SUARA PEMBARUAN DAILY, 23 Maret 2005
Jumlah Pasukan Intelijen di Ambon Akan Ditingkatkan
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memerintahkan Kepala
Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Da'i Bachtiar dan Panglima Tentara Nasional
Indonesia (TNI) Jenderal TNI Endriartono Sutarto untuk mengambil tindakan
sekeras-kerasnya pelaku pengeboman di Ambon. Untuk itu, Presiden memerintahkan
supaya ditingkatkan operasi intelijen di Ambon untuk mengejar para pelaku
pengeboman di ibu kota Maluku itu. Sehubungan dengan itu, jumlah intelijen yang
akan beroperasi di Ambon akan ditingkatkan.
Hal itu ditegaskan Wakil Presiden (Wapres) Muhammad Jusuf Kalla kepada wartawan
di kantornya Istana Wapres Jakarta, Selasa (22/3).
Dalam jumpa pers itu Wapres Jusuf Kalla menjelaskan, setengah jam setelah
peristiwa pengeboman di Ambon beberapa waktu lalu, dia kebetulan sedang rapat
dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Kapolri Da'i Bachtiar dan
Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto di Istana Presiden. Ketika mereka
sedang rapat, cerita Wapres, dia mendapat pesan singkat dari Wali Kota Ambon.
Pada saat itu juga Presiden memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI untuk
menelepon Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Pattimura dan Kapolda
Maluku. Mereka diberi tugas untuk mengejar pelaku pengeboman tersebut.
Berdasarkan hasil rapat dengan Presiden itu, ke depan yang akan ditingkatkan di
Ambon adalah operasi intelijen. Untuk itu akan ditambahkan jumlah pasukan intelijen
yang akan dikirim ke wilayah itu. Pasukan intelijen itu akan berada dibawa kendali
operasi (BKO) dan penanggung jawab utamanya adalah Kapolri.
Menurut dia, konflik di Ambon sekarang tidak lagi melibatkan komunitas Kristen dan
Islam. Yang terlibat dalam aksi pengeboman di Ambon sekarang adalah orang per
orang. Karena itu cara mengatasinya pun harus berbeda. Artinya, kalau konflik itu
melibatkan komunitas maka perlu brikade. Tetapi sekarang, karena yang terlibat
orang per orang, maka pelaku itu yang dikejar sampai dapat.
Masih Dikejar
Menyusul peledakkan yang melukai 19 warga di daerah Batu Merah Kecamatan
Sirimau kota Ambon, hingga kini aparat masih mengejar pelaku yang diduga
mengendarai sepeda motor.
Informasi yang diperoleh sejumlah orang telah dimintai keterangan sebagai saksi
termasuk salah seorang oknum TNI yang kini ditahan di Markas Besar Polisi Daerah
(Mapolda) Maluku .
Selain ledakkan granat tangan yang dilempar pelaku di Jalan Pantai Batu Merah,
selang beberapa jam kemudian ledakkan lain terjadi di kawasan Diponegoro
Kecamatan Nusaniwe kota Ambon.
Kapolres Pulau Ambon dan Pp.Lease AKBP Leonidas Braksan Rabu (23/3)
mengatakan, ledakkan yang terjadi di lokasi lahan kosong setelah aksi pelemparan
granat tangan hanya pengalihan perhatian agar mengecoh warga dan Polisi.
Sedangkan soal seorang saksi yang kini diperiksa oknum TNI, sejauh ini Kapolres
enggan berkomentar. Ditegaskan, jelang HUT Republik Maluku Selatan (RMS) tahun
lalu teror seperti ini juga dilakukan.
Warga tambahnya, jangan terprovokasi karena ulah orang-orang yang tidak
bertanggungjawab ini. Sedangkan korban luka yang dirawat di tiga Rumah Sakit di
kota Ambon sebagian besar telah dipulangkan, namun di RS Bhayangkari Tantui
Ambon masih dirawat dua korban diantarannya kernet mobil penumpang naas jurusan
Ambon - Passo yang pada saat kejadian bergelantungan di angkot tersebut.
Situasi kota Ambon pasca peledakkan di dua daerah berbeda itu, hingga Rabu siang
ini nampak normal kendati sejak peledakkan sempat sejumlah ruas jalam diblokir
sejumlah ruas jalan. Aktifitas warga kembali normal, walau sejumlah masyarakat
mengaku cukup was-was. (VL/A-21)
Last modified: 23/3/05
|