Kiat Meningkatkan Produktifitas dan Mengatasi Kematian Piyik
 
 
 

Pendahuluan

Beternak perkutut memang sangat mengasyikkan, tetapi sekaligus juga merupakan tantangan. Selain bagaimana indukan dapat lancar berproduksi, juga bagaimana mengatasi agar piyiknya sehat-sehat hingga menjadi perkutut dewasa. Disamping yang terpenting adalah bagaimana kualitas suara anakan tersebut bisa bagus dan kelak akan bisa menjadi juara.
Setiap peternak pasti menghendaki indukan yang dibeli dengan harga yang cukup mahal itu diharapkan akan cepat “ kembali modal “. Caranya adalah selain berusaha melahirkan anakan yang berkualitas, sehingga banderol harganya juga bagus. Produktifitas yang tinggi juga menjadi alternatif utama apabila kualitas anakannya sedang-sedang saja, sehingga dapat menolong untuk mempercepat pengembalian modalnya.
Salah satu factor kunci sukses dalam beternak adalah bagaimana caranya dapat meningkatkan produktivitas dan mengatasi untuk menekan kematian piyik.
 

Metodenya

Untuk meningkatkan produktifitas dan mengatasi kematian piyik dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain adalah :

  1. Memindahkan anakan piyik ketika berumur 5 hari ke indukan Puter yang selanjutnya akan meloloh dan mengasuhnya sampai usia disapih.
  2. Mengeramkan pasangan perkutut favorit ke pasangan perkutut lain (babu) sampai anaknya menjadi besar.
  3. Mengeramkan telor perkutut ke mesin penetas dan setelah menetas barulah dicarikan babu atau puter untuk meloloh dan mengasuhnya.
  4. Mengeramkan telor perkutut ke pasangan puter.
  5. Memperbaiki mutu makanan dengan makanan tambahan.

Metode – 1

Cara ini adalah yang paling mudah, sering dan beresiko relatif lebih rendah dari pada cara yang lainnya untuk menggunakan jasa Puter sebagai induk asuh, alasannya antara lain adalah :
 

Dengan cara ini, maka siklus bertelor dari Perkutut hanya dibutuhkan kira-kira 27-30 hari yaitu 14-15 hari mengeram, 5 hari membesarkan piyik dan 7-10 hari persiapan untuk bertelor lagi. Dibandingkan piyik-piyiknya diasuh sendiri langsung oleh indukannya yang membutuhkan kira-kira 60 hari sebagaiu periode normalnya yaitu 14-15 hari mengeram, 35-40 hari membesarkan piyiknya, 7-10 hari persiapan bertelor periode berikutnya, berarti dapat dihemat waktu kira-kira sebulan.
 

Metode – 2

Yang perlu diperhatikan sang Babu haruslah sepasang Perkutut yang diyakini mempunyai sifat yang baik dalam mengerami telornya dan mengasuh piyiknya setelah menetas sampai piyik berumur 40-45 hari dimana waktunya dipisahkan. Biasanya Perkutut Babu adalah pasangan yang kualitas suaranya kurang bagus dan pada saat telor dari pasangan favorit dititipkan, Perkutut babu pada waktu yang bersamaan juga sedang bertelor ( syarat ini mutlak ).
Dengan cara ini, maka siklus bertelor dari Perkutut yang normal selama kira-kira 60 hari dapat dipercepat dan hanya membutuhkan 10-15 hari saja yaitu tugas dari indukan perkutut hanya bertelor dan bertelor saja.
 

Metode – 3

Cara ini disamping belum umum dilakukan terutama bagi Peternak berskala kecil sampai sedang, sebab membutuhkan perhatian dan tenaga tidak saja pada saat telor sedang dalam mesin tetas yaitu membalik-balik telornya setiap hari, juga setelah piyik-piyik menetas perlu diberikan makanan lunak dengan jalan diloloh. Jadi hanya beberapa Peternak besar yang menggunakan cara ini untuk menetaskan telor dalam jumlah yang banyak, bayangkan betapa sulitnya untuk memberi tanda masing-masing telor agar mengetahui darimana asal indukannya.
Sedangkan untuk mencari Babu Perkutut atau Puter sebagai pengasuhnya, adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah untuk jumlah piyik sebanyak itu.
Percepatan siklus bertelor sama dengan Metode-2.
 

Metode – 4

Cara ini mempunyai resiko cukup tinggi pada saat 1-3 hari setelah telor menetas, karena kemungkinan piyik perkutut yang kecil itu akan mati terinjak induk Puter.
Holiday BF, Jl. Darmo Satelit Utara XI/4-6, Surabaya telah mempunyai kiat  mengatasi agar piyik perkutut setelah menetas tidak mati terinjak dan berhasil dengan memuaskan antara lain dengan cara sebagai berikut :
 

Selain itu yang perlu diperhatikan sang Puter setidaknya sudah bertelor 2-3 hari lebih duhulu dibanding telor Perkutut yang akan dititipkan, sebab masa pengeraman Puter dan Perkutut berbeda ( Puter lebih lama 2-3 hari ).
Percepatan siklus bertelor sama dengan Metode-2.
 

Metode – 5

Makanan tambahan berupa Vitamin, protein dan mineral amat dibutuhkan agar tidak saja mempercepat dan memperbaiki mutu telor dan penetasan, juga membuat indukan maupun piyik-piyik yang berumur kurang dari 5 bulan dalam kondisi kesehatan dan stamina tubuh yang prima. Dengan demikian maka daya tahan tubuh cukup tinggi terhadap serangan berbagai macam penyakit, termasuk apa yang disebut “ Pagebluk “ yang terutama disebabkan oleh cuaca ( angin dan suhu dingin ) dan cacingan.
Beberapa ramuan telah dibuat sebagai makanan tambahan yang dicampurkan kedalam makanan utama/pokok untuk maksud tersebut. Ramuan-ramuan tersebut dengan porsi seimbang secukupnya antara lain terdiri dari :
 

Ramuan diatas diaduk dan dicampur dengan makanan utama/pokok seperti Milet putih, Gabah merah, dll.

Last but not least, kebersihan sangkar/kandang dan sinar matahari pagi selama 2-3 jam per hari akan membuat indukan dan piyik-piyik menjadi lebih sehat.

Selamat mencoba dan mempraktekannya.
 

Edisi No.4 – Jakarta, 30 Agustus, 2000.
 

Sumber :  Majalah Fauna Edisi - 10/1999

 
 

Kembali