Liputan6.com, 24/4/2005 18:09 WIB
Kasus Ambon
Pasangan Suami Istri Pentolan RMS Dibekuk
[PHOTO: Ronny Rajuli di Mapolda Maluku.] 24/4/2005 18:09 - Tokoh RMS Ronny dan
Rosana disergap di rumahnya di kawasan Mangga Dua, Kecamatan Sirimau, Ambon,
Maluku. Keduanya sudah masuk dalam DPO Polda Maluku sejak kerusuhan saat
perayaan HUT RMS tahun lalu.
Liputan6.com, Ambon: Sehari menjelang ulang tahun Republik Maluku Selatan
(RMS), Kepolisian Daerah Maluku menangkap dua tokoh Front Kedaulatan Maluku
(FKM), Sabtu (23/4). Dua tokoh itu tak lain pasangan suami istri, Ronny Rajuli dan
Rosana Ohello. Mereka diduga akan mempersiapkan perayaan HUT RMS, besok.
Ronny dan Rosana disergap di rumahnya di kawasan Mangga Dua, Kecamatan
Sirimau, Ambon, Maluku, Sabtu siang. Direktur Reserse Kriminal Polda Maluku
Komisaris Besar Polisi Hermanu mengatakan, dalam penangkapan pertama, Ronny
sempat meloloskan diri. Polisi hanya bisa menahan istrinya. Dari keterangan Rosana,
polisi akhirnya berhasil menciduk Ronny pada malam harinya.
Hermanu menegaskan, keduanya adalah tokoh senior di FKM RMS. Ronny adalah
koordinator lapangan, sedangkan Rosana menjabat sekretaris Ketua FKM Alexander
Hermanus Manuputty alias Alex Manuputty. Ronny dan Rosana sudah masuk dalam
daftar pencarian orang (DPO) Polda Maluku sejak terjadi kerusuhan saat perayaan
HUT RMS tahun lalu. "Yang bersangkutan terlibat menyuruh pembakaran rumah
warga," jelas Hermanu.
Hermanu menambahkan, dalam penyergapan itu, polisi menemukan sejumlah barang
bukti yang menunjukkan keterlibatan keduanya dengan RMS, seperti daftar kegiatan
Alex Manuputty sepanjang tahun 2001 hingga ditangkap. Polisi juga menemukan
seperangkat alat komunikasi.
Sabtu kemarin, jajaran Kepolisian Resor Ambon menemukan tiga buah bendera RMS
di kawasan Gunung Nona dan Telaga Raja, Ambon. Terbetik kabar kelompok ini pun
telah menyebarkan bendera dan selebaran RMS ke beberapa lokasi. Di antaranya ke
daerah Ganemo, Batu Gantung, sekitar tiga kilometer dari Kota Ambon. Karenanya,
polisi bersama aparat TNI terus melakukan penyisiran dan razia di kawasan tersebut.
Namun hingga Ahad sore, tidak ditemukan bendera, selebaran ataupun dokumen lain
yang terkait dengan keberadaan RMS. Diduga rencana sweeping sudah bocor
sebelumnya.
Untuk mengantisipasi HUT RMS besok, Kepala Polres Ambon dan Pulau-Pulau
Lease Ajun Komisaris Besar Polisi Leonidas Braksan mengunjungi semua pos
keamanan yang ada di Kota Ambon. Menurut Leonidas, sedikitnya 76 pos didirikan di
seluruh Pulau Ambon dan Lease, 59 pos di antaranya dianggap paling rawan terjadi
pengibaran bendera RMS.
Sehari menjelang peringatan HUT RMS, suasana Kota Ambon hingga Minggu sore,
berjalan normal. Warga tetap beraktivitas seperti biasa. Arus lalu lintas di jalan raya
maupun kegiatan jual beli di sejumlah pasar tradisional berjalan normal. Teror bom di
Ambon Plaza dan di Jalan Sultan Khairun tadi malam tampaknya tidak mengganggu
ketenangan warga [baca: Menjelang Ultah RMS, Suasana Ambon Tenang].
Menjelang peringatan HUT RMS, situasi Ambon Manise beberapa hari terakhir relatif
memanas. Situasi ini ditandai dengan terjadinya sejumlah peristiwa ledakan, teror
bom serta penangkapan-penangkapan terhadap sejumlah tokoh dan simpatisan RMS.
Meskipun upaya antisipasi terus dilakukan aparat keamanan, tampaknya situasi di
Ambon beberapa hari terakhir ini tetap relatif memanas. Jumat malam silam, sebuah
ledakan yang berasal dari bom rakitan meledak di perbatasan Batu
Gantung-Waringin, Kelurahan Wainitu, Kota Ambon. Polisi telah menangkap
sejumlah tersangka atas terjadinya peristiwa itu. Menurut Leonidas, peledakan ini
merupakan bentuk provokasi menjelang HUT RMS.
Belum lagi peristiwa itu mereda, Sabtu siang kemarin, Kota Ambon kembali
diguncang isu bom di Ambon Plaza [baca: Ambon Plaza Mendapat Ancaman Bom].
Tim Penjinak Bahan Peledak Polda Maluku yang menerima laporan segera
mendatangi lokasi dan melakukan penyisiran. Namun tidak menemukan bom yang
dimaksud.
Teror ancaman bom kembali terjadi Sabtu malam sekitar pukul 19.30 waktu
setempat. Sebuah karton berwarna putih yang diduga berisi bom ditemukan di atas
trotoar di Jalan Sultan Khairun, tepat di depan Kantor Pusat Bank Central Asia
Ambon. Bungkusan tersebut ternyata bukan bom setelah diperiksa Tim Jihandak
Polda Maluku [baca: Bangkai Kucing Disangka Bom di Ambon].
Belajar dari peristiwa kerusuhan tahun lalu serta terjadinya berbagai teror, sejak dini
aparat kemanan telah bersiaga untuk mengantisipasi hal-hal terburuk. Antara lain
dengan menyisir permukiman warga yang diduga sebagai tempat berkumpulnya
anggota RMS. Polisi pun merazia berbagai jenis senjata maupun bendera RMS.
Namun demikian warga Ambon tetap diminta waspada karena kemungkinan terburuk
bisa saja terjadi saat perayaan HUT RMS, Senin besok.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)
© 2001 Surya Citra Televisi.
|