KOMPAS, Selasa, 26 April 2005
Sejumlah Bendera RMS Dikibarkan
Ambon, Kompas - Pada Hari Ulang Tahun Ke-55 Republik Maluku Selatan, Senin
(25/4), sejumlah simpatisan gerakan separatis tersebut mengibarkan bendera Benang
Raja secara diam-diam. Bendera RMS itu umumnya diketahui aparat atau warga
masyarakat sudah berkibar di tempat-tempat tertentu. Kondisi keamanan di Passo,
Kota Ambon, sempat tegang pascapenurunan bendera RMS yang dilakukan oleh
aparat keamanan.
Menurut Kepala Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Besar
Leonidas Braksan di Ambon, Senin, berdasarkan laporan resmi dari petugas yang
berada di lapangan diketahui bahwa pengibaran bendera Benang Raja itu dilakukan di
tiga lokasi, yaitu Passo, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon, sebanyak
dua buah, di Pegunungan Liliboy, Leihitu, Maluku Tengah, sebanyak satu buah, dan
sebuah bendera lagi ditemukan di Gunung Nona, Nusaniwe, Kota Ambon. Khusus
untuk pengibaran bendera di Liliboy sudah diketahui tersangkanya.
Sementara itu, informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber menunjukkan
penemuan bendera Benang Raja juga terjadi di Talagaraja, Mangga Dua dan Air Putri,
Wainitu, Kota Ambon, masing-masing satu lembar dan empat lembar di Aboru, Pulau
Haruku.
Menurut Braksan, penemuan bendera di Talagaraja, Air Putri, dan Aboru itu belum
jelas sumber informasinya. Berdasarkan pengecekan yang dilakukannya kepada
aparat keamanan yang bertugas di daerah tersebut, mereka mengaku tidak pernah
menurunkan bendera RMS. Kepala polsek setempat juga melaporkan bahwa di
daerah tersebut tidak terjadi pengibaran bendera RMS.
Sejak dini hari hingga siang hari kasus yang menonjol adalah ditemukannya sebuah
kantong plastik yang mencurigakan di daerah Halong. Di dalam kantong plastik
berwarna merah itu terdapat sebuah kaleng biskuit. Semula warga menduga kaleng
itu berisi bom. Namun, dari hasil pemeriksaan Tim Penjinak Bahan Peledak Polda
Maluku dipastikan bahwa kaleng tersebut hanya berisi potongan kayu. "Kondisi Kota
Ambon aman. Masyarakat beraktivitas seperti biasa, walaupun agak sepi," kata
Braksan. Kondisi serupa juga terjadi di Pulau Haruku, Saparua, dan Nusa Laut.
Senin sore, kepolisian kembali menangkap sejumlah simpatisan gerakan RMS.
Menurut Braksan, sebanyak enam warga Gunung Nona ditangkap karena ditemukan
adanya sejumlah simbol dan atribut dari RMS. Polisi juga menemukan amunisi
senjata organik dari jenis SS1. Keenam tersangka tersebut, lanjut Braksan, selain
dikenai tuduhan terkait gerakan separatis RMS, juga akan dikenai sanksi atas
kepemilikan senjata api secara ilegal.
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengatakan, pengibaran bendera Benang
Raja yang terjadi di sejumlah daerah tidak dapat dihindari. Hal ini mengingat kondisi
geografis wilayah Pulau Ambon yang luas dan bergunung-gunung. Meskipun
demikian, Ralahalu berharap aparat keamanan yang bertugas secara profesional itu
dapat mencari pelakunya. (MZW)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|