ANALISIS
M
komunisme, diantaranya "Gerakan Komunisme, PRD dan Forkot", "Ini
Baunya Adalah Bau PKI", "PKI Sekarang Lebih Berbahaya".
"Sebenarnya
memang selama ini kita tidak menyadari pada hakikatnya orang-orang komunis
itu masih banyak di setiap lini geraknya. Yang istilahnya dulu PKI malam
hari. Dimana gerakannya dilakukan secara underground atau bawah tanah,
sehingga sulit ditelusuri jejak dan manuver-manuvernya. Gerakan itu kita
rasa ada, tapi kita tidak bisa menunjuk hidung siapa dia sebenarnya. Setelah
gerakan 30 S, kemudian PKI secara resmi dilarang, keberadaan PKI menjadi
tidak jelas. Sebelum 30 S, PKI itu jelas, underbow-nya Pemuda Rakyat, BTI,
Lekra dan sebagainya. Kalau di show of forse, ada tantangan buat kita di
PII, Banser dan lain-lain. Saya melihat tantangan yang jelas itu, sekarang
tidak ada, sehingga kita cenderung pasif. Maka perlu menyadarkan umat Islam
bahwa PKI malam itu lebih berbahaya…kan golongan PKI sekarang yang terkadang
memakai bendera Islam, kadang pakai Jilbab, tapi tahu-tahu dia komunis
kiri"
Dengan kata lain
KH Kholil Ridwan hendak mengatakan PKI yang legal kurang berbahaya dibandingkan
dengan PKI yang underground, yang bekerja di bawah tanah. PKI yang legal
gerak-geriknya dapat dilihat mata.
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI YANG TINGGI
Apakah fakta
lain yang menunjang penilaian KH Kholil tersebut ? Dalam Laporan Utama
Media Dakwah di atas, antara lain dikatakan, "PKI boleh bubar atau
dibubarkan pemerintah Indonesia. Uni Sovyet boleh runtuh dan berkeping-keping
menjadi negara kecil. Tapi apakah komunisme sebagai sebuah paham politik,
musnah ? Jawabnya, tidak ! "
Menurut Taufik
Abdullah, "Salah satu strategi PKI yang terkenal ampuh mempengaruhi
rakyat adalah tampilannya yang 'easy solution' terhadap berbagai persoalan.
"Artinya, menurut Taufik Abdullah, seakan-akan semua masalah bisa
diselesaikan ketika persatuan di bawah pimpinan PKI.
Kata Taufik selanjutnya,
"Salah satu keunggulann PKI adalah kemampuan berkomunikasi yang sangat
tinggi. Kalau dilihat retorika politik PKI selama 1950-an, kita seakan-akan
bertemu dengan PKI yang banyak. Karena di setiap daerah, waktu atau situasi,
PKI akan memperkenalkan rumusan yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Satu-satunya landasan ideologis yang ditampilkan adalah penguasaan kata
'rakyat'. Rakyat adalah PKI, PKI adalah rakyat. Selebihnya setiap tokoh
lokal bisa mengatakan apa saja. Penguasaan kata seperti itu adalah suatu
strategi wacana PKI."
Keunggulan PKI
seperti yang disimpulkan Taufik Abdullah tersebut, tentu juga akan dipergunakannya
pula di kala bekerja di bawah tanah. Malah mungkin kualitasnya lebih tinggi
lagi.
DILARANG, MAKIN DICARI
Tulisan Taufik
Ismail yang berjudul " Ini Baunya Adalah Bau PKI " , juga menunjang
apa yang disimpulkan KH Kholil di atas bahwa PKI malam lebih berbahaya
dari PKI legal. Inilah diantaranya yang dikatakan Taufik Ismail :
"Sekitar
6-7 tahun yang lalu," kata Taufik Ismail, "ketika itu masih dalam
pemerintahan Orba, di rumah saya ketika itu anak angkat saya menyampaikan
bahwasannya di kalangan mahasiswa ada kelompok yang mempelajari Marxisme-Leninisme
pada malam hari, mulai pukul 11 sampai pukul 1 malam. Dari pukul 8-11 mereka
mempelajari bahan-bahan kuliah dan dari pukul 11-1 mereka mempelajari itu
(Marxisme). Saya (mulanya) tidak bisa percaya. Waktu itu (kabar itu) adalah
cerita yang fantastis, tidak masuk akal. Kemudian saya katakan apa iya,
apa mungkin, itu kan dilarang oleh MPR dan dinyatakan sebagai ideologi
yang tidak dapat disebar luaskan. Kemudian saya minta itu dibuktikan."
Kira-kira sebulan
kemudian, datanglah bukti itu. Datanglah mahasiswa dengan membawa setumpuk
diktat yang digunakan oleh kelompok tersebut. Diktat itu isinya adalah
Manifesto Komunis dalam bahasa Indonesia terjemahan, kemudian riwayat hidup
Mao Tse Tung, sebuah tulisan filsafat yang ditulis oleh Foyerbach. Dialah
yang meletakkan dasar filsafat materialisme, kemudian dianut oleh Marx.
Yang ketiga adalah bukunya Manipol Usdek, dalam satu tumpukan fotokopi,
barangkali generasi keenam. Maksudnya sudah difotokopi, kemudian difotokopi
lagi. Sehingga hurufnya sudah putus-putus, susah untuk membacanya. Kemudian
baru saya percaya, hal itu terjadi. Tapi apa yang terjadi 4-5 tahun yang
lalu itu, betul-betul tidak masuk akal."
"Apa sebabnya
mereka membaca dengan tekun ? Karena pertama-tama itu adalah ideologi yang
dilarang. Karena sesuatu yang dilarang, anak-anak muda ingin tahu mengapa
dilarang. Kemudian ingin tahu, membaca dan kemudian mereka mencari kesana
kemari dapat lalu baca. Kelompok-kelompok itu kemudian tumbuh dan orang-orang
PKI lama yang tidak seluruhnya belum tentu terbasmi itu, membina mereka,
ikut dalam diskusi itu, mengarahkan dan seterusnya. Kemudian saya lihat
ini, kalau begini betul, apa yang dikatakan Amien Rais dalam bukunya 'Cakrawala
Islam', ideologi yang semacam ini akan bertahan terus, strukturnya boleh
diruntuhkan, bangunan organisasinya bisa dinyatakan terlarang, akan tetapi
ideologi itu punya kaki yang banyak dan mereka berjalan kemana-mana."Demikian
Taufik Ismail".
Ya, fakta yang
dikemukakan Taufik Ismail ini menunjukkan kepada kita bahwa makin dilarang
penyebaran Marxisme-Leninisme itu, makin dicari-cari dan dipelajari oleh
generasi muda. Menurut logikanya, generasi muda tersebut tentu belum tentu
akan mencari-cari dan mempelajari buku-buku Marxisme-Leninisme, sekiranya
tidak ada larangan penyebarannya.
ISU KOMUNIS GENERASI KE EMPAT DAN OTB
Karena sulitnya
menelusuri jejak manuver-manuver politik PKI yang bekerja di bawah tanah,
seperti dikatakan KH Kholil Ridwan di atas, maka Try Sutrisno selaku Pangab
pada tanggal 16 November 1992, waktu apel komandan-komandan Korem dan Kodim
se Indonesia mengatakan, "unsur-unsur komunis generasi ke empat telah
berusaha mengubah aksinya melalui jalur konstitusional, yaitu dengan jalan
memanfaatkan kelompok-kelompok tertentu melalui isu keterbukaan, demokratisasi,
hak azasi manusia, lingkungan hidup, dikotomi sipil dan militer, pri non-pri,
depolitisasi ABRI dan berbagai isu kekinian".(Kompas, 17/11)
Komunis generasi
keempat yang dimaksud Try Sutrisno ini, tentu bukan kaum komunis yang telah
ditahan belasan tahun tanpa proses hukum, tetapi adalah generasi baru komunis,
yang lahir sesudah PKI dilarang. Keterangan Try Sutrisno itu mempunyai
dua arti. Pertama, sebagai pengakuan bahwa sistem Orde Baru yang kapitalis,
yang bersembunyi di belakang Demokrasi Pancasila dan UUD 1945 bukannya
telah mamatikan PKI, malah telah melahirkan komunis generasi ke empat.
Ke dua, sebagai
peringatan bagi kelompok-kelompok gerakan pro- demokrasi untuk jangan melanjutkan
tuntutan keterbukaan, demokratisasi, hak azasi manusia dan sebagai, agar
jangan sampai dicap pula sebagai komunis generasi ke empat. Bila peringatan
itu tidak digubris oleh gerakan pro-demokrasi, mereka bisa ditindak, seperti
ditindaknya PKI.
Yang jelas Try
Sutrisno merasa ada gerakan komunis, tetapi tidak bisa menunjuk hidung
siapa yang disebut komunis generasi ke empat itu.
Selanjutnya pada
tahun 1995 karena gerakan pro-demokrasi bergerak terus, tak mundur akan
dicap sebagai komunis generasi ke empat, maka Presiden Soeharto melalui
Haryono Isman meisukan OTB (Organisasi Tanpa Bentuk) yang dilakukan door
to door (dari pintu kepintu) untuk menjejal mahasiswa dengan ajaran Marxisme.
Masyarakat menolak
isu OTB tersebut, karena tak ada dasar, tak sesuai dengan logika umum.
Jika organisasi, tentu ada bentuknya. Isu OTB tersebut dianggap hanya sebagai
taktik dan intrik penguasa untuk menimbulkan ketakutan dikalangan masyarakat,
agar jangan berani-berani mengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan
pendapat penguasa. Isu OTB pun kemudian melenyap.
Setelah penyerbuan
ke Kantor DPP PDI Megawati di Jl Diponegoro 27 Juli 1996, Menko Polkam
Susilo Sudarman mengatakan: bila dulu masih bernama OTB, kini telah berbentuk
PRD.PRD dianggapnya komunis. Dalam perkembangan di pengadilan, ternyata
PRD bukan komunis. PRD kini pun legal. Kenyataan tersebut hanya menunjukkan
betapa ngawurnya Susilo Sudarman yang mengatakan seperti itu.
KESIMPULAN
< Jelas kiranya,
dilarangnya PKI ternyata lebih berbahaya bagi umat Islam dibandingkan bila
PKI bekerja secara legal, terbuka. Karena dengan PKI bekerja di bawah tanah,
underground, sulit menelusuri jejak manuver-manuver politiknya. Gerakannya
terasa ada, tetapi sulit untuk menunjuk batang hidungnya. Isu komunis generasi
ke empat dari Try Sutrisno dan OTB dari Soeharto berlalu begitu saja.
Fakta yang dikemukakan
Taufik Ismail, yang berpadu dengan penilaian KH Kholil Ridwan bahwa larangan
terhadap ideologi komunis serta larangan penyebaran ajaran Marxisme- Leninisme,
justru mendorong generasi muda mencari dan mempelajari Marxisme-Leninisme
dengan tekun.
Untuk lebih memudahkan
bagi umat Islam menghadapi sepak terjang PKI, maka yang terbaik hak hidup
PKI dipulihkan kembali dan itu sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Dengan
dilegalkan kembali PKI, maka perjuangan umat Islam untuk membumikan surat
Al Humazah yang mengutuk orang-orang yang menumpuk-numpuk harta kekayaan
(yaitu kaum kapitalis), mendapat tambahan kekuatan. Karena PKI programnya
jelas untuk menghapuskan sistem kapitalisme, supaya tegak keadilan.
.
|