The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Sabtu, 26 Februari 2005

Ambon Siapkan Penembak Jitu

Ambon, Kompas - Untuk mengantisipasi terulangnya kerusuhan yang bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Republik Maluku Selatan pada 25 April, polisi telah menyiapkan sejumlah penembak jitu. Para penembak ini ditempatkan di sejumlah lokasi di Kota Ambon yang dinilai rawan.

Hal itu dikatan Kepala Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Besar Leonidas Braksan di Ambon, Jumat (25/2). Belajar dari pengalaman kerusuhan 25 April 2004, saat ini sejumlah anggota Brigade Mobil yang diperbantukan di Maluku telah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaannya. Mereka diminta untuk berlatih kembali dan meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan saat konflik terjadi.

Dalam kondisi kisruh tersebut, biasanya muncul para penembak gelap yang berasal dari sejumlah tempat, baik dari gedung maupun pohon. Untuk itu, saat ini sejumlah tim antipenembak gelap telah disiapkan di sejumlah tempat.

Mereka dipersiapkan untuk menghadapi berbagai serangan, baik dari arah pegunungan, laut maupun dari dalam kota pada siang dan malam hari. "Kami tidak ingin kejadian 25 April lalu terulang," kata Braksan.

Jumlah penempak jitu yang ditempatkan di suatu lokasi bergantung pada besarnya ancaman yang ada. Penembak jitu tersebut diletakkan di sejumlah daerah rawan di Ambon, yaitu daerah-daerah perbatasan antara dua komunitas masyarakat, seperti Mardika, Talake, Tugu Trikora, dan Pohon Puli.

Dari pemantauan di sebuah lokasi di Ambon diketahui, para penembak jitu tersebut dilengkapi dengan senjata jenis SPR 1 Sniper kaliber 7,62 milimeter yang memiliki jangkauan tembak maksimum 6 kilometer dan jangkauan tembak efektif 1,2 kilometer. Senjata lain yang digunakan adalah SIG Sniper kaliber 5,56 milimeter dengan jarak tembak maksimum 1 kilometer dan jarak tembak efektif 500-600 meter.

Satu unit tim antipenembak gelap terdiri atas satu penembak, satu pencari sasaran, dan satu tim pendobrak yang akan melindungi penembak dan pencari sasaran. saat terjadi serangan dari jarak dekat. Tim pendobrak dilengkapi dengan senjata jenis AK 47.

Kewaspadaan dengan peningkatan kemampuan aparat itu, kata Braksan, dilakukan karena aparat keamanan sudah merasakan adanya peningkatan gangguan keamanan yang meresahkan masyarakat. Sejumlah pola untuk memancing kerusuhan menjelang 25 April 2004 masih digunakan untuk mengacaukan situasi menjelang HUT Republik Maluku Selatan yang ke-55 tahun ini.

Meskipun demikian, belum akan dilakukan penambahan jumlah aparat keamanan. Besarnya jumlah aparat keamanan juga tidak menjamin tidak akan terulangnya kerusuhan. Tidak terjadinya kerusuhan sangat bergantung pada kesadaran masyarakat sendiri untuk tidak mau lagi terlibat konflik dan hidup normal seperti masyarakat di daerah lain.

Masyarakat Ambon sangat mengharapkan kerusuhan seperti 25 April 2004 tidak terulang kembali. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah isu dan kejadian yang mengadu domba antara dua komunitas masyarakat tidak ditanggapi secara berlebihan. (MZW)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/toelehoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044