INFORMASI
WISATA PANTAI UJUNG GENTENG
TC Achmad Syachmy
Majalah
Travel Club
Jakarta, Indonesia
Jangan
bayangkan yang enak-enak di Ujung Genteng. Tak ada hotel berbintang atau
restoran mewah dengan menu lezat dan model arsitektur menawan. Tak ada cat yang
menyajikan musik populer dengan lalu lalang pelayan seksi dan ganteng. Namun
semua kekurangan itu akan terpuaskan oleh alam Ujung Genteng yang menawan karena
masih perawan.
Ya, jangan samakan Ujung Genteng dengan Ancol yang
kaya dengan berbagai fasilitas memanjakan. Ujung Genteng juga bukan Anyer atau
Carita yang dari Jakarta dapat ditempuh hanya dua jam di jalan mulus dan lurus.
Ujung Genteng hanya punya eksotisme yang perawan dan tak tertandingi: lengkung
biru langit yang berakhir di atas riak garis ombak Samudra Hindia, karangkarang
kokoh alami yang membaur dengan pasir nan putih, matahari merah bundar di saat
menjelang tenggelam, bisu sisasisa dermaga peninggalan Belanda, ikan-ikan segar
tangkapan nelayan di pelelangan, kilau mata penyu-penyu hijau saat bertelur.
Terletak sekitar 120 km dari kota Sukabumi ke arah
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, Ujung Genteng adalah pantai nan eksotis. Ujung
Genteng memiliki dermaga tua peninggalan Belanda. Namun kita hanya dapat
menyaksikan puing-puingnya saja. Kearah timur dari Ujung Genteng terdapat pula
lokasi pelelangan ikan, yang cukup ramai.
Pada pukul 5 sampai 9 pagi berbagai jenis ikan hasil
tangkapan nelayan yang telah semalaman melaut diperjualbelikan di sana dengan
harga yang tentunya jauh lebih murah dan lebih segar.
Selain itu, Ujung Genteng punya pantai Pangumbahan,
tempat di mana penyu-penyu hijau bertelur di tepi pantai saat malam hari. Untuk
menyaksikan penyu bertelur disarankan tidak gaduh atau keributan atau membuat
penerangan dalam bentuk apa pun karena hal ini bisa menjadikan sang penyu enggan
bertelur. Begitu telur mulai dikeluarkan barulah kita bisa mendekat dan
mengamatinya dengan menggunakan senter atau alat penerangan lain. Jumlah telur
yang dikeluarkan dari seekor penyu hijau bisa mencapai 200 butir.
Muara Cipanarikan merupakan salah satu objek wisata
lain yang menarik di Ujung Genteng. Muara yang merupakan tempat bertemunya
sungai Cipanarikan dengan laut ini membentuk alur membelok terlebih dahulu
sebelum masuk ke laut, sehingga terbentuk hamparan pasir yang cukup luas dengan
bentuk pasir yang sangat halus. Lokasi ini sangat cocok sebagai tempat bermain
pasir bagi anak-anak. Di muara ini banyak pula binatang seperti kepiting,
belibis, biawak dan ikan-ikan muara. Bila kita menelusuri sisi pantainya banyak
pula dijumpai ikan-ikan hias khas warnawarni ikan air laut yang berenang bebas
di sela-sela karang.
Daya tarik Ujung Genteng lainnya adalah Ombak Tujuh
yang terletak sekitar 15 Km dari Pangumbahan yang bisa ditempuh dengan jalan
kaki selama 3-4 jam. Ini kawasan favorit bagi wisatawan mancanegara untuk
olahraga selancar karena ombaknya yang selalu berurutan tujuh ombak dan tinggi.
Di sekitar ombak tujuh ada beberapa pulau kecil yang memiliki pantai sangat
alami. Untuk sampai ke sana dapat menggunakan motor dan bila musim hujan hanya
bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Cibuaya adalah lokasi yang cocok untuk berendam atau
berenang karena merupakan cekungan pantai yang memiliki kedalaman yang
bervariasi, dari mulai 0,5 meter sampai 6 meter. Di dalamnya juga terdapat
terumbu karang yang indah. Lokasinya sangat cocok untuk menikmati matahari sore,
juga memiliki air laut yang cukup bersih dan jernih. Terkadang bila musim ikan
kakap atau krapu, Cibuaya merupakan tempat ideal untuk memancing.
Sekali lagi, Ujung Genteng memang bukan Ancol,
Anyer, atau Carita. Tapi jika Anda trave%rs sejati, Ujung Genteng pasti tak akan
membuat kecewa. 10 jam perjalanan dari Jakarta tak akan terlalu menjenuhkan
karena keindahan alamnya dan banyak tempat peristirahatan atau rumah makan yang
layak untuk disinggahi.