SUARA PEMBARUAN DAILY, 12 April 2005
Diduga TPN/OPM, Majelis Gereja Tewas Ditembak Polisi
JAYAPURA - Satuan Operasi Tim Reskrim Kepolisian Resort (Polres) Persiaoab,
Puncak Jaya dan Brimob BKO Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Minggu (10/4),
menembak anggota Majelis Senior Jemaat Gereja Injili di Indonesia (GDI), Tolino Iban
Gire (59). Warga kampung Uyupi, Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya ditembak
dengan dugaan sebagai kelompok Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua
Merdeka (TPN/OPM) Guliat Tabuni. Selain menembak mati Tolino, tim juga
menangkap delapan orang anggota jemaat yang diduga anak buah dari Guliat Tabumi.
Pejabat Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua,
Kompol Ony L mengemukakan hal itu kepada Pembaruan di Jayapura, Senin (11/4).
Ia menjelaskan Tolino Iban Gire (59) terpaksa ditembak karena berusaha kabur.
Sementara delapan orang yang ditangkap adalah Yuleme Tabuni, Wuwekme
Telengen, Dinggin Enumbi, Kotianus Telengen, Yomirirom Wonorengga, Bikir Wonda,
Tekius Enumbi dan Dekius Enumbi. Operasi penyergapan ini dipimpin Kapolres
Persiapan Puncak Jaya Kompol Hans Eduard Somnaikubun. "Delapan orang yang
ditangkap sedang diperiksa di Polres Persiapan Puncak Jaya," ujar Ony L.
Bukan TPN/OPM
Sementara itu, Ketua Klasis GIDI Papua Pendeta Lipius yang berada Puncak Jaya,
kepada Pembaruan , Senin (11/4) siang, membantah bahwa yang tewas dan delapan
lainnya serta dua yang kabur ke hutan adalah bukan kelompok TPN/OPM. "Mereka
ini masyarakat biasa, saya jamin itu," tegasnya via telepon genggam.
Dikatakan, mereka ini sedang berkumpul di rumah untuk berdoa. Tiba-tiba aparat
mengepung rumah dan menyuruh mereka keluar dan dibawa ke Polres. "Seorang
majelis senior dari Klasis GIDI bernama Tolino yang matanya sedang menderita
penyakit katarak tertembak. Dari saksi mata yang melihat mengatakan, Tolino
ditembak pada bagian perut dan paha dari jarak 5 meter. "Tolino adalah mejelis
jemaat senior GIDI. Pelayan Tuhan yang menerobos isolasi untuk memajukan rakyat
di pedalaman yang masih berkoteka. Bukan anggota TPN/OPM. Tindakan aparat
keamanan seperti ini sudah terus-menerus terhadap masyarakat pedalaman Papua.
Kami minta Pemerintah Provinsi (Pemprov) menyelesaikan persoalan ini," ujar saksi
mata yang menyaksikan penembakan itu.
GIDI di Papua, kata Lipius, minta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM) untuk menangani kasus tersebut. Sebab, sikap aparat keamanan di Tanah
Papua selalu menyusahkan masyarakat tanpa menghargai hukum. "Kalau Komnas
HAM tidak mau kita akan minta bantuan Komisi HAM Internasional. Persoalannya
rakyat selalu diperlakukan tak wajar oleh aparat keamanan. Seolah-olah mereka
adalah musuhnya," ujar Ketua GIDI. (ROB/W-8)
Last modified: 12/4/05
|