Oleh: Lia Aminuddin
Aku berlindung kepada Allah dari
godaan setan yang terkutuk.
Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Keselamatan Allah atasmu dan
rahmat serta keberkahan-Nya.
Wahai Yang Maha Penyayang dari
segala penyayang, cukuplah Engkau (Allah) bagiku. Tidak ada Tuhan selain Dia,
dan kepada-Nya-lah aku bertawakkal.
Kepadamu-lah penjelasan tentang
hari hisab. Sebagian besar bangsa Indonesia mendustakan rahmat Allah.
Sesungguhnya mereka menyembah selain Allah dan membuat kemudaratan di negeri
ini. Mereka itu adalah orang-orang musyrik yang menjadikan jin sebagai
pelayannya ataukah sebagai Tuhannya.Sesungguhnya mereka itu telah melampaui
batas.
Apakah kamu tidak mengetahui
bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa
yang ada di bumi. Dan apabila telah dibacakan kepada mereka ayat-ayat kami
sebagai penjelasan, yaitu surah At Taubah ayat 100, sesungguhnya ayat ini akan
menghentikan perbuatan-perbuatan sesat (batil) mereka yang menyerikatkan diri
mereka dengan dajjal.
Sesungguhnya sejak dahulu mereka
selalu mencari-cari kemudaratan dan sebagian besar pemimpin umat membiarkan
umatnya sehingga mereka terjerumus kepada kesesatan dikarenakan mereka
bergantung kepada orang-orang yang menyerikatkan Allah dengan iblis.
Hingga datanglah kepada mereka
kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah. Dan mereka tidak
menyukainya. Sesungguhnya kedatangan Malaikat Jibril membawa perintah Allah
berupa laknat azab dan rahmat. Adakah azab Allah itu dapat ditangguhkan apabila
peringatan Allah itu telah diturunkan?
Tidak ada daya dan upaya kecuali
dengan izin Allah.
--------------------------------------------------------------------------------
Mari kita renungkan! Mengapa
Allah itu kini membiarkan bangsa kita carut-marut dan kusut seperti ini? Apa
sebenarnya yang paling tidak disukai oleh Allah? Di dalam kitab suci-kitab suci
Allah tercantum, kemusyrikanlah dosa yang tak diampuni Allah. Coba kita
renungkan, adakah kita ini tak melihat kemusyrikan itu telah lama terjadi pada
bangsa ini? Dan coba kita renungkan pula, adakah kita pernah menyatakan
penolakan kepada para pelaku kemusyrikan? Walaupun mereka jelas telah
menyimpangkan ajaran Allah, walaupun mereka jelas telah membangun imperium
kemusyrikan.
Kemaslahatan umat tergantung dari
rida Allah. Bagaimana mungkin Allah rida kepada bangsa ini kalau sebenarnya
telah nyata kita ini sangat bertoleransi kepada kemusyrikan? Tiada pembatasan
pada mereka.
Pada bagian tertentu, kita ini
memang dapat mensinyalir rasa ketakutan itu, yaitu dari faktor kekuasaan maupun
kekuatan metafisis di balik mereka. Kedua hal itu layak ditakuti. Namun
menyadarkan bangsa yang telah membiarkan kemusyrikan, sesungguhnya adalah
tanggung jawab orang-orang yang menganut ajaran Allah. Bila nasehat individu
itu tak berarti apa-apa, maka sepatutnya, kiranya pengayom kemaslahatan umatlah
yang melakukannya. Bila saja lembaga-lembaga pengayom iman umat itu mau tegas
dan berani menyatakan kesesatan orang-orang yang menjajakan sihir (santet).
Bagaimanapun peranan dukun,
paranormal, dan penganut aliran kebatinan banyak memberikan peluang pada
kejahatan metafisis. Banyak kemusyrikan dibiarkan berkembang. Manakah ada fatwa
yang melarang pameran jenglot dan pameran kemusyrikan itu? Manakah ada fatwa
yang melarang praktek-praktek perdukunan? Manakah ada pelarangan menerbitkan
media massa dan buku yang menuliskan dan menjajakan kemusyrikan itu? Bahkan
mantan Presiden Soeharto pun pernah menghimpun para dukun itu. Malaikat Jibril
menyatakan ini sebagai kepundan kemusyrikan. Mungkinkah kita ini yang harus
menegur bila kewenangan itu ada pada para ulama dan lembaga-lembaga keagamaan?
Mimpikah aku bertemu Jibril?
Sehingga aku meneriakkan ini: Wahai bangsaku, jangan membiarkan kemusyrikan itu
lagi! Kita telah dinyatakan Allah sebagai bangsa yang musyrik. Wahai bangsaku,
azab Allah sedang diturunkan kepada bangsa kita. Wahai bangsaku, marilah kita
bertaubat!
Siapakah yang harus menyatakan
bertaubat? Adakah aku yang sebagai rakyat biasa? Sedangkan yang dinyatakan
berdosa itu adalah seluruh bangsa kita ini. Adakah aku harus meneriakkan: Wahai
pemimpin bangsaku, adakah bertaubat itu tak patut dikemukakan? Mengapa begitu
sulit menyatakan taubat itu? Wahai para ulama, tanggapilah kesesatan mereka
itu! Jangan membiarkan dajjal menggenangi seluruh negeri kita ini! Adakah kisah
kaum Aad dan Tsamud yang dibinasakan Allah itu tak dapat terjadi pada bangsa
Indonesia? Setelah dosa-dosa yang telah terjadi itu, adakah dosa kaum Aad dan
Tsamud itu serupa dengan dosa bangsa Indonesia? Sedangkan nyata-nyata dosa kita
telah jauh melampaui dosa mereka.
Istikharahlah wahai bangsaku!
Tanyakan kepada Allah, apakah ini bukan azab Allah? Mengapa tak ada yang mau
mendengarkan peringatan Allah itu? Adakah Allah ingin mengangkat azab itu
apabila kita tidak bertaubat? Bisa fitnahan dajjal mengalir bersama mereka,
umat yang musyrik. Merekalah sekutu dajjal.
Wahai bangsaku, ingatkanlah
mereka yang terjerumus oleh rayuan dajjal ! Istana dajjal telah dibangun di
Indonesia. Tak kuasa kita membongkarnya. Selama tak ada orang yang
mengupayakannya, tak akan dapat kita mengubah nasib bangsa ini.
Saat ini Malaikat Jibril
menyertai kita, melalui dia-lah pertolongan Allah itu. Bacalah surah At Taubah
untuk memohon ampun dan bacalah surah Al Baqarah ayat 87 untuk melawan tekanan
dajjal.
Bencana tekanan dajjal akan
membawa bangsa kita semakin terperangkap dalam kesulitan yang tak akan
berujung. Kecemasan, kemarahan, keberingasan, kekejian, keputus-asaan, semuanya
telah membuat kalut. Tak akan pernah kita sampai kepada pembebasan kesulitan.
Wahai bangsaku, inilah pertolongan
Allah. Masih ada waktu untuk bertaubat sebelum saat batasan diturunkannya azab
kutukan Allah, yaitu, mulai dari saat kini hingga saat upacara wukuf di Tanah
Suci pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah 1419 H. Pada saat wukuf di hari lebaran
haji itulah kutukan Allah itu jatuh.
Kepada kaum musyrikinlah azab
kutukan itu dijatuhkan. Siapa-siapa yang telah terjerumus bersekutu dengan jin
atau iblis dan yang telah membaiatkan kepada mereka ilmu dan kesepakatan janji
dengan makhluk jin dan iblis, sebelum waktu yang ditentukan itu, masih ada
kesempatan untuk bertaubat. Kepada merekalah azab kutukan itu, dan kepada
merekalah doa itu tak akan berbalas.
Tak ada kemungkinan bagi kita
untuk mengurangi kehendak Allah ini, karena sesungguhnya santunan rahmat Allah
pun sedang tertunda bagi bangsa Indonesia. Kaum Aad dan Tsamud telah menjadi
contoh bagi kita. Demikianlah Malaikat Jibril diturunkan Allah untuk
menyampaikan peringatan Allah dan untuk membawa azab kutukan Allah itu, namun
juga membawa pertolongan Allah.
Hanya sepihakkah pintu
pertolongan Allah itu? Sesungguhnya bila bangsa kita ini bertaubat, insya Allah
pintu rahmat itu akan dibukakan kembali. Banyak pembatasan telah kita alami.
Kini doa bangsa Indonesia pun terbatasi untuk sampai kepada Allah. Bisakah kita
melihat itu sebagai tanda murka Allah kepada bangsa Indonesia? Ya Allah,
sucikanlah bangsa kami.
Wahai saudara-saudaraku yang tak
memahami hukum Allah terhadap kemusyrikan, datanglah kepada Allah, nyatakan
taubatmu, jauhkanlah dirimu segera dari iblis! Karena, sesungguhnya setelah
waktu yang telah ditetapkan itu, maka ruhmu dan ruh iblis akan terikat dan tak
dapat dilepaskan. Adakah kodrat ini baik? Sedangkan di dalam tubuh manusia tak
baik bila berisi dua ruh, sehingga keduanya ingin saling melepaskan diri.
Penderitaan yang pedih, bila tak dapat melepaskan ikatan itu. Dari keadaan
itulah Anda akan tersiksa. Tak berbanding keadaan itu, karena tak akan ada yang
bisa menolong.
Adakah kutukan Allah yang tidak
kukuh? Takutlah kepada azab Allah. Dapatkah ditarik kembali ketentuan itu bila
Allah telah memutuskannya? Sungguh saudara-saudaraku, sadarilah bencana itu,
hindarilah kutukan Allah itu!
Kejahatan metafisis sungguh telah
melampaui batas. Dari keadaan itulah kemurkaan Allah, sehingga nasib bangsa ini
membalik. Sungguh kejahatan metafisis dan kemusyrikan itu adalah muara
kemalangan bangsa kita. Bila pemimpin telah mencontohkan kemusyrikan, dan
kemusyrikan itu pun telah meliputi rakyatnya, dan para ulama dan pengayom iman
umat tak menyatakan penolakannya secara bersungguh-sungguh, maka seluruh bangsa
bertanggung-jawab atas kemusyrikan itu. Sesungguhnya demikianlah penilaian
Allah yang dinyatakan oleh Malaikat Jibril. Azab kutukan Allah tak akan
diturunkan bila penilaian Allah tak sedemikian itu.
Wahai Saudara-saudaraku yang
beriman, bacalah surah Al Fatihah dan At Taubah ayat 100, khususnya pada saat
acara wukuf di Tanah Suci. Ketentuan Allah kepada orang-orang musyrik itu
tidaklah akan berbalas kepada orang yang beriman, melainkan demi untuk memohon
perlindungan Allah agar kita terlepas dari perbuatan aniaya mereka yang
menjalani kutukan itu. Demi untuk menenangkan mereka, bacakanlah surah At
Taubah.
Bencana Metafisis akan terjadi di
Indonesia. Selamatkan diri Anda dan keluarga Anda sebelum kutukan itu tiba.
Wallahi, seluruh pemberitahuan ini adalah perintah Allah yang dibawa Malaikat
Jibril yang disampaikan kepadaku.
QS. At Taubah:1-3
1. (Inilah pernyataan) pemutusan
hubungan daripada Allah dan Rasul-Nya
(yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah
mengadakan perjanjian (dengan mereka).
2. Maka Berjalanlah kamu (kaum
musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya
kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan
orang-orang kafir.
3. Dan (inilah) suatu permakluman
dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa
sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.
Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertaubat, maka bertaubat itu lebih baik
bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak
dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka
akan mendapat) siksa yang pedih.
Doa Menyingkirkan Diri Dari
Kutukan
Membaca surah Al Fatihah
Membaca surah At Taubah: 100