aman di sana tanpa tersentuh hukum Indonesia.

''Pemerintah harus tegas menyikat semua gerakan separatis. Kalau tidak, gerakan separatis akan terus bermunculan dan tetap eksis,'' tegas Permadi berang.

Bagi tokoh nasionalis yang mendeklarasikan diri sebagai penyambung lidah Bung Karno ini, NKRI itu harga mati. Makanya, setiap gerakan separatis harus dibumihanguskan. Tidak diperbolehkan muncul negara dalam negara di republik ini. Makanya, setiap gerakan bersenjata di luar TNI dan Polri, bahkan yang menuntut kemerdekaan, seperti Aceh Merdeka, Papua Mereka, RMS, dan sebagainya harus berhadapan dengan militer. Pemerintah berhak dan berkewajiban mengerahkan kekuatan militer untuk menumpas berbagai gerakan separatis bersenjata tersebut.

Sayangnya, tutur Permadi, Presiden Yudhoyono merupakan contoh pemimpin dari militer yang tidak baik. ''Meski berasal dari militer, Presiden Yudhoyono adalah tentara yang ragu-ragu. Dia selalu ragu dalam menumpas gerakan separatis,'' kata Permadi.

Masalah RMS, kata Permadi, memang kompleks. Isu RMS telah dibelokkan menjadi isu konflik agama. Akibatnya, tentara dan polisi yang diharapkan bisa menumpas habis anggota dan simpatisan RMS justru terlibat konflik. Selain itu, terlibatnya campur tangan pihak-pihak di luar Ambon juga ikut memperparah. Belum lagi kedatangan sejumlah laskar-laskar dari luar Ambon juga turut memperkeruh konflik.

Dijelaskan, pernah muncul ide menarik seluruh anggota polisi dan tentara di Ambon dan menggantinya dengan aparat dari luar Ambon dan tidak menganut agama Islam dan Kristen. Ketika semua pejabatnya diganti dari Bali, justru mereka tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. ''Di sana, mereka minoritas. Tekanan dari kedua kekuatan sangat tinggi sehingga mereka tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik,'' tutur Permadi.

Solusi satu-satunya adalah sikap tegas pemerintah pusat. Jika pemerintah pusat bersikap tegas, diharapkan RMS bisa ditumpas sampai ke akar-akarnya. ''Toh tidak semua orang Kristen menjadi simpatisan RMS,'' katanya.

Komisi I, jelas Permadi, juga telah mengusulkan hal serupa. ''Bersikap tegas kepada seluruh gerakan separatis. Tetapi, faktanya, pemerintah pusat sealu ragu-ragu dalam mengambil keputusan,'' protes dia.

''Presiden tampaknya tidak pernah mendengar saran dari kiri dan kanan. Termasuk dari DPR. Sementara dirinya sendiri terus ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Jadi, mau apa lagi,'' katanya kecewa atas langkah dan kinerja Presiden Yudhoyono selama ini. (kmb7)

© Cophyright Bali Post 2002
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/toelehoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044