The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

JAWA POS


JAWA POS, Kamis, 06 Jan 2005

DPR Minta MUI Keluarkan Fatwa

Soal Adopsi Anak Korban Gelombang Tsunami

JAKARTA - Pesan singkat (SMS) berbau SARA menyangkut adopsi anak korban tsunami sampai juga di kalangan anggota DPR. Para wakil rakyat merasa sedih adanya isu tak bertanggung jawab itu karena bisa memperkeruh keadaan.

"Agar tidak makin luas, kami meminta MUI segera mengeluarkan fatwa untuk menjadi pegangan bagi masyarakat dan pemerintah," ujar Wakil Ketua Fraksi PAN DPR Zulkifli Hasan kepada pers di Jakarta kemarin.

Sudah tiga hari ini dia mengaku mendapat SMS yang bisa mengarah pada persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Salah satu SMS itu, antara lain, menyebutkan ada 100 anak yatim piatu dari Aceh yang diasuh sebuah yayasan agama tertentu di Jakarta. "Ternyata para anggota lain DPR juga menerima SMS serupa," tegasnya.

Supaya tidak menimbulkan benturan sosial di tengah masyarakat, Zulkifli meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas Islam segera bersidang untuk mengeluarkan fatwa. Fatwa itu penting karena akan menjadi rujukan bagi semua pihak. "MUI harus cepat tanggap. Ini masalah keharmonisan hubungan antarpemeluk agama," tegasnya.

Setelah ada kejelasan fatwa dari MUI, langkah berikut adalah penanganan anak-anak korban tsunami itu. Caranya, mereka bisa diasuh oleh rumah singgah yang didirikan ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU. "Jaringan sekolah-sekolah Muhammadiyah bisa menampung anak-anak korban tsunami itu," jelasnya.

Menurut anggota Komisi VI DPR itu, pemerintah tidak cukup hanya dengan melarang mengadopsi anak-anak Aceh. Namun, yang lebih penting adalah penanganan secara berkelanjutan mengenai masa depan anak yatim piatu korban tsunami tersebut. "Sampai saat ini pemerintah belum mengajukan proposal model apa yang akan diajukan untuk menampung anak-anak korban tsunami," tandasnya.

Soal anggaran, DPR meminta pemerintah menggunakan anggaran darurat, yang pada APBN lalu nilainya Rp 400 miliar. "Karena telah dipakai untuk korban Alor dan Nabire, nilainya mungkin tinggal Rp 200 miliar. Dana itu bisa dipakai segera oleh pemerintah untuk yang sifatnya emergency, seperti penanganan anak-anak korban tsunami," jelas Zulkifli yang juga anggota Panitia Anggaran (Panggar) DPR. (adb)

© 2003, 2004 Jawa Pos dotcom.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/toelehoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044