oleh BHIKKHU PESALA
ALIH BAHASA:
Kaliyani Kumiayi, SE
Dra. Sujata Lanny Anggawati
Dra. Yasodhara Wena Cintiawati
EDITOR: Bhikkhu Uttamo
BAGIAN TIGA BELAS
52. Dua Buddha Tidak Dapat Muncul Bersama
"Sang Buddha bersabda, 'Dalam dunia ini, tidak
mungkin dua Buddha yang telah
mencapai Penerangan Sempurna ada bersamaan.'(M.
iii. 65; A. i. 27; Vbh. 336)
Tetapi, Yang Mulia Nagasena, jika semua Tathagata
mengajarkan ajaran yang
sama mengapa mereka tidak boleh ada bersama?
Jika ada dua Buddha, mereka akan dapat mengajar
lebih santai dan dunia ini
akan lebih mendapat penerangan."
"O Baginda, seandainya ada dua Buddha muncul
sekaligus, bumi ini tidak akan
mampu menahan beban kebajikan mereka berdua.
Bumi akan bergetar, bergoncang
dan hancur. Misalnya, O Baginda, ada orang yang
telah makan begitu banyak
sehingga tidak ada lagi tempat yang tersisa di
perutnya. Jika ia harus makan
sebanyak itu lagi apakah ia akan merasa nyaman?
"Tentu saja tidak, Yang Mulia. Jika ia makan
lagi ia akan mati."
"Demikian juga halnya, O Baginda raja, bumi ini
tidak akan dapat tahan kalau
terdapat satu Tathagata lagi. Sama halnya seperti
orang yang tidak akan
dapat tahan kalau harus makan lagi. Dan jika
ada dua Buddha, maka akan
timbul persengketaan di antara para pengikutnya.
Lagipula, pernyataan bahwa
Sang Buddha adalah yang utama dan tidak ada bandingannya
akan menjadi salah."
"Dengan baik sekali dilema ini telah dijelaskan.
Bahkan orang yang tidak
pandaipun akan merasa puas, apalagi orang yang
bijaksana. Bagus sekali, Yang
Mulia Nagasena, aku menerimanya seperti yang
telah Bhante katakan."
53. Persembahan bagi Sangha
"Ketika Mahapajapati Gotami mempersembahkan jubah
mandi bagi Sang Buddha,
Beliau bersabda padanya, 'Berikanlah pada Sangha,
Gotami. Jika kau berikan
pada Sangha, Aku akan merasa dihormati. Demikian
juga Sangha.' Apakah itu
karena Sangha lebih penting dari pada Sang Buddha?"
"O Baginda, bukan berarti bahwa persembahan bagi
Sang Buddha tidak akan
memberikan manfaat yang besar. Itu dimaksudkan
untuk menunjukkan kebesaran
Sangha sehingga pada waktunya nanti Sangha akan
dijunjung tinggi. Seperti
halnya, Baginda tuan, seorang ayah memuji anaknya
di pengadilan kerajaan
dengan pikiran, 'Jikalau ia mendapat nama baik
di sini sekarang, maka dia
akan dihormati juga setelah aku tiada.' Atau
misalkan, O Baginda, seseorang
mempersembahkan suatu hadiah pada raja, dan kemudian
raja memberikan hadiah
itu kepada orang lain - prajurit atau pesuruh.
Apakah orang itu lalu menjadi
lebih tinggi dibandingkan raja?"