The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Jumat, 29 April 2005

Semalam Dua Ledakan Bom Guncang Poso

Makassar, Kompas - Hanya berselang dua jam, Kamis (28/4) malam, dua bom mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Bom pertama meledak di Kantor Pusat Rekonsiliasi Konflik dan Perdamaian Poso sekitar pukul 20.00 Wita, sedangkan bom kedua meledak di Kantor Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil sekitar pukul 22.00. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, kecuali kerusakan di beberapa bagian bangunan.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal (Pol) Aryanto Sutadi semalam mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara diketahui bahwa bom diletakkan di dekat parit di depan Kantor Pusat Rekonsiliasi Konflik dan Perdamaian Poso (PRKP). Bahan baku bom belum diketahui, tetapi dirakit di dalam satu kaleng minuman ringan. Sampai semalam polisi belum dapat mengidentifikasi pelaku peledakan tersebut.

Direktur PRKP Darwis Waru, yang saat bom meledak berada di lokasi kejadian, mengatakan, bom meledak di depan pintu Kantor PRKP. Jarak bom dengan pintu kantor itu lebih kurang lima meter. Ledakan terdengar sangat keras dan menimbulkan getaran luar biasa. Akibatnya, kaca-kaca di kantor PRKP pecah.

"Masyarakat langsung berhamburan ke luar ketika mendengar ledakan," kata Darwis. "Meski termasuk low explosive, tetapi ledakannya terdengar cukup keras. Bahkan, dari rumah saya yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian suaranya masih terdengar keras. Kalau bom kedua, malah lebih dekat lagi," kata Komandan Kodim 1307 Poso Letnan Kolonel Ray Gunawan.

Kantor PRKP yang terletak di Jalan Brigjen Katamso Nomor 13, Poso, itu hanya berjarak sekitar 150 meter dari Rumah Dinas Kepala Kepolisian Resor (Polres) Poso. Setelah ledakan sejumlah aparat dari Polres Poso langsung menuju ke tempat kejadian. Empat aktivis PRKP dipanggil ke Markas Polres Poso untuk dimintai keterangan.

Bom kedua

Dua jam kemudian, di saat polisi masih meminta keterangan empat aktivis PRKP, ledakan terjadi di Kantor Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) yang terletak di Jalan Monginsidi, sekitar pukul 22.00. Direktur LPMS Iskandar Lamuka menceritakan, ledakan terjadi pada saat aktivis LPMS sedang membicarakan ledakan bom di Kantor PRKP. Di tengah perbincangan itu bom tiba-tiba meledak di dekat mereka. "Saya sampai tidak bisa menjelaskan bagaimana terkejutnya kami mendengar suara ledakan yang sangat keras itu. Getaran akibat ledakan pun sangat terasa," kata Iskandar menjelaskan.

Akibat ledakan tersebut, Kantor LPMS Poso mengalami kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan kerusakan di Kantor PRKP. Menurut Iskandar, kaca-kaca kantor itu pecah, plafon tripleksnya ambrol, dan pintu bagian depan kantor hampir jebol.

Darwis dan Iskandar sangat yakin kedua ledakan itu merupakan teror terhadap para aktivis yang selama ini kerap menuntut pengungkapan kasus korupsi dana kemanusiaan Poso (KDKP). PRKP dan LPMS adalah LSM yang kerap melakukan unjuk rasa menuntut aparat kepolisian, DPRD Poso, dan berbagai pihak agar segera mengungkapkan kasus KDKP. Hal senada dikatakan Direktur Yayasan Tanah Merdeka Arianto Sangaji. Menurut dia, kedua bom tersebut dapat dipastikan untuk membungkam mulut warga yang menuntut pengungkapan kasus KDKP yang nilainya diperkirakan puluhan miliar rupiah.

Sebelumnya Iskandar Lamuka, Darwis, dan sejumlah aktivis lainnya beberapa kali menerima teror dari sekelompok orang. Terakhir, pada 14 dan 15 April sejumlah aktivis LSM mendapat teror, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teror yang dilakukan saat itu diduga berkaitan dengan unjuk rasa yang dilakukan pada 13 April di DPRD Poso. Aksi itu dipelopori sejumlah LSM yang tergabung dalam Forum Solidaritas Masyarakat Poso dan diikuti sekitar 300 warga.

Beberapa di antara pelaku teror telah diketahui identitasnya dan telah dilaporkan kepada aparat Polres Poso. Namun, beberapa orang lainnya, khususnya yang melakukan teror dengan pesan singkat melalui telepon seluler atau menelepon, belum diketahui identitasnya.

Menyangkut situasi Poso terkait dengan ledakan itu, Letkol Ray Gunawan mengatakan, "Situasinya biasa-biasa saja. Masyarakat pun sudah mengerti siapa yang menjadi sasaran karena pelakunya dari kelompok tertentu dan sasarannya pun kelompok tertentu. Kalau masyarakat yang tidak masuk kelompok tertentu, ya tidak akan menjadi sasaran. Jadi masyarakat tenang saja." (rei/ssd)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/toelehoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044