detikcom, Jumat, 28/01/2005 11:52 WIB
Semen Langka di Ambon, Pengungsi Resah
Reporter: M Hanafi Holle
detikcom - Ambon, Para pengungsi di beberapa lokasi di Ambon mengeluh.
Pasalnya, rumah yang ingin dibangun terbentur semen. Betapa tidak, sejak dua
minggu ini semen benar-benar menghilang dari pasaran.
"Kami sudah cari ke sana-ke mari, semen tidak ada sama sekali. Hanya ada satu
toko, tapi harga semen sangat tinggi, sekitar Rp 45 ribu per sak. Itu terlalu mahal bagi
kita pengungsi. Padahal biasanya hanya Rp 28 ribu sampai Rp 30 ribu," ujar Abdullah
Soumena (46), pengungsian ruko Batu Merah kota Ambon saat mengerjakan
rumahnya di lokasi Ahuru Kecamatan Sirimau.
Hal senada disampaikan Arman Sanaky (39), pengungsi asal Karang Panjang, yang
saat ini tengah membangun rumahnya di lokasi yang sama. "Saya sudah beberapa
hari ini menunggu dan selalu mengecek jika semen sudah ada di toko-toko. Tapi
hingga siang ini, saya cek toko-toko, tapi belum ada. Ada satu toko di AY Patty, tapi
katanya semen itu mau dikirim ke Seram Barat. Kondisi ini sudah satu bulan
berjalan," ujar Arman kecewa.
Pantauan detikcom di beberapa toko penjual semen, tidak ditemukan satu sak pun
semen yang dijual. "Sudah sebulan kita tidak menjual semen, stok sudah habis ejak
dua minggu lalu," ungkap Herman, pemilik toko tanpa papan nama di Jl AY Patty
Ambon.
Hal yang sama disampaikan pemilik toko HR, Hj Ratna, di Jl Slamet Riyadi. "Di toko
kami juga semen selama hampir tiga minggu tidak ada. Kami juga sering cek di
Pelabuhan Yos Sudarso, tapi katanya belum masuk," ujar Hj Ratna.
Menyikapi kelangkaan semen dan keluhan masyarakat, DPRD Maluku meminta
pihak Disperindag untuk segera mengendalikan harga semen. "Lonjakan harga semen
yang begitu tinggi telah meresahkan masyarakat di Ambon, terutama pengungsi," ujar
Ketua Komisi B DPRD Maluku, M Saleh Wattiheluw kepada detikcom, Jumat
(28/1/2005) di Balai Rakyat Karang Panjang, Jl Ina Tuny Ambon.
Disperindag saat dikonfirmasi mengatakan, beberap waktu lalu telah melakukan
koordinasi dengan pihak PT Semen Tonasa. Namun produk Tonasa menghilang
karena kapal konteiner miliknya rusak. "Makanya sejak sebulan ini jenis semen
Tonasa ludes. Hal ini juga telah kami sampaikan ke pusat dan Pemda Maluku," ujar
M Amin, Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri dan Meteorologi.
Menyinggung soal harga, Amin mengaku sudah membicarakan hal ini dengan pihak
kepolisian dan tim pengawasan untuk melakukan operasi pasar. "Kami juga mencari
pelaku-pelaku yang secara sengaja mempermainkan harga semen dalam kondisi
seperti ini," kata dia.
Kendati demikian, lanjut Amin, pihaknya saat ini sedang mengusahakan agar dalam
bulan Februari ini akan dikirim semen sebanyak 7.000 tondari Surabaya. (nrl)
© 2005 detikcom, All Rights Reserved.
|