Reaksi terhadap Penerapan Jurus Wushu Internasional Seri Ke-2

Jurus wushu seri 2 telah diluncurkan pada pertemuan IWuF ke-5 di Hong Kong. Dibandingkan jurus yang saat ini dipertandingkan, jurus baru ini memiliki kesulitan teknik dan intensitas atletik yang meningkat.

Reaksi terhadap jurus baru ini bervariasi. Mayoritas negara asia tidak mempermasalahkan, bahkan pada kompetisi wushu internasional ke-4 di Roma, banyak atlet dan pelatih Asia yang meminta kesulitan jurus ditingkatkan. Hal ini disebabkan banyak atlet negara Asia yang berlatih di cina, atau mengundang pelatih Cina, sehingga tidak banyak perbedaan kemahiran antar atlet, meskipun kita menilainya dari gerakan dasar. Hanya dengan meningkatkan kesulitan gerakan dan intensitas dari jurus, perbedaan antar pemain dapat diperluas dan terlihat.

Pelatih dan atlet dari negara di luar Asia justru kurang berkenan. Alasan utama adalah mereka hanya latihan part-time, tidak sistematis, dengan intensitas atletik kurang. Dalam situasi seperti ini, meningkatkan kesulitan tanpa pertimbangan matang, akan menghasilkan pegaruh yang tak terduga pada latihan, dan menjatuhkan antusias atlet. Mereka mengerti bahwa jurus baru ini meningkatkan tingkat atletik wushu, tetapi mereka mengkhawatirkan efek negatifnya terhadap upaya mempopulerkan jurus wushu.

Wu Bin, komite teknis IWuF, menganalisa alasan penerapan jurus baru. Pertama, jurus saat ini telah digunakan sejak 1989, dan kemampuan negara tertentu telah mencapai level yang tinggi. Ini akan menyulitkan pengembangan wushu. Kedua, kejenuhan atlet saat tiap tahun mereka menghadapi jurus yang sama. Ketiga, kebanyakan atlet berpendapat mereka harus belajar lebih banyak. Dalam wushu terdapat kekayaan dan variasi, yang pengembangannya menuntut kita menciptakan hal baru dari yang lama. Hanya dengan cara ini Wushu dapat eksis.

[Back to Article Table of Content]