JAWA POS, Minggu, 02 Jan 2005
FPI Bubarkan Konser Tahun Baru
PEKALONGAN - Suasana pergantian tahun di Kota Pekalongan berlangsung tanpa
hiburan. Yang tampak hanya beberapa kelompok warga menggalang dana untuk
Aceh di jalan-jalan utama. Padahal, siang harinya (Jumat siang), berbagai acara
menyambut Tahun Baru telah dipersiapkan.
Namun, acara itu ditolak Front Pembela Islam (FPI) Pekalongan dan elemen
masyarakat lain. Ormas itu sempat mendatangi markas Polresta Pekalongan dan
meminta kapolresta dan panitia penyelenggara acara membatalkan pesta perayaan
Tahun Baru.
Ketua FPI Pekalongan Abu Ayyash mengatakan, tidak selayaknya ada hiburan di
tengah kondisi bangsa yang sedang berkabung. "Kami meminta, apa pun bentuknya,
acara Malam Tahun Baru harus digagalkan," katanya.
Menanggapi itu, pihak panitia menawarkan format penggalangan dana untuk Aceh
dan doa bersama. Namun, FPI bergeming. "Silakan kalau tetap mau menggelar
acara. Yang jelas, massa kita siap melakukan sweeping. Polresta akan jadi wasit,"
tandas Abu. Akhirnya, acara Djarum Super Night Party to 2005 yang telah 100 persen
siap itu diurungkan.
Di Purwokerto, malam pergantian tahun dimanfaatkan sejumlah mahasiswa untuk
menggelar renungan malam dengan menyalakan seribu lilin sebagai tanda duka atas
korban di Aceh dan Sumut. Renungan yang digelar hanya beberapa menit menjelang
pergatian tahun itu juga diikuti 100-an orang. "Di tengah acara meriah dengan
berbagai pesta, kami ingin memasuki tahun baru dengan renungan malam dan lilin
sebagi simbol keheningan," ujar Widodo, koordinator aksi.
Pukul 23.30, mahasiswa merapat menghadap ke jalan tepat di depan patung Jenderal
Sudirman di depan kampus Unsoed. Bersama warga yang lewat di sana, mereka
bersama-sama menyalakan lilin. Menjelang detik-detik pergantian tahun, semua
mengheningkan cipta dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri. (rud)
© 2003, 2004 Jawa Pos dotcom.
|