KOMPAS, Senin, 24 Januari 2005, 05:12 WIB
Ribuan Warga Palu Panik dan Mengungsi ke Gunung
Palu, Senin
Menyusul gempa tektonik kuat yang mengguncang lebih 10 menit pada Senin (24/1)
pukul 04:00 Wita, puluhan ribu warga Kota Palu panik dan berlarian mengungsi ke
daerah pegunungan karena khawatir terjadi badai tsunami.
Terlihat ribuan kendaraan bermotor roda empat dan roda dua memadati jalan-jalan di
ibukota Provinsi Sulawesi Tengah itu dengan mengangkut penghuni rumah untuk
mengungsi ke kelurahan dan desa yang berada di ketinggian.
Arus pengungsi itu terlihat banyak menuju ke kelurahan Kawatuna, Lasoani, dan
Bandara Mutiara di wilayah kecamatan Palu Timur; kelurahan Duyu dan Silae di Palu
Barat, serta ke sejumlah desa pegunungan yang berada di wilayah Kabupaten
Donggala tapi berada di pinggiran Kota Palu.
Mereka yang mengungsi ini umumnya tinggal di kawasan pemukiman penduduk
sekitar pantai Teluk Palu, termasuk penduduk dalam pusat kota sendiri.
"Rumah-rumah di sini sudah kosong ditinggal penghuninya," tutur Adi, warga di Jln
Juanda yang rumahnya terletak sekitar tiga kilometer dari pantai Teluk Palu.
Kepanikan juga terlihat di RSUD Anutaputa, RSUD Undata, RSU, dan RSU Bala
Keselataman, dan RSU Budi Agung. Banyak pasien di lima rumah sakit ini diangkut
keluarganya mengungsi ke tempat ketinggian dengan menggunakan kendaraan
bermotor.
Kepanikan serupa terjadi di Hotel Palu Golden yang berada di bibir Teluk Palu, di
mana sebagian besar penghuni hotel berbintang empat dan berlantai tiga itu berlarian
keluar ke pelataran pakir dan mencari kendaraan untuk mengungsi ke daerah
ketinggian.
Sementara itu, Kapolda Sulteng Brigjen Pol Drs Aryanto Sutadi MSc beberapa saat
setelah terjadi gempa utama sekitar pukul 04:08 Wita dilaporkan bergegas di Bandara
Mutiara Palu dan langsung menggunakan helikopter patroli memantau situasi Kota
Palu dan sekitarnya, termasuk kondisi air laut di Teluk Palu.
Kota Palu dan sebagian besar wilayah Provinsi Sulteng kurun 10 tahun terakhir
beberapa kali diguncang gempa kuat, terbesar terjadi pada 1 Januari 1996 dengan
kekuatan 7,4 pada Skala Richter.
Gempa yang terjadi delapan tahun lalu dan berpusat di Selat Makassar itu
mengakibatkan sembilan orang tewas serta belasan desa yang berada di bibir pantai
barat Kabupaten Donggala dan Tolitoli porak-poranda disapu gelombang pasang
(tsunami). (Ant/Glo)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|