Suara Merdeka, Sabtu, 15 Januari 2005
Pastor Thomas Tewas Dibunuh
PURWOREJO - Penemuan mayat Pastor Romo Thomas Warsidiyono MSC di depan
garasi mobilnya di Wisma Hati Kudus, Pangenrejo, Purworejo, Jumat pagi kemarin
ditangani polisi secara serius. Tim Labfor Polda Jateng datang ke tempat kejadian
dan meneliti mayat korban yang tengah diautopsi di RS Dr Sardjito, Yogyakarta.
Sampai sore kemarin penjagaan di asrama Kombinum (Komunitas Bina Iman Umat)
itu sangat ketat. Anggota URC Polres menjaga pintu masuk ke pelataran di tempat
korban ditemukan. Puluhan polisi berpakaian preman ataupun pakaian dinas berada
di sekitar tempat kejadian.
Sementara itu sekitar pukul 15.30 sejumlah anggota Serse Polwil bersama beberapa
anggota Serse Polres Purworejo bergegas meninggalkan tempat kejadian. Kabarnya,
mereka hendak mencari seorang warga Gombong, Kebumen yang dicurigai terlibat
dalam kejadian itu. Namun beberapa polisi yang ditemui tidak bersedia memberikan
keterangan resmi. Kasat Serse Iptu Fibri Karpiananto menyatakan belum tahu motif
dan pelakunya.
"Kami masih melakukan penyelidikan. Jadi, belum tahu motif dan pelakunya,"
katanya.
Menurut keterangan sebuah sumber, korban diduga dibunuh seseorang pada Kamis
malam atau Jumat dini hari. Orang tersebut diperkirakan hendak melakukan
kejahatan di wisma tersebut. Namun karena keburu ketahuan korban maka kepala
korban dipukul dengan benda keras hingga meninggal. Korban ditemukan tergeletak
di depan garasi mobil, Jumat sekitar pukul 05.30.
Posisi korban telentang. Saat ditemukan kepalanya berlumuran darah dengan posisi
kepala menempel ke salah satu dinding garasi. Keruan saja kejadian di wisma
belakang SMK YPT Jl Brigjen Katamso, Purworejo itu mengagetkan warga sekitar.
Mayat korban ditemukan kali pertama oleh juru masak wisma tersebut, Eni Kuswati
(31). Di dekat korban ditemukan sebuah lampu baterai (senter). Korban waktu itu
mengenakan celana pendek dan kaos berwarna putih, masih memakai jam tangan.
Pidana Murni
Sampai sore kemarin darah korban yang menempel di dinding garasi ataupun di lantai
tampak sudah membeku. Darah yang tercecer itu sengaja belum dibersihkan karena
akan digunakan sebagai bukti untuk pemeriksaan polisi. Melihat wajah korban sudah
memucat, diperkirakan dia dibunuh Jumat dini hari.
Kapolres AKBP Drs Muhammad Nur mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara,
kasus itu digolongkan pidana murni. Menurut penilaian Kapolres, Romo Thomas
Warsidiyono tidak memiliki musuh sehingga kesimpulan sementara dinyatakan
meninggalnya Romo di asrama Kombinum itu tidak ada motif lain kecuali pidana
murni.
Korban diperkirakan tewas dipukul dengan benda tajam, namun bisa juga dengan
benda keras berukuran besar. Untuk mengetahui kepastiannya, mayat korban dibawa
ke RS Dr Sardjito, Yogyakarta, untuk diautopsi. Dalam penanganan kasus itu Polres
Purworejo meminta bantuan Tim Polda dan Polwil Kedu.
Romo Warsidiyono yang asal Banjareja, Kuwarasan, Kebumen tinggal di wisma sejak
tiga tahun silam. Tugasnya sebagai pembimbing umat Katolik.
Di gedung yang cukup luas itu dia hanya ditemani juru masak Eni Kuswati (31) dan
tukang kebun Heru Hermanto (18), keduanya tetangga korban, warga Banjareja,
Kuwarasan, Kebumen.
Sebagai penghormatan terakhir kepada korban, semalam diselenggarakan misa
rekuiem di Gereja Santa Perawan Maria (SPM) Jalan KH Wahid Hasyim 1 Purworejo,
walau tanpa jenazah.
Sebab, jenazah korban masih diautopsi di RS Dr Sardjito, Yogyakarta. Rencananya,
jenazah Romo Thomas Warsidiyono MSC akan dimakamkan di makam romo-romo di
Kaliori, Banyumas.
Beberapa famili korban menyempatkan mengikuti doa di gereja SPM. Sementara itu
ibu Romo, Ny Sugiyem (80), tidak datang karena usianya sudah terlalu tua.
"Ibunya tidak mengikuti doa rekuiem karena usianya sudah sepuh. Hanya
famili-familinya yang datang," tutur petugas sekretariat Gereja SPM, Purworejo,
Haryanti. (yon,D19-33n)
Copyright© 1996-2004 SUARA MERDEKA
|