Itu kepintaran
yang mereka pelajari ditempat-tempat pendidikan mereka. Ada bermacam-macam
kejadian yang mereka garap sedemikian rupa, hingga itu memberi mereka bekal
untuk bikin suatu gerakan.
Pola-pola kerusuhan sekarang ini mirip dengan
pola-pola PKI ?
PKI memang amat
lihai memobilisir massa terutama butuh, tani, dan bahkan masyarakat umum,
dengan mengeksploitir berbagai isu. Dulu suka menggunakan isitilah-istilah
setan desa, kapital birokat, dan lain-lain. Peristiwa seperti Indramayu
,Jengkol, Bandar Betsy dapat dijadikan contoh.
Kini cara-cara
yang pernah dilakukan PKI seperti melakukan pematokan tanah, menyebarkan
fitnah, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, tampaknya muncul
kembali. Saya tidak menuduh mereka PKI, tetapi kenapa itu dipraktekkan
lagi dimasa reformasi ini yang katanya ingin menegakkan hukum.
Ada pola pengorganisasian
dari partai tertentu kini yang mirip dengan cara PKI ?
Komunis itu bisa
menyusup ke mana saja selama ada peluang. Dulu PKI berhasil menempatkan
Ir. Surachman sebagai Sekjen PNI, hingga PNI terpecah dua setelah G30S/PKI
. Sekarang, untuk mengindentifikasi parpol mana, dapat dibaca sendiri kondisi
yang berkembang ditengah masyarakat.
> Sejauh mana perlu
mewaspadai kemiripan pola-pola gerakan PKI dengan yang terjadi kini ?
Kita harus menjaga
diri, untuk tidak kesusupan, dan mewaspadai gerakan-gerakan sporadis yang
sekarang ini timbul dimasyarakat.
Sejumlah kalangan
menganggap peringatan Habibie Soal Komas berlebihan ?
Saya kira Habibie
hanya sekadar mengingatkan. Dibutuhkan ekstra kehati-hatian, sebab PKI
itu sangat pandai dalam melakukan agitasi dan penyusupan-penyusupan.
Tentang adanya
eks tapol PKI yang baru dibebaskan membuat pembelaan diri?
Mereka tidak
merasa bersyukur. Hanya atas dasar kemanusian mereka bisa dibebaskan. Namun
setelah mereka bebas, tuntutannya macam-macam dan membela diri, seakan-akan
tidak merasa berbuat salah.
>Kabarnya G30S/PKI itu masalah intern AD dan
Soeharto terlibat ?
Memang, PKI lah
yang paling getol mengangkat isu bahwa peristiwa adalah masalah
intern AD. Itu dilontarkan untuk menghilangkan jejak keterlibatan mereka
dalam peristiwa tersebut. Tentang kabar keterlibatan Jenderal Soeharto,
sebagaimana yang diungkap Latief, sulit bagi saya untuk memprediksi itu
sebab pembicaraan tersebut dibawah empat mata. Tentang penafsiran bisa
saja macam-macam.
Soal partai yang
berbau Marxis dimana Pramoedya Ananta Toer bergabung didalamnya ?
Bila benar partai itu
menganut paham seperti yang dimaksud, maka pemerintah tidak perlu ragu-ragu
untuk bertindak, karena paham tersebut telah dilarang melalui Tap MPRS/MPR.
.