Pendahuluan
Beternak perkutut memang sangat mengasyikkan, tetapi sekaligus juga
merupakan tantangan. Selain bagaimana indukan dapat lancar berproduksi,
juga bagaimana mengatasi agar piyiknya sehat-sehat hingga menjadi perkutut
dewasa. Disamping yang terpenting adalah bagaimana kualitas suara anakan
tersebut bisa bagus dan kelak akan bisa menjadi juara.
Setiap peternak pasti menghendaki indukan yang dibeli dengan harga
yang cukup mahal itu diharapkan akan cepat “ kembali modal “. Caranya adalah
selain berusaha melahirkan anakan yang berkualitas, sehingga banderol harganya
juga bagus. Produktifitas yang tinggi juga menjadi alternatif utama apabila
kualitas anakannya sedang-sedang saja, sehingga dapat menolong untuk mempercepat
pengembalian modalnya.
Salah satu factor kunci sukses dalam beternak adalah bagaimana caranya
dapat meningkatkan produktivitas dan mengatasi untuk menekan kematian piyik.
Metodenya
Untuk meningkatkan produktifitas dan mengatasi kematian piyik dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain adalah :
Metode – 1
Cara ini adalah yang paling mudah, sering dan beresiko relatif lebih
rendah dari pada cara yang lainnya untuk menggunakan jasa Puter sebagai
induk asuh, alasannya antara lain adalah :
Metode – 2
Yang perlu diperhatikan sang Babu haruslah sepasang Perkutut yang diyakini
mempunyai sifat yang baik dalam mengerami telornya dan mengasuh piyiknya
setelah menetas sampai piyik berumur 40-45 hari dimana waktunya dipisahkan.
Biasanya Perkutut Babu adalah pasangan yang kualitas suaranya kurang bagus
dan pada saat telor dari pasangan favorit dititipkan, Perkutut babu pada
waktu yang bersamaan juga sedang bertelor ( syarat ini mutlak ).
Dengan cara ini, maka siklus bertelor dari Perkutut yang normal selama
kira-kira 60 hari dapat dipercepat dan hanya membutuhkan 10-15 hari saja
yaitu tugas dari indukan perkutut hanya bertelor dan bertelor saja.
Metode – 3
Cara ini disamping belum umum dilakukan terutama bagi Peternak berskala
kecil sampai sedang, sebab membutuhkan perhatian dan tenaga tidak saja
pada saat telor sedang dalam mesin tetas yaitu membalik-balik telornya
setiap hari, juga setelah piyik-piyik menetas perlu diberikan makanan lunak
dengan jalan diloloh. Jadi hanya beberapa Peternak besar yang menggunakan
cara ini untuk menetaskan telor dalam jumlah yang banyak, bayangkan betapa
sulitnya untuk memberi tanda masing-masing telor agar mengetahui darimana
asal indukannya.
Sedangkan untuk mencari Babu Perkutut atau Puter sebagai pengasuhnya,
adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah untuk jumlah piyik sebanyak itu.
Percepatan siklus bertelor sama dengan Metode-2.
Metode – 4
Cara ini mempunyai resiko cukup tinggi pada saat 1-3 hari setelah telor
menetas, karena kemungkinan piyik perkutut yang kecil itu akan mati terinjak
induk Puter.
Holiday BF, Jl. Darmo Satelit Utara XI/4-6, Surabaya telah mempunyai
kiat mengatasi agar piyik perkutut setelah menetas tidak mati terinjak
dan berhasil dengan memuaskan antara lain dengan cara sebagai berikut :
Metode – 5
Makanan tambahan berupa Vitamin, protein dan mineral amat dibutuhkan
agar tidak saja mempercepat dan memperbaiki mutu telor dan penetasan, juga
membuat indukan maupun piyik-piyik yang berumur kurang dari 5 bulan dalam
kondisi kesehatan dan stamina tubuh yang prima. Dengan demikian maka daya
tahan tubuh cukup tinggi terhadap serangan berbagai macam penyakit, termasuk
apa yang disebut “ Pagebluk “ yang terutama disebabkan oleh cuaca ( angin
dan suhu dingin ) dan cacingan.
Beberapa ramuan telah dibuat sebagai makanan tambahan yang dicampurkan
kedalam makanan utama/pokok untuk maksud tersebut. Ramuan-ramuan tersebut
dengan porsi seimbang secukupnya antara lain terdiri dari :
Last but not least, kebersihan sangkar/kandang dan sinar matahari pagi selama 2-3 jam per hari akan membuat indukan dan piyik-piyik menjadi lebih sehat.
Selamat mencoba dan mempraktekannya.
Edisi No.4 – Jakarta, 30 Agustus, 2000.
Sumber : Majalah Fauna Edisi - 10/1999
|