The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Senin, 25 April 2005

Ambon Tenang, 62 Bom Rakitan Disita

Ambon, Sinar Harapan

Personel Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease menyita tujuh bendera gerakan separatis Republik Maluku Selatan (RMS) yang dikibarkan di sejumlah lokasi di Kota Ambon sepanjang Senin (25/4). Sebelumnya, polisi telah menangkap pasangan suami istri yang dicurigai aktivis RMS bersama sejumlah barang bukti kegiatannya.

Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Leonidas Braksan yang dihubungi SH Senin pagi mengakui, pihaknya menyita tujuh bendera di lokasi berbeda. Enam bendera disita di sekitar wilayah Kota Ambon dan satu bendera diamankan aparat di Desa Liliboi, Kecamatan Ligitu, Kabupaten Maluku Tengah.

"Kita kini sedang menjemput tersangka pengibarnya serta barang bukti berupa bendera untuk dibawa ke Mapolres," kata Kapolres Leonidas Braksan tanpa menyebut nama dan jumlah tersangka yang ditangkap di Maluku Tengah. Ia mengaku masih terus memantau perkembangan di lapangan karena situasinya masih terus berubah.

Sementara itu, situasi dan kondisi keamanan di Kota Ambon pada saat HUT ke-55 RMS pada Senin ini tetap kondusif. Aktivitas di sejumlah sekolah berlangsung seperti biasa. Pasar maupun pusat perbelanjaan tetap buka melayani pembeli. Kondisi berbeda hanya terjadi di Kantor Gubernur Maluku maupun Kantor Wali Kota Ambon.

Pengamatan SH di kedua tempat tersebut pagi tadi masih terlihat sepi karena hanya sebagian kecil yang masuk kantor. Hal sama juga tampak di sejumlah kantor swasta.

Aparat kepolisian hingga kini masih terus melakukan sweeping di sejumlah lokasi yang dicurigai tempat penyimpanan senjata maupun bendera RMS. Kawasan Batu Gajah, Kecamatan Sirimau serta kawasan Telaga Raja, Gunung Nona, dan Air Putri- Kecamatan Nusaniwe menjadi sasaran utama operasi ini.

Ditangkap

Sebelumnya, sweeping yang dilakukan aparat kepolisian, Minggu (24/4) malam menangkap pasangan suami istri Rony Rijoli dan Rossana Ohello yang dicurigai sebagai aktivis RMS. Bersama kedua tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa handy talky polisi berikut charger serta daftar kegiatan Alex Manuputty, Pimpinan Eksekutif RMS ketika ditangkap dan dibawa ke Jakarta.

"Rossana Ohello merupakan sekretaris Pimpinan Eksekutif RMS Alex Manuputty yang bertugas menangani aktivitas pimpinan RMS itu selama di Maluku sedangkan Rony Rijoli merupakan Panglima RMS untuk kawasan Kudamati dan Batu Gantung, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon," kata Direktur Reskrim Polda Malulu, Komisaris Besar (Kombes) Bambang Hermanu di Ambon, Minggu (24/4) malam.

Menurutnya, Rony diduga sering memimpin kelompok anak-anak di bawah umur atau biasa disebut "kelompok agas"

yang sering melakukan aksi pembakaran-pembakaran rumah rakyat dan penjarahan. Rony dan istrinya juga sudah pernah masuk daftar pencarian orang (DPO) kepolisian setempat sejak lama. Selain pasangan suami istri, polisi juga menangkap seorang warga bernama Johanes Wenno di Batu Gajah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Ia ditangkap karena membawa senjata tajam.

Bambang menjelaskan pihaknya juga berhasil menyita 62 buah bom rakitan yang masih aktif yang disita dari warga di Kawasan Batu Gantung dan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, Minggu malam. Di lokasi tersebut selain bom rakitam, polisi juga menemukan tujuh popor senjata laras panjang, satu detonator, dua tombak, satu parang dan dua helai kertas surat yang dikirim oleh simpatisan kepada Pimpinan Eksekutif RMS Alex Manuputty.

Bambang juga menyebutkan bahwa polisi menemukan dua bendera yang dibungkus tas plastik hitam di kawasan Batu Gajah, Kecamatan Sirimau dan satu bendera di Kawasan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe. "Ada dugaan bendara itu dibuang oleh warga saat sweeping berlangsung," ungkapnya.

Doakan Situasi

Sementara itu, pada ibadah Minggu, pendeta maupun pastor di Kota Ambon mendoakan agar situasi keamanan semakin kondusif, tidak lagi terpuruk sehubungan perayaan separatis RMS, Senin.

Warga gereja pun diimbau tidak terprovokasi untuk mengikuti ajakan oknum tertentu untuk menaikkan bendera RMS yang biasanya disebut "benang raja", karena kenyataan menyusahkan diri sendiri bila tertangkap aparat keamanan.

Para pendeta maupun pastor mengingatkan jangan karena "tergiur" uang yang ditawarkan oknum tertentu lantas mau menaikkan bendera "benang raja". "Jadi sekiranya melihat oknum warga gereja melakukan hal kurang terpuji bagi kelanggengan keutuhan NKRI secepatnya dilaporkan ke aparat keamanan guna diamankan," ungkap Pendeta Ny P Ruhulessin saat khotbah pada ibadah Minggu di Gereja Maranatha Ambon.

Warga gereja juga diminta tidak terprovokasi maupun tergiur sehingga mengikuti kemauan oknum tertentu untuk meledakkan bom maupun granat. Berdoalah meminta tuntutan Roh Kudus agar situasi Maluku, khususnya Kota Ambon situasi keamanannya tetap terpelihara sehingga berbagai program pemulihan bisa direalisiasikan.

Aparat keamanan diminta bertindak tegas sesuai prosedur terhadap siapa pun oknum yang mencoba memperkeruh situasi keamanan di Maluku, khususnya Kota Ambon pada puncak maupun pascaperayaan HUT separatis RMS.

Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Dr IWJ Hendriks mengeluarkan seruan yang dibacakan pada ibadah Minggu, baik pagi maju pun sore dengan mengingatkan warga jemaat agar berperan serta bersama pemerintah dan aparat keamanan memelihara situasi keamanan yang semakin kondusif. "Terpenting, tunjukkan identitas sebagai bagian tidak terpisahkan sebagai anak bangsa Indonesia sehingga bisa menghilangkan stigma Kristen RMS," harapnya. (izc)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/toelehoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044