Republika, Selasa, 12 April 2005 20:23:00
Tokoh Islam dan Kristen Asal Poso Bahas Rekonsiliasi
Palu-RoL -- Puluhan tokoh Islam dan Kristen dari kalangan akar-rumput (grassroot)
asal Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), hari Selasa dilaporkan Antara
melakukan pertemuan di Kota Palu, untuk mengakhiri konflik sosial yang melanda
daerah mereka kurun lima tahun terakhir.
Pertemuan yang digagas DPP Ikatan Putra-Putri Nahdhatul Ulama (IPPNU) di Hotel
Palu Golden itu, menghadirkan masing-masing 40 orang tokoh dari kalangan Islam
dan Kristen. KH Adnan Arsal, wakil dari kelompok Islam, kepada ANTARA seusai
rehat siang, mengatakan pertemuan antartokoh Islam dan Kristen yang berasal dari
desa-desa dan ibukota kecamatan se- Kabupaten Poso itu bertujuan untuk
menyelesaikan masalah mereka sendiri.
"Banyak agenda yang kami diskusikan dalam pertemuan tertutup ini, termasuk di
antaranya soal pembauran kembali sesama penduduk yang berbeda agama yang
hingga kini masih merupakan tugas besar dari semua pihak," tuturnya. Ketika
ditanyakan apakah dalam pertemuan itu dibahas pula soal penegakkan hukum
terhadap para pelaku tindak kriminal yang belum tertangkap, penyerahan senjata api
dan amunisi ilegal yang masih dikuasai warga sipil, serta pengembalian aset-aset
keperdataan para pengungsi, Arsal mengatakan: "Ya, semua masalah yang masih
mengganjal kita selesaikan di sini".
Yang jelas, lanjut dia, pertemuan ini ingin mengembalikan kondisi masyarakat Poso
seperti sebelum pecah kerusuhan pertengahan tahun 2000, yaitu situasi kamtibmas
yang kondusif, orang bebas bepergian dan berusaha ke mana-mana, serta
tersambungnya tali-silaturrahmi antarumat beragama setempat."Semua kami
nantinya 'diwajibkan' menyosialisasikan hasil pertemuan kepada masyarakat di
tingkat bawah sekembalinya di wilayah Poso," tuturnya menambahkan.
Mengenai kondisi infrastruktur di Kabupaten Poso yang masih rusak akibat dampak
kerusuhan dan belum diperbaiki serta masih banyaknya eks pengungsi yang sudah
kembali tapi belum memperoleh pekerjaan, Arsal mengatakan banyak peserta
pertemuan menyarankan agar segera direkomendasikan kepada pemerintah pusat
untuk mendapatkan dukungan dana penyelesaian. "Masalah terakhir ini memang
perlu segera diselesaikan, agar mereka yang masih menganggur tidak mudah
terpancing dengan isu-isu menyesatkan yang seringkali dihembuskan oleh oknum
tidak bertanggungjawab," tuturnya.
Sementara itu, seorang pemuka agama Kristen yang mengikuti pertemuan itu
mengatakan, kemungkinan seusai pertemuan akan dibentuk sebuah institusi yang
diberi nama "Forum Rekonsiliasi Masyarakat Poso". "Forum ini nantinya yang akan
menyimpulkan semua hasil pertemuan, kemudian merekomendasikan kepada
pemerintah (pusat dan daerah) untuk menindaklanjutinya," kata tokoh pemuda asal
Kecamatan Pamona Utara, namun tak bersedia disebutkan namanya.
Pertemuan para tokoh grassroot asal Poso yang dilakukan dalam bentuk diskusi "dari
hari ke hati" ini dipandu KH Adnan Arsal (tokoh Muslim Poso), Pdt. Renaldy Damanik
STh, MSi (Ketua Sinode GKST yang berpusat di Tentena), serta Sekjen DPP IPPNU
Drs Syamsuddin Pai (tokoh pemuda asal Poso). pur
© 2005 Hak Cipta oleh Republika Online.
|