KOMPAS, Selasa, 05 April 2005
Polisi Sebarkan Sketsa Wajah Pelaku Pelemparan Granat
Batumerah
AMBON, Kompas - Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease menyebar
sketsa wajah orang yang diduga sebagai pelaku pelemparan granat di Ongkoliong
Batumerah pada 21 Maret 2005 lalu. Pelaku pelemparan granat-yang mengakibatkan
19 orang terluka - itu diyakini masih berada di Ambon. Polisi menjamin kerahasiaan
dan keamanan pelapor yang mengetahui keberadaan pelaku.
Kepala Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKBP Leonidas Braksan di
Ambon, Senin (4/4) mengatakan, sketsa pelaku tersebut berhasil dibuat berdasarkan
informasi dan penggambaran dari sejumlah saksi kunci-yang ditemukan lewat
penyelidikan oleh Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Maluku.
Pada 21 Maret 2005 sekitar pukul 21.30, sebuah sepeda motor yang dikendarai dua
orang berboncengan, membuntuti sebuah angkutan umum jurusan Ambon-Passo.
Sesampai di daerah Ongkoliong, Batumerah, orang yang membonceng sepeda motor
turun dan melemparkan sebuah granat tangan ke dalam angkutan umum. Namun
granat segera ditendang keluar oleh penumpang angkutan umum. Granat lalu
meledak didekat pos keamanan di Ongkoling, dan melukai lima orang di pos tersebut.
Karena gagal, pengendara sepeda motor tanpa pembonceng, langsung melaju ke
arah Tantui, mendahului angkutan umum tersebut. Sepanjang jalan itu, pengendara
sepeda motor itu memprovokasi massa dengan mengatakan, granat yang meledak
berasal dari angkutan umum itu. Masyarakat lalu menyerang angkutan umum
sehingga melukai 14 penumpangnya. "Pengemudi sepeda motor inilah yang wajahnya
kami kenali," kata Braksan.
Ciri-ciri fisik fisik pengemudi sepeda motor itu antara lain bertinggi badan sekitar 170
sentimeter, kulit sawo matang, leher dan bahu padat, serta badan berotot. Wajahnya
bukan tipe wajah orang Ambon. Pelaku bermata bundar dengan biji mata menonjol
keluar, hidung mancung, mulut tidak lebar, bibir penuh, dan muka gemuk. Potongan
rambut agak bergelombang dengan belahan di kiri. Dari bicaranya, diketahui
pengemudi sepeda motor menggunakan bahasa Ambon-namun tidak terlalu fasih.
Braksan mengakui, dari sekitar dua hingga empat orang yang dicurigai sebagai
pelaku, baru satu orang yang berhasil diidentifikasi. Ini karena kebanyakan saksi
hanya melihat sekilas pelaku. Selain itu, pola teror yang dilakukan para pelaku juga
cukup rumit sehingga perlu analisis mendalam dan uji kesaksian dengan para saksi
lainnya.
Sketsa wajah tersebut, lanjut Braksan, akan disebar ke seluruh Ambon. Sketsa
belum akan disebar keluar daerah karena pelaku dicurigai masih berada di Ambon.
Penyampaian informasi oleh masyarakat dapat dilakukan melalui Polda Maluku
maupun Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease. “Polisi menjamin kerahasiaan
identitas pelapor dan keamanan diri mereka," kata Braksan. (MZW)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|