The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Jumat, 08 April 2005

Seluruh Daerah di Maluku Endemis Malaria

Ambon, Kompas - Kondisi geografis Maluku yang sebagian besar merupakan daerah pesisir dan banyaknya daerah rawa menyebabkan seluruh daerah di Maluku menjadi daerah endemis atau penyebaran penyakit malaria. Hampir setiap tahun terjadi kejadian luar biasa malaria di sejumlah daerah.

Dengan keterbatasan fasilitas kesehatan dan sarana transportasi ke daerah-daerah yang dilanda bencana, upaya membebaskan Maluku dari malaria belum mungkin dilakukan.

Kepala Subdinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Justini Pawa di Ambon, Kamis (7/4), mengatakan, sebagian besar daerah di Maluku masuk kategori endemis malaria tinggi, yaitu daerah dengan angka temuan kasus malaria mencapai lebih dari 57 kasus per 1.000 jiwa setiap tahunnya. Daerah itu mencakup hampir seluruh Pulau Seram, Pulau Buru, serta pulau-pulau di Kabupaten Maluku Tenggara dan Maluku Tenggara Barat.

Daerah yang termasuk endemis malaria menengah terdiri atas daerah di Pulau Ambon yang masuk Kabupaten Maluku Tengah serta Kepulauan Aru. Selain itu, ibu kota kabupaten daerah-daerah yang termasuk endemis tinggi seperti Namlea (Buru), Masohi (Maluku Tengah), dan Tual (Maluku Tenggara) juga termasuk daerah endemis menengah. Di daerah ini temuan kasus malaria antara 25-57 kasus per 1.000 jiwa setiap tahun.

Dari seluruh daerah di Maluku, hanya Kota Ambon yang tingkat endemisnya rendah, yaitu kurang dari 25 kasus per 1.000 jiwa setiap tahunnya. "Sejak tahun 1960 sebenarnya telah dilakukan upaya intensif untuk pemberantasan malaria di Maluku. Namun, setelah konflik kasus malaria kembali muncul," kata Pawa.

Sejak konflik berkecamuk di Maluku tahun 1999, setiap tahun terjadi kejadian luar biasa (KLB) malaria. Peningkatan kasus penularan malaria mulai meningkat sejak tahun 2000 dengan lokasi kejadian yang berpindah-pindah, seperti Tepa di Maluku Tenggara Barat (2002), Elat di Maluku Tenggara (2003), Air Buaya di Buru dan Piru di Seram Bagian Barat (2004), serta Gorom di Seram Bagian Timur (2005).

Di Kota Ambon sendiri, lanjut Pawa, pembangunan Ambon yang pesat pada tahun 1970-an membuat daerah perindukan nyamuk, seperti di Laha, berpindah keluar daerah. Namun, sejak terjadi konflik daerah-daerah perindukan nyamuk Anopheles kembali muncul di Ambon.

Malaria termasuk dalam kelompok lima penyakit yang banyak terjadi di Maluku, selain infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare, TB, dan reumatik.

Resistensi obat

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Maluku Rukiah Marasabessy menyatakan, masih banyaknya kasus penyakit malaria disebabkan banyak warga yang mengalami resistensi terhadap obat-obatan malaria. Kondisi ini muncul akibat penyakit malaria sudah dianggap penyakit biasa sehingga saat seseorang menderita panas dingin langsung diberi obat malaria yang banyak dijual bebas di warung dan apotek. (MZW)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/toelehoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044