The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Selasa, 15 Februari 2005

Kepala Polda Maluku: Isu Berasal dari Kompleks Pengungsi

Ambon, Kompas - Berbagai isu meresahkan yang berkembang di masyarakat Maluku menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Maluku Selatan, 25 April mendatang, diyakini polisi berasal dari kompleks pengungsi yang ada di dalam Kota Ambon. Penyebaran isu dilakukan sebagai langkah penolakan terhadap rencana pemulangan pengungsi dan penertiban tempat-tempat yang dijadikan lokasi pengungsian oleh masyarakat.

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Maluku Brigadir Jenderal (Pol) Adityawarman di Ambon, Senin (14/2), mengatakan, isi isu yang beredar di masyarakat itu tergantung dari kepentingan pihak-pihak yang membuatnya. Isu tersebut diyakini berasal dari sejumlah kompleks pengungsian di dalam Kota Ambon, di antaranya dari Kompleks Rumah Toko Batumerah.

"Isu itu mereka keluarkan karena takut dipindahkan dari kompleks pertokoan berkaitan dengan penertiban dari pemerintah kota," kata Adityawarman.

Adityawarman mengatakan, isu tersebut menimbulkan kekhawatiran di masyarakat akan kemungkinan pecahnya lagi kerusuhan menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Maluku Selatan (RMS), 25 April. Kepala Polda Maluku mengingatkan agar para penghuni kompleks pengungsian tidak mencoba-coba mengancam pemerintah, apalagi mereka bukan termasuk kategori pengungsi yang berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Masih 18.165 keluarga

Selama ini banyak lokasi pertokoan di Ambon yang hancur dan terbakar akibat konflik enam tahun silam masih dalam keadaan terbengkalai. Pertokoan itu dihuni oleh masyarakat, baik yang dikategorikan sebagai pengungsi dan berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah maupun yang tidak termasuk kategori pengungsi. Mereka tidak hanya menghuni kompleks pertokoan, tetapi juga menghuni kompleks perumahan yang ditinggalkan pemiliknya.

Kini, saat para pemilik toko dan rumah akan kembali menggunakan toko dan rumah mereka, para penghuni enggan mengosongkannya. Penolakan seperti itu di antaranya muncul di lokasi pengungsian Rumahtiga dan sejumlah ruko di dalam Kota Ambon.

Akhir pekan lalu Adityawarman juga menyatakan, saat ini di masyarakat banyak dilempar isu untuk memancing kesalahpahaman dan membenturkan komunitas masyarakat yang selama ini saling curiga. Isu itu dilemparkan berkaitan dengan adanya upaya pemerintah untuk mengembalikan pengungsi ke tempat asalnya.

Data Pemerintah Provinsi Maluku menunjukkan, jumlah pengungsi yang belum tertangani hingga sekarang tercatat 18.165 keluarga. Jumlah pengungsi terbesar berada di Kota Ambon yang mencapai 5.541 keluarga (30,5 persen).

Untuk mengantisipasi berkembangnya isu-isu yang meresahkan masyarakat itu, kata Aditywarman, Polda Maluku mengeluarkan maklumat agar tidak menyebarkan bendera dan lambang RMS serta penarikan senjata yang ada di masyarakat dan aparat TNI-Polri yang tidak berhak memilikinya.

Meskipun demikian, Kepala Polda Maluku menyatakan, penambahan aparat keamanan belum akan dilakukan karena jumlah personel yang ada saat ini dirasa masih mencukupi. (MZW)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/toelehoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044