Liputan6.com, 23/03/05 10:50 WIB
Kasus Ambon
Presiden Instruksikan Operasi Intelijen di Ambon
22/3/2005 19:52 - Menyusul pelemparan granat di angkot yang menyebabkan 12
orang luka-luka, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Kapolri dan
Panglima TNI menggelar Operasi Intelijen di Ambon, Maluku.
Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kapolri
Jenderal Da`i Bachtiar dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto untuk
menggelar operasi intelijen di Ambon, Maluku. Operasi itu untuk menghindari
melebarnya aksi kekerasan menjadi konflik suku, agama, ras dan antargolongan
(SARA) menyusul insiden pelemparan granat di angkutan kota.
Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada sejumlah wartawan di Istana Merdeka,
Selasa (22/3), Presiden, Wapres, Panglima TNI dan Kapolri langsung rapat setengah
jam setelah kejadian. Dalam kesempatan itu juga menurut Kalla, Kapolri Da`i
langsung menelepon Kapolda Maluku dan Panglima TNI mengontak Panglima
Komando Daerah Militer Pattimura untuk melaksanakan operasi intelijen.
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Besar Polisi Leonidas
Braksan menuding, pelemparan granat itu didalangi anggota separatis Republik
Maluku Selatan (RMS). Kelompok ini sengaja untuk memprovokasi warga menjelang
peringatan ulang tahun RMS pada 25 April mendatang.
Dalam operasi yang digelar beberapa waktu silam, polisi menyita sejumlah bendera
RMS dan berbagai atributnya. Sejumlah senjata api dari rumah-rumah warga yang
diduga sebagai anggota atau simpatisan RMS, juga disita. Namun, seperti
tahun-tahun sebelumnya, anggota RMS tetap melakukan serangkaian kegiatan untuk
menyambut hari jadinya [baca: Empat Anggota RMS Ditangkap Polisi].
Aktivitas warga Kota Ambon hingga sore ini sudah berjalan normal. Namun, sebagian
besar warga yang ditemui SCTV mengaku masih khawatir akan terus berlanjut
menjadi aksi kekerasan. Mereka meminta polisi segera menangkap para pelaku.
Sejauh ini Polda Maluku telah memeriksa 12 saksi. Satu di antara mereka
identitasnya masih dirahasiakan. Kemungkinan, satu saksi ini akan menjadi
tersangka [baca: Belasan Saksi Ledakan Granat Ambon Diperiksa]. (YYT/Tim Liputan
6 SCTV)
© 2001 Surya Citra Televisi.
|