Sebuah vila di kawasan Puncak Bogor Jawa
Barat bernama vila Bukit Zaitun. Bangunan itu dikelilingi kebun sayur-sayuran,
ada pula kolam ikan dan beberapa ternak. Tenang dan asri. Suasana ini
kadang-kadang ditambah dengan alunan musik yang berasal dari dalam bangunan
vila.
Kembali Lia Aminuddin Bikin Heboh
Terdengar sayup-sayup musik Kidung
Salamullah.Di vila ini, yang terletak di desa Sukakarya kecamatan Megamendung,
tinggal sekitar 80 orang. Mereka berkumpul dan membentuk kelompok keagamaan
bernama Salamullah. Lia Aminudin sang pemimpin Salamullah memproklamirkan diri
sebagai utusan Tuhan untuk memurnikan ajaran Islam. Kelompok ini mengharuskan
pengikutnya memotong rambut dan membakar sekujur tubuh. Semua ini dilakukan
untuk menyucikan diri.
Dan musik Kidung Salamullah pun terdengar sayup-sayup lagi. Lia Aminuddin kembali menghebohkan
blantika agama di Indonesia, sesudah ia pernah menyatakan dirinya titisan
Mariam (Maria) dan mengumumkan anaknya yang ketiga titisan Isa (Yesus). Zaman
sulit, orang boleh saja mengada-ada, untuk mencari popularitas, setelah kandas
dengan proyek bunga keringnya. Yang terang, dengan menghebohkan semacam ini,
paling tidak namanya akan tetap muncul di media. Rakyat Indonesia tentunya
masih ingat kasus Cut Zahara Fona denganbayi ajaibnya, yang ternyata hanyalah
palsu belaka.
Serangan itu pun Datang
Agus 1: "Kami terkejut sekali
ketika ada tiga orang jamaah putri yang sedang berada di teras rumah tiba-tiba
berteriak minta tolong bahwa ada sekelompok masa yang menyerang."
Namun ketenangan villa Bukit Zaitun kini
sudah musnah. Seperti diceritakan salah seorang penganut Salamullah ini, Agus
Widayanto.
Agus
2: "Mereka langsung merusak jendela, rumah dan bangunan yang ada di
situ. Mereka semua membawa senjata tajam membawa golok, arit da sebagainya gitu. Mereka langsung menyerbu
tempat kami."
Ajaran yang Bertentangan
Warga sekitar vila merasa resah dengan
aktivitas Salamullah. Penduduk memandang ajaran Salamullah bertentangan dengan
keyakinan mereka seperti diceritakan Idrus.
Idrus: "Perselisihan paham itu
berpangkal pada masalah agama. Tokoh-tokoh ulama itu nggak sepakat terhadap
yayasan Salamullah ini. Jadi dengan kebiasaan agama di sini agama Ahlusunnah
Wal Jamaah dengan dia itu ada perselisihan paham."
Akhirnya, warga desa menyerang vila,
menghancurkan dan juga membakarnya. Meski demikian bangunan vila yang rusak
berat itu masih berdiri tegak. Seluruh penghuni vila selamat karena sebelumnya
warga sudah mengusir mereka.
Imam Besar pun Membantah
Namun Imam Besar Salamullah Abdul Rahman
membantah jika dikatakan bahwa ajaran Salamullah menyimpang dari agama Islam.
Menurut Abdul Rahman yang dianggap para pengikutnya mendapat roh Nabi Muhammad,
masyarakat membenci Salamullah karena pemberitaan media masa yang tidak
semestinya. Saat ini Abdul Rahman berniat mengadukan sejumlah aparat setempat
kepada polisi.
Abdul Rahman: "Kami hanya
melaksanakan perintah Allah agar kami menegakkan hukum di negeri ini. Dan tentu
saja kami akan menuntut pihak-pihak yang berwenang karena sungguh mereka
mengetahui akan kejadian ini dan sebelum terjadi mereka telah tahu secara
keseluruhan peristiwa yang akan terjadi."
Menyimpang atau Tidak, Harus Dibuktikan
oleh Pengadilan
Benarkah ajaran Salamullah telah
menyimpang? Untuk itu Abdurrahman minta agar pengadilanlah yang memutuskan.
Di kalangan tokoh agama, kasus
Salamullah mendapat tanggapan yang berbeda-beda. Ketua umum Muhammadiyah
Syafi'i Maarif menilai ajaran kelompok ini menyimpang dari agama Islam.
Perbudakan Spiritual
Syafii Ma'arif: "Tetapi dalam
jangka panjang itu sangat-sangat menyesatkan. Itu akan terjadi semacam
perbudakan spiritual. Oleh sebab itu saya pikir jangan masyarakatlah, diberi
saja argumen diminta aparat yang bertindak jangan masyarakat main hakim sendiri
Itu nanti tidak baik akibatnya. Dan saya setuju dengan fatwa itu.
Perlu Pegangan, dalam Situasi Kacau dan
Wajar Karena Hubungan agama Kaku
Munculnya Salamullah, di mata ketua umum Muhammadiyah Syafi'i
Maarif memang merupakan gejala yang biasa terjadi dalam situasi kacau seperti
sekarang. Orang butuh pegangan untuk jadi panduan dalam hidup.
Suara lain tentang Salamullah
diungkapkan Direktur Interfidei, sebuah lembaga yang mengaji persaudaraan antar
agama, TH Sumartana. Menurut Sumartana tumbuhnya aliran semacam ini wajar saja
akibat hubungan antar agama saat ini sangat kaku.
Th Sumartana: "Antara lain karena
hubungan antara agama yang ada saat ini kayaknya sudah sangat doktriner, sangat dogmatis dan sangat dipetakan secara
kaku. Sehingga orang memang mencari celah-celah di mana pemikiran-pemikiran
yang lebih longgar, toleran mengakui pluralisme itu muncul sebagai bagian
pergulatan batin."
Positif
Bagi Sumartana, keberadaan jamaah
Salamullah justru positif. Bahkan tepat untuk kondisi Indonesia sekarang karena
ajarannya mementingkan sikap toleran antar sesama pemeluk agama. Salah satu
semangat ajaran Salamullah memang menyatukan penghayatan agama Kristen dan
Islam sekaligus.
Namun di atas segala perbedaan pandangan
tentang suatu keyakinan, sekretaris jendral Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Asmara Nababan menyesalkan terjadinya kekerasan yang menimpa kaum Salamullah.
Keberbagai Ragaman Agama
Asmara Nababan: "Kalau kita lihat
peristiwa di Megamendung itu jelas ada satu kelompok yang merasa dirinya benar
lalu menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendak mereka dan hal ini tentu
merupakan pelanggaran hak asasi manusia."
Asmara juga mempertanyakan sikap aparat
keamanan dan pemerintah setempat yang dinilainya tidak bertanggung jawab
terhadap kejadian ini.
Kasus Salamullah dapat menjadi cermin
bagaimana orang dapat menanipulasi agama untuk kepentingannya, tetapi juga
sekaligus kaca benggala masyarakat Indonesia menerima atau tidak menerima
keberbagai ragaman beragama. Di masa lalu, Jamaah Darul Arqam, aliran Kristen
Saksi Jehova, Kong Hu Cu serta masih banyak lainnya juga pernah dilarang oleh
pemerintah. Pelarangan macam ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga
di negara lain. Sampai kapan rasa saling menghormati satu dengan lain akan
terus berkembang dan dapat bertahan?