The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Senin, 31 Januari 2005

Wabah Muntaber Melanda Ambon

Ambon, Kompas - Wabah muntaber melanda Kota Ambon. Sejumlah rumah sakit dipenuhi para korban muntaber yang umumnya adalah balita. Jumlah pasti korban muntaber belum diketahui, namun jumlah korban di seluruh Kota Ambon telah mencapai lebih dari 100 orang. Beberapa korban di antaranya telah dinyatakan sembuh, namun ada pula korban yang meninggal dunia.

Menurut pantauan Kompas di sejumlah rumah sakit di Ambon, Minggu (30/1) sore, sejumlah pasien yang sebagian besar anak-anak berumur di bawah lima tahun (balita) berdatangan ke sejumlah rumah sakit. Kondisi mereka lemah akibat banyak kehilangan cairan. Tetapi, sebagian orangtua mereka terpaksa berpindah-pindah rumah sakit karena rumah sakit yang dituju penuh.

Menurut dokter jaga di Rumah Sakit Gereja Protestan Maluku, William S, para pasien umumnya datang dalam keadaan lemah setelah mengalami dehidrasi.

Sebagian besar pasien yang datang ke rumah sakit tersebut, sejak Rabu (26/1), umumnya adalah anak-anak berumur kurang dari dua tahun. Pada tanggal 27 Januari sudah tercatat paling sedikit 30 pasien masuk ke rumah sakit tersebut karena menderita muntaber.

Muntaber dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik karena kondisi psikologis maupun dari kondisi lingkungan. Jika muntaber tersebut terjadi pada anak-anak, maka biasanya disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan, sedangkan untuk orang dewasa biasanya disebabkan oleh stres. Selain itu muntaber juga dapat timbul sebagai dampak dari suatu penyakit.

Yun Maitimu, warga Kudamati yang anaknya dirawat di RS Bakti Rahayu, mengatakan bahwa semula anaknya menderita malaria. Suhu badannya meninggi dan anak terus rewel. Namun tidak disangka, anaknya yang baru berumur satu tahun delapan bulan tersebut juga terjangkit penyakit muntaber.

Sementara itu, menurut Yerry Kulwembun, warga Karangpanjang yang anaknya juga dirawat di RS Bakti Rahayu, menyatakan, tidak tahu persis penyebab muntaber yang diderita anaknya.

Sejak Kamis minggu lalu, hampir setiap jam anaknya buang air besar yang disertai dengan muntah-muntah. Setelah di rawat di rumah sakit, kondisi anaknya mulai membaik. Hal tersebut ditandai dengan mulai mengentalnya kotoran anak.

Rumah sakit penuh

Menurut perawat di RS Bakti Rahayu, Stanny Hukom, pasien diare di rumah sakit tersebut mulai banyak berdatangan sejak Jumat minggu lalu.

Selama tiga hari terakhir, jumlah pasien muntaber yang masuk untuk rawat inap mencapai 11 orang. Sebanyak empat orang di antaranya telah diperbolehkan pulang. "Saat masuk, kondisi pasien umumnya tidak terlalu parah," kata Hukom.

Saat ini kapasitas ruang perawatan anak di RS Bakti Rahayu yang hanya terdiri atas tiga tempat tidur telah penuh. Para pasien dapat dirawat di kamar berkelas selama kamar tersebut kosong.

Jumlah pasien penderita muntaber terbesar berada di RS Umum Haulussy, Kudamati. Pasien mulai berdatangan ke rumah sakit ini sejak lima hari lalu. Di rumah sakit ini jumlah pasien muntaber paling sedikit mencapai 60 pasien yang sebagian di antaranya sudah diperbolehkan pulang. Namun, ada pula pasien muntaber yang meninggal dunia.

Untuk sementara ini karena kamar RS Umum Haulussy telah penuh, sejumlah pasien yang baru masuk terpaksa pindah ke RS Gereja Protestan Maluku maupun RS Latumeten Kodam XVI/Pattimura. Repotnya kedua rumah sakit tersebut juga penuh. Pasien-pasien yang tidak tertampung itu kemudian dibawa ke RS Bakti Rahayu atau RS Al Fatah. (MZW)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/toelehoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044