KOMPAS, Sabtu, 19 Februari 2005
Wisatawan Asing Datang, Bendera RMS Dikibarkan
Ambon, Kompas - Seiring kedatangan 429 wisatawan asing asal Jerman ke Pulau
Ambon, bendera Bintang Raja yang menjadi lambang gerakan separatis Republik
Maluku Selatan (RMS) dikibarkan di dua tempat berbeda. Pengibaran bendera
tersebut sempat mencuri perhatian sebagian kecil wisatawan.
Sementara Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease langsung
melakukan penyisiran di tempat-tempat yang diduga menjadi lokasi penaikan bendera
tersebut. Penaikan bendera Bintang Raja tersebut terlihat dari arah perbukitan di
daerah Farmasi, Kelurahan Kudamati, Nusaniwe Ambon, Jumat (18/2) pagi.
Para wisatawan asal Jerman itu tiba di Pelabuhan Ambon dengan menggunakan
Kapal Pesiar Columbus. Meskipun demikian, penaikan bendera RMS tersebut tidak
mengganggu kegiatan para wisatawan yang turun dari kapal untuk mengunjungi
beberapa obyek wisata di Pulau Ambon.
Bendera yang memiliki warna biru, putih, hijau, dan merah tersebut dinaikkan dengan
menggunakan balon udara sebanyak dua kali. Penaikan pertama dilakukan selama
kurang lebih 30 menit. Bendera kemudian diturunkan dan dinaikkan lagi. Ukuran
bendera itu cukup besar karena dapat dilihat dengan jelas dari Pelabuhan Ambon
yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi penaikan bendera yang berada di daerah
perbukitan itu.
Kepala Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Besar
Leonidas Braksan mengatakan, penaikan bendera Bintang Raja juga terjadi di Desa
Hative Kecil, Sirimau, Ambon. Bendera dinaikkan dengan cara dikibarkan di atas
pohon. Bendera Bintang Raja itu saat ini dibawa ke Markas Komando Rayon Militer
Teluk Ambon Baguala.
Braksan menilai penaikan bendera tersebut dilakukan untuk menciptakan opini
masyarakat internasional dengan memanfaatkan momentum kedatangan wisatawan
asing ke Ambon. Penaikan bendera RMS kemungkinan juga dimaksudkan untuk
meningkatkan gangguan keamanan yang mulai meningkat akhir-akhir ini menjelang
hari ulang tahun RMS pada 25 April mendatang.(MZW)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|