KOMPAS, Rabu, 12 Januari 2005
Kecelakaan Heli di Wetar, Muspida Maluku Selamat
Kupang, Kompas - Helikopter jenis Bell 412 HP milik Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Darat, yang membawa Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan
rombongan, mengalami kecelakaan saat lepas landas di Ilwaki, Kecamatan Pulau
Wetar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Selasa (11/1) siang. Bagian ekor dan
baling-baling belakang heli patah setelah membentur rumah penduduk, tetapi tujuh
penumpang dan empat awak selamat.
Selain gubernur, di dalam heli naas itu juga terdapat Panglima Komando Daerah
Militer (Kodam) XVI/Pattimura Mayor Jenderal Syarifudin Sumah, Kepala Kepolisian
Daerah Maluku Brigadir Jenderal (Pol) Adityawarman, Komandan Pangkalan Utama
TNI Angkatan Laut Wilayah Maluku-Maluku Utara Laksamana Pertama Bambang S,
Bupati Maluku Tenggara Barat Darma Oratmangun, Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku
Masyhudi Ridwan, dan Indra Hassan, seorang wiraswasta.
Demikian keterangan yang diperoleh dari berbagai pihak terkait di Kupang, Nusa
Tenggara Timur (NTT), kemarin. Mereka adalah Komandan Pangkalan Udara (Lanud)
El Tari Kupang Letnan Kolonel (Pnb) Lalu Amdaniq, Kepala Staf Komando Resor
Militer (Korem) 161/Wirasakti Kupang Letkol (Inf) Widagdo Adiwijoyo, dan Kepala Biro
Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Provinsi NTT Umbu Saga Anakaka.
Sekretaris Daerah Maluku Said Assagaf yang melakukan komunikasi radio dengan
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu setelah peristiwa itu mengatakan, seluruh
penumpang dan awak helikopter selamat, tidak ada yang cedera.
Helikopter itu berada di bawah kendali operasi Kodam IX/Udayana dan ditempatkan
khusus untuk pengamanan perbatasan di Korem 161/Wirasakti Kupang. Selasa
kemarin sekitar pukul 07.00, heli itu lepas landas dari Bandara El Tari untuk
membawa rombongan Musyawarah Pimpinan Daerah Maluku ke Ilwaki, Pulau Wetar.
Ketiga pejabat tadi secara terpisah menjelaskan, ketika hendak lepas landas di salah
satu lapangan di Ilwaki, Wetar, pukul 11.45, tiba-tiba ekor dan baling-baling helikopter
membentur bangunan rumah penduduk. Akibatnya, baling-baling dan ekor pesawat itu
patah sehingga heli jatuh. Rombongan Gubernur Maluku yang terdiri dari tujuh orang
itu selamat, demikian juga keempat awak heli.
Menurut Widagdo, helikopter itu tidak serta-merta jatuh ke tanah. Heli tersebut
memiliki otorotasi atau gleiding sehingga ada kesempatan untuk berputar-putar
dahulu dan kemudian jatuh secara perlahan-lahan. Persoalan baru muncul jika heli
sudah terbang di ketinggian jauh di atas bangunan.
Baik Widagdo maupun Amdaniq mengatakan, saat heli itu akan berangkat tidak ada
gangguan teknis apa pun dan pesawat dalam kondisi laik terbang. Keduanya tidak
bisa berbicara lebih jauh karena belum melihat kondisi di Wetar, misalnya seperti apa
luas lapangan dan helipadnya.
Singgah di Atambua
Di tempat lain, Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT Umbu Saga
Anakaka menjelaskan, heli yang dipakai rombongan Gubernur Maluku itu sebelum
tiba di Wetar sempat singgah di Atambua dan Kalabahi untuk mengisi avtur.
Rencananya, dari Ilwaki (Wetar) rombongan mengunjungi penduduk di Pulau Lirang
yang berbatasan dengan Timor Timur.
Peristiwa naas itu terjadi sesaat setelah lepas landas hendak menuju Pulau Lirang.
Dalam jadwal, setelah dari Lirang, rombongan kembali ke Kupang dengan singgah di
Kalabahi dan Atambua, selanjutnya Rabu ini akan kembali ke Ambon melalui
Denpasar.
Akibat kejadian tadi, demikian Umbu Saga, setelah Gubernur NTT Piet Alexander
Tallo menghubungi Sekretaris Provinsi Maluku, diputuskan Pemprov Maluku dan
instansi terkait di Maluku akan mengevakuasi para pejabat itu dengan kapal cepat
milik TNI Angkatan Laut.
"Kapal itu rencananya tiba di Wetar Selasa malam, seterusnya rombongan diangkut
ke Kisar. Dari Kisar akan ada pesawat khusus yang mengevakuasi mereka ke
Ambon. Dan yang patut kita syukuri, semua, termasuk awak pesawat, selamat," kata
Umbu Saga. (CAL/MZW)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|