ライン




S H I R O H


I. NABI ADAM A.S.

A. Nabi Adam A.S. Manusia Pertama

Setelah menciptakan alam dan seluruh isinya, maka Allah menciptakan Adam yang akan mengurus bumi dan menjadi khalifah. Allah kemudian memberitahu para malaikatnya, ”Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang khalifah.”

Para malaikat menjawab, ”Apakah Engkau akan menciptakan manusia yang akan membuat kerusakan di muka bumi dengan berbuat maksiat dan pertumpahan darah. Padahal kami selalu memuji-Mu dan mengangkat-Mu sebagai tanda syukur kepada-Mu?”

Allah menjawab,”Sesungguhnya Aku lebih mengetahui daripada kalian.”

B. Kisah Nabi Adam A.S. Terusir Dari Surga

Ketika Allah bermaksud menjadikan Adam sebagai khalifah, Allah mengatakan kepada para malaikat, ”Bersujudlah kamu kepada Adam” maka mereka pun bersujud kepada Adam kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman, ”Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis, ”Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”

Allah berfirman, ”Turunlah kamu dari surga; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.”

Iblis menjawab, ”Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.”

Allah berfirman: ”Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.”

Iblis menjawab, ”Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).

Allah berfirman, ”Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.”

(Dan Allah berfirman), ”Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.”

Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu ‘auratnya dan syaitan berkata, ”Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).”

Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya, ”Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua”, maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya ‘aurat-‘auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, ”Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, ”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”

Keduanya berkata, ”Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”

Allah berfirman, ”Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.”

Allah berfirman, ”Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.”


II. NABI YUSUF A.S.

A. Beliau Dibuang Oleh Saudaranya

Nabi Yusuf a.s. adalah putra Nabi Yakub a.s. Di antara putra-putra Nabi Yakub, Yusuflah yang paling taat dan patuh kepada orangtuanya. Dia pun putra yang paling tampan wajahnya. Karena itu, Nabi Yakub lebih sayang dan cinta kepada Yusuf daripada anak-anaknya yang lain.

Melihat Yusuf lebih disayang oleh ayahnya, maka saudara Yusuf merasa iri hati dan tidak senang kepada Yusuf. Mereka iri hati dan ingin melenyapkan Yusuf. Mereka bersekongkol untuk mencelakakan Yusuf. Seperti digambarkan Al Qur’an dalam Qs. 12: 8,

“(Yaitu) ketika mereka berkata,”Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata."

Kemudian dalam diskusi itu, bermacam-macam pendapat mereka, ada di anatara mereka mengatakan agar Yusuf dibunuh saja atau dibuang ke daerah yang tak dikenalnya.

“Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik."

Seorang di antara mereka berkata, ”Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dasar sumur supaya ia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat.”

Setelah saudara-saudara Yusuf tuntas melakaksanakan rencananya, kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata, ”Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar."


B. Diangkat Raja Sebagai Anak

Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: “Oh, kabar gembira, ini seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Lalu mereka menjual Yusuf a.s dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusf a.s. karena dia anak temuan di dalam perjalanan. Jadi mereka khawatir kalau-kalau pemiliknya datang mengambilnya.

Dan orang Mesir yang membeli Yusuf a.s adalah seorang raja yang bernama Qithfir dan istrinya benama Zulaikha.

C. Mentakwilkan Mimpi Raja

Yusuf pun menjadi seorang dewasa yang tampan dan gagah. Banyak wanita tertarik kepada Yusuf a.s termasuk ibu angkatnya sendiri, Zulaikha. Sebagaimana Al-Qur’an berkisah dalam Qs. 12: 23,” Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata:”Marilah ke sini.” Yusuf berkata:” Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.”

Setelah kejadian itu, akhirnya Yusuf a.s. dimasukkan ke penjara.

“Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.”

Pada waktu Yusuf a.s berada di dalam penjara, masuk pula dua orang pemuda. Salah seorang di anatara mereka berkata: “Sesungguhnya akau bermimpi, bahwa aku memeras anggur.” Dan yang lainnya berkata: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa akau bermimpi membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.” Lalu mereka meminta Yusuf mentakwilkan mimpi tersebut, karena mereka memandang Yusuf sebagai orang yang pandai (mentakwilkan mimpi).

Yusuf berkata,” Hai kedua penghuni penjara,”Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minum tuannya dengan khamar, adapun yang seorang lagi ia akan dihisab, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menayakannya (kepadaku).”

Kemudian pada suatu hari yang lain, sang raja bermimpi bahwa dia melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering.

Salah seorang pemuda yang selamat, teringat kepada Yusuf dan ia langsung mengatakan kepada raja bahwa ia mengenal seorang yang pandai mentakwilkan mimpi, yaitu Yusuf.

Setelah Yusuf mentakwilkan mimpi raja tersebut maka ia ditawarkan raja sebuah kedudukan tinggi. Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.”

D. Bertemu Dengan Saudara dan Orangtuanya Kembali

Ketika datang musim paceklik, seperti ramalan Yusuf, maka negeri Mesir pun kekurangan gandum. Rakyat banyak dari negara lain berbondong-bondong meminta gandum dari kerajaan Mesir, termasuk saudara-saudara Yusuf. Ketika itu saudara-saudara Yusuf yang dahulu menganiayanya pun datang. Pada saat itulah mereka bertemu. Yusuf pun pada akhirnya memaafkan kesalahan-kesalahan mereka. Dan berkumpul kembali bersama orangtuanya.


III. NABI SULAIMAN A.S.

A. Seorang Raja Yang Sangat Kaya dan Dapat Berbicara Bahasa Binatang

Nabi Sulaiman a.s adalah seorang raja yang kaya raya. Selain itu ia pun memiliki keistimewaan lain yaitu bisa berbicara dengan binatang. Seperti Al-Qur’an mengisahkannya dalam Qs. 27: 16, “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata: “Hai manusia, kami telah diberi peringatan tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua itu benar-benar suatu karunia yang nyata."

Konon suatu hari Sulaiman a.s. mengadakan perjalanan dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”

Mendengar perkataan seekor semut tadi, Sulaiman tersenyum dengan tertawa. Dan dia berdo’a: “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.”

B. Mengajak Ratu Balqis Untuk Menyembah Allah

Suatu hari Sulaiman a.s. memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.”

Maka tak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya, dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.”

Dalam penuturannya itu hud-hud berkata, ”Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita (Ratu Balqis) yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah, dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.

Untuk membuktikan kebenaran penuturan burung hud-hud tadi, Nabi Sulaiman memerintahkannya untuk membawa surat kepada Ratu Balqis dan menjatuhkannya kepada mereka. Dan hud-hud pun diminta untuk memperhatikan apa yang mereka bicarakan.

Ratu Balqis meraih surat itu dan berkata kepada pembesar-pembesarnya bahwa ia mendapat surat dari Sulaiman yang isinya memerintahkan agar mereka sekalian jangan berlaku sombong terhadapnya dan datanglah kepada Sulaiman sebagai orang-orang yang berserah diri.

Lalu Ratu Balqis mengirim utusannya dengan membawa hadiah, dan dia menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.

Namun Sulaiman menolak pemberian hadiah tersebut, karena dia menyakini bahwa apa yang diberikan Allah kepadanya lebih baik dari apa yang Allah berikan kepada mereka.

Lalu Sulaiman berkata, ”Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri.”

Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat dan dapat dipercaya.

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.”

Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: ”Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.”

Selanjutnya Sulaiman mempersilakan Ratu Balqis untuk masuk ke dalam istana. Maka tatkala ia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya.. Berkata Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca. Melihat hal ini Ratu Balqis terharu dan langsung berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.”


IV. NABI MUSA A.S.

A. Nabi Musa a.s Bertemu dengan Khidr a.s.

B. Beliau Dilarang Bertanya Selama Dalam Perjalanan.

C. Khidr a.s. Menjelaskan Sebab-Sebab Perbuatannya.

Lihat Qs 18: 60-82



Materi Shiroh ini disusun oleh Tim Guru TPA Al-Hijrah Fukuoka

______________________________________________________________________________________________________________________________
[ Home ] [ Visi dan Misi ] [ Struktur Pengurus ] [ Kegiatan Pendidikan ] [ Materi Pendidikan ] [ Siswa-Siswi ]
[ Album Foto ] [ Lain-Lain ] [ Links ] [ Kontak Kami ]



ライン