Prilaku Perkutut
Menurut teori yang saya
dapatkan dari membaca beberapa buku tentang seluk-beluk kehidupan perkutut
ditambah dengan pengamatan melalui praktek beternak sejak 9 Agustus 1999, saya
mendapatkan beberapa bukti dan dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa perkutut mempunyai beberapa prilaku yang mirip dengan manusia, prilaku
atau sifat-sifat tersebut antara lain adalah :
Ke-5 sifat yang saya sebutkan
diatas dapat dijelaskan sbb. :
Salah satu cara untuk
menjodohkan pasangan perkutut adalah dengan cara menempatkan perkutut jantan
dalam satu kandang dengan beberapa Betina. Maka secara naluri si Jantan hanya
akan tertarik dengan salah satu Betina yang disukai sesuai seleranya, mungkin
karena paras wajahnya atau bentuk tubuhnya, sifat atau kelakuannya, dll. yang
menjadi criteria untuk menentukan pilihannya tersebut dan menjadikan si Betina
sebagai jodohnya. Bukankah manusia juga mempunyai sifat seperti ini ?
Sepasang perkutut yang berada
didalam kandang, mempunyai rasa cemburu terhadap perkutut dikandang yang lain,
sehingga biasanya si Jantan marah kepada si Jantan yang lain terutama pada saat-saat
mereka sedang dalam tahap bercinta. Makanya diantara kedua kandang yang
berdekatan sebaiknya diberi tambahan sekat dari tripleks atau fiber glass dan
sejenisnya ditempat tenggeran, agar satu dengan yang lain tidak saling melihat
selama atau ketika sedang bercumbu. Saya kira kitapun sebagai manusia juga
mempunyai rasa cemburu, bukan ?
Sejak si Betina meletakan
telornya, kemudian secara bergantian si Jantan dan si Betiana mengerami
telornya dengan sabar dan tekun selama 14-15 hari, sampai saatnya telor menetas
menjadi anak perkutut ( piyik ), mereka lalu memberi anak-anaknya makan/minum
dan air susu sambil mendekapnya dari kedinginan malam sampai umur sekitar 15
hari serta mengasuhnya sampai berumur sekitar sebulan. Kedua orang-tuanya
memberikan kasih saying kepada anak-anaknya sama seperti kita manusia. Memang
ada pengecualian beberapa perkutut yang meninggalkan telornya atau bahkan
anak-anaknya yang masih kecil dan mulai bercumbu lagi dengan pasangannya,
demikian pula terjadi dengan manusia.
Perkutut juga bisa marah
seperti kita manusia, beberapa contoh yang saya alami dengan beberapa perkutut
yang saya pelihara, misalkan :
·
Ketika si Betina kurang mau memberi makan/minum
kepada anak-anaknya mungkin disebabkan kurang enak badan atau sudah merasa
capek setelah lebih dari 5x bertelor dan mengasuh anaknya, maka si Jantan marah
dan mematoki si Betina bahkan ada yang sampai mati ( bila tidak tertolong ).
Sebaliknya juga terjadi si betina akan marah kepada si Jantan, bila si Jantan
tidak melakukan tugasnya sebagai bapak dan juga dipatokinya.
·
Suatu saat sepasang perkutut yang sedang mengeram
saya pindahkan ke sangkar yang lebih kecil, karena akan diadakan renovasi
kandang. Si Jantan marah karena merasa si Betina tidak mau mengerami lagi dan
dipatokinya si Betina sampai berdarah-darah.
Lain lagi mengenai sifat
sesuka hati dari perkutut yang saya alami dengan salah satu pasangan perkutut
yang ada yaitu sbb. :
Demikian pula manusia
seringkali berbuat sesuatu sesuka hatinya sendiri, walaupun apa yang
diperbuatnya tersebut belum tentu benar.
Demikianlah beberapa
pengalaman yang saya alami tentang beberapa prilaku perkutut kesayangan kita,
yang penting dan perlu kita perhatikan adalah bagaimana dapat memahami prilaku
dari masing-masing perkutut yang kita pelihara, agar kita dapat
memperlakukannya sebaik mungkin.
Jakarta, 29 Nopember 2000.