Para partisipan yang meramaikan kehidupan penyu di pangumbahan tanggal
21 ~ 23 Februari 2004 tanpa mengurangi rasa hormat adalah :
Boedi MSP, Anna, Yusoef Kurniawan, Haniif
Effendi, Clarita, Djoko Nurtjahjo, Sudaryanto, Rachmawati,
Fakhrie, Nur KH. Dan bintang tamu Dessy ratnasari
,Vera Yuniar.
Dan perjalanan pun di mulai :
CHAPTER I
[ 20 Februari 2004, 19.00 WIB ~ 02.00 WIB ]
Di tengah cuaca yang mendung dan keadaan lalulintas
kota
Jakarta yang macet,akhirnya pukul 07.00 malam
aku sampai di starboed.Semangat yg menggebu-gebu
karena ingin cepat jumpa pangrangoers sirna sudah
saat kudapati ruangan starboed yg kosong mlompong.Begitu
tiba di tangga curhat,kepala Masboed muncul di pintu pantry
¡§ lho kok udah dateng?¡¨.kontan saja aku shock dan sedikit was-was
, jadi khan ke UG-nya?¡¨
Jadi,cuma berangkatnya malem,memangnya Ai nggak
ngasih tau klo brangkatnya malem?¡¨ aku cuma bisa geleng kepala.¡¨ So,
aku mesti kemana dulu yach?!¡¨ tanyaku lebih
ditujukan pada diri sendiri.¡¨ Tunggu disini
aja,ntar kalau anak-anak dah dateng aku baru
pulang.¡¨ OK dech..!¡¨ jawabku semangat lagi.
Sambil menunggu pangrangoers datang,aku dan masboed
memutuskan tuk memenuhi panggilan cacing-cacing
perut. Tak lama Trie Agustinus dan Aguy datang. Mulai lah starboed
rame dengan celotehan Trie yang katanya kalau berbicara sering
tergagap-gagap. Di susul Clarita dan bintang tamu kita yg cantik-cantik
Dessy dan Vera.Dan mulailah wajah-wajah pangrangoers yang
kurindukan muncul satu per satu dengan wajah khas dan unik mereka.Cuaca
malam itu memang kurang mendukung,hujan yg terus mengguyur
Jakarta menyisakan banjir dimana-mana akibatnya banyak kendaraan
terjebak dlm kemacetan.Fakhrie yg tinggal di kawasan siap banjir
juga tak luput dari banjir dan kemacetan.Untuk sampai ke starboed
dan bergabung dengan pangrangoers dia rela berganti kendaraan
beberapa kali.Menunggu adalah hal yg kadang paling menyebalkan,
begitu juga saat kami harus terkantuk-kantuk menunggu masboed
terlepas dari banjir dan kemacetan.Saat semua pangrangoers terkumpul,kami
menghadapi satu masalah baru, kendaraan menuju ke Sukabumi
atau tepatnya ke
bogor tak satu pun dapat kita jumpai. Tapi Tuhan memang Maha Penyayang,
lewat supir angkot jurusan Blok M, kami pun
akhirnya tiba di
bogor dengan selamat dan hanya dalam waktu kurang
lebih 1 jam.Terima kasih pak angkot atas carteranya.
CHAPTER II
[21 Februari 2004, 03.00 WIB ~ 23.00 WIB]
Udara
kota
bogor menjelang jam 3 pagi menyapu wajah kami,uuh¡Kterasa
dingin hingga membuat perut kami pun
keroncongan.Setelah memenuhi perut dengan soto
kikil, indomi rebus dan telor rebus, kami melanjutkan
perjalanan kami menuju sukabumi dengan LX 300. Bukan pangrangoers
kalau tak ada hahahihi.. selama di perjalanan. Karena kelelahan
ada diantara kami yang terlelap dalam mimpi indah masing-masing.
Saat akan memasuki terminal Lembur Situ, kami di kejutkan dengan
tawaran bus jurusan Lembur Situ - Surade.Tanpa basa-basi,walaupun
masih terkantuk-kantuk kami segera pindah ke dalam bus.
Perjalanan yg panjang dan melelahkan kami tempuh dengan suka cita,
saat ku liat wajah-wajah temanku, tak nampak kelelahan tersirat diwajah
mereka. Sungguh Tuhan menciptakan keindahan alam dan hangatnya
keakraban dalam perjalanan ini. dan aku bersyukur karena termasuk
di dalamnya.
Lega hati kami, saat bus kecil kami akhirnya
sampai di terminal suradeTeori asam basa
yang kupelajari selama ini dari bu Andang Gunawan [ ahli
gizi ] ternyata tak bisa di terapkan saat aku makan bersama
pangrangoers.Menurut saudara Yusoef yg ada adalah teori asam tetap
asam, basa tetap basa. Dan teori ini mendapat dukungan dari Opung Tumpal
Agustinus.Tanpa memperdulikan teori asam basa,
pangrangoers lahab menyantap sop daging dan sebotol the sosro sebagai
pendampingnya. Dan...aku lupa hari ini Anna L merayakan ULTAH-nya dengan
metraktir kami makan sop kecuali aku yg harus rela cuma ditraktir
kuah sop.
"MET ULTAH Anna, sayang¡ ". Kami
berharap perjalanan ke UG adalah hadiah terindah
buat kamu. Hanya cinta dan kasih yang tulus yg bisa kami berikan
buatmu seorang. Setelah menempuh jalan puluhan kilometer akhirnya
angin sepoi-sepoi UG membelai wajah kami yg saat itu juga menjadi
berseri kembali.
"Sampai..oi¡!¡¨
teriak Yusoef kegirangan. Ucup...apa sech..?¡¨
"Siapa bilang langitnya biru¡¨ seru salah seorang
pangrangoers.
Dan tentu saja di sambut pangrangoers dengan
gelak tawa. Kami rehat sebentar sambil menikmati
deburan ombak yg menghanyutkan kami dalam lamunan
keindahan. Session foto-foto pun dimulai, terik matahari tak membuat
surut aku dan rachmawati begaya dengan kaca mata cengdem layaknya
foto model. Di saat yg sama acara cela-mencela pun dimulai dan
tentu saja semua terlibat didalamnya kecuali Dessy ratnasari dan vera
yuniar yg Masih malu-malu. Setelah booking penginapan di HEXA kami
pun mulai susur pantai menuju pangumbahan.
Clarita,
sosok imut tapi memiliki body semblohai kata co pangrangoers selalu
membuat kami geleng kepala.Tanpa malu-malu padahal sebetulnya malu-maluin
dia memakai costum paling unik diantara kami.
Selayaknya ke pantai itu pake kaos tipis klo
perlu bikini dan kain pantai tak ketinggalan
cengdem, Untuk Clarita celana panjang, kaos panjang, kaos kaki,
sarung tangan, kupluk dan tak lupa payung adalah pakaian standard
ke pantai.
Layaknya seorang astronot nyasar ke pantai..he¡Khe¡K Menikmati panasnya
mentari dan semilirnya angin membangkitkan nuansa romansa
yg begitu kuat. Saat pertama aku ke UG yg terasa adalah nuansa mistik
yg kuat, tapi perjalanan kedua ini tak pernah terasa nuansa itu.
mungkin kalah dengan hahahihinya pangrangoers.
"Kata siapa langitnya biru!¡¨ celetuk
salah satu pangrangoers dan lagi-lagi di sambut
dengan gelak tawa yg lainya.
Pangumbahan . sebuah cagar alam tempat penangkaran penyu
yg setiap harinya mampu menghasilkan kira-kira 9000
butir adalah tempat yg indah dengan deburan
ombak yg cukup tinggi dan bentangan pasir putih yg
halus. Kaki-kaki kami yg sudah lelah terus bermain-main dengan ombak
dan terpaan angin.Bukan pangrangoers kalo ngga rusuh saat session
pemotretan di mulai. Para model pun beraksi, dari mulai berlarian
dipantai, main cebur-ceburan. segala
gaya di persembahkan buat diabadikan lewat gambar.
[ bersyukurlah Fakhri,karena opung Tumpal Agustinus tidak turut serta]
Sunsite menebarkan panorama tersendiri
buat kami,di temani kopi dan makanan ringan kami duduk-duk menunggu
moment ini.Memandang cakrawala¡Kdalam naungan awan biru dan semilir
angir membuat jiwa kami tenang dan pasrah dg rahasia yg akan Tuhan
berikan untuk kami.
Kami menginap di pondokan,tentu saja kami
langsung terbuai mimpi indah saat badan kami di
rebahkan.Satu per satu kami terlelap dalam buaian
mimpi.
Pukul 23.00 WIB :
"Anu, aya penyu di pos 4 lamon pade ninggali¡¨ kira-kira
begitu percakapan yg terjadi antara aku dan petugas. ¨tos katingal
Pak? ¨ tanyaku dengan bhs jerman yg patah-patah tapi di PD-PD
in.
ooiiii¡..mau liat penyu bertelor nggak?¨
teriak Boedi MSP yg memang punya hobby neriakin
anak-anak. Serentak pangrangoers yg terbuai mimpi rela
meninggalkan mimpinya demi seekor penyu.
Dan..saat itu pun tiba¡K.Proses peneloran
sedang berlangsung. Bermacam merk kamera dari F3,
Minolta, Sony mencoba mengabadikan moment yg menurut
pemiliknya penting. Manusia kadang memang
kilaf, begitu juga dgn pangrangoers entah
itu Karena sayang atau Cuma sekedar iseng, ada saja
yg suka colak-colek si penyu. Ada yg coba2 sodomi dari belakang dan
tentu saja mencoba menaiki penyu.¨ Memang tak berkebinatangan¡¨
Tapi kami sangat menikmati moment itu. Menunggu proses selesai dan melepaskan
penyu ke lautan bebas tuk berkumpul kembali dengan keluarganya. ¨See U, we
are really loving U ma turtles¨
CHAPTER III
[ 22 Februari 2004, 06.00 ~ 22.00
WIB]
Gerimis mengawali hari kami di pangumbahan, di temani segelas susu
payau, kami berkumpul diberanda teras penginapan. Aku, Masboed dan
Clarita mencoba menghibur pangrangoers yg masih terlelap dengan 1 album
campuran dari padi, iwan fals dewa dan lainya sesuai dg kemampuan
kami bertiga.Tetapi ternyata, suara yg kami alunkan membuat rahmawati
ngomel-ngomel. Di dasari rasa sirik atau apa dia selalu membujuku
tuk menghentikan acara hiburanya.He ..he..Masdoed apalin yach.. lagu
padinya, ntar kita konser bareng tapi jangan deket-deket bunda ntar
aku kena omel lagih..
Rahmawati dan dua bintang tamu , tak bisa
melanjutkan perjalanan karena hrs segera
pulang ke jakarta.See u hati2 dijalan dan jangan nyopet..he..he..
Berbahagialah..sudaryanto yg mendapat bonus
cipika cipiku dari dessy ratnasari.
Yusoef and hanif effendi sampai
terbengong-bengong ngeliatnya.¨Pengiiiin....¨
Berbekal susu payau dan biskuit di dlm perut
,kami melanjutkan perjalanan kami ke ombak
7, Pukul 10.00 kami mulai menyusuri pantai kembali.
Wajah-wajah ceria yg menyimpan banyak harapan berjalan beriringan
diatas pasir putih yg cantik. Bukan Fakhri kalau tak membuat
pangrangoers ketawa, ada saja ulahnya yg bikin kami terpingkal-pingkal.
Begitu nge-fansnya sama Mas boed sampai dia rela mengikuti jejak-jejak
kaki masboed dan disambut masboed dg konyolnya.
Saat yg paling tegang dan mengasyikan adalah saat menyebrangi muara,
selain harus berbasah-basah ria, kami juga harus extra hati2 dg arus
yg kuat saat ombak datang ke arah kami.
Maha Suci Tuhan yang menciptakan alam dg berbagai keunikanya,
walaupun kakiku bermasalah tapi tak
mengurangi rasa takjubku akan keindahan alam yg
terbentang.Ombak tinggi menghantam karang, bentangan karang dengan
berbagai bentuk dan kepiting yg berlarian saat ombak datang.
Di mana pun dan kapan pun acara foto session selalu ribut, Kalau kamera
bisa ngomong pasti dia akan bilang ¡§ kejiwaan nich..orang-orang¡¨
Kami tak bisa berlanjut ke ombak 7,karena
berbagai pertimbangan.salah satunya kami memikirkan
isi perut dan perjalanan pulang yg bikin BT. Dalam perjalanan pulang,aku
benar-benar merasakan siksaan luar biasa.Kaki yg
lecet-lecet,rasa lapar yg teramat dan rasa kantuk yg tiba-tiba
datang.Aku sempat mengumpat dlm hati " gile..bisa-bisanya gue ngantuk¡¨.
Aku bersyukur karena Fakhri dengan baik hatinya menungguku dengan
sabar. Makasih Fakhri¡..Sesampainya kembali di pangumbahan,
aku bertekad tuk dapatkan ojek,aku memang
sudah KO ngga bisa melanjutkan susur pantai. Sementara pangrangoers
yg lain tertidur,sudaryanto,masboed dan fakhri membuat nego
dg penjaga pos tuk bikinin makan siang dan sekalian pesan ojek. Akhirnya¡K.
kami makan siang dg ikan asin dan sayur sawi.uuuueeenak tenan.
Pukul 17.00 kami mulai meninggalkan pangumbahan menuju
HEXA. Sesampainya di HEXA kami bersih2 diri. Anna L tiba2 jadi berdiam
diri dan sedih , seperangkat pakaian dlmnya hilang
ntah kemana. Terpaksa dia hrs merayu-rayu Fakhri
tuk mendapatkan segitiga bermuda dg ukuran XL
merenK.ļ
Bercanda¡ hahahihi ala pangrangoers tetap mewarnai kami menjelang tidur.
Penginnya sech..menghambur-hamburkan uang
dimeja bilyard tapi kalah cepat dg pengunjung yg
lain. Angin pantai yg cukup kencang, tak
menyurutkan aku dan clarita buat sekedar cerita
masa lalu.Tit...gue sangat terkesan sama loe and gue jadi
tau sisi loe yg sebenernya . Sisa waktu kami habiskan dengan nongkrong
di tepi pantai dan melihat masboed dan fakhrie hunting. Di selingi
hahahihi..kami sangat menikmati langit yg mulai
cerah.
Pukul 12.00 kami pun harus pulang ke jakarta.Di atas bus AC,
kami cukup terhibur dg album anggun tempoe doloe. Yg menjadi pertanya¡¦an
sekarang adlh : kenapa pangrangoers suka ngga
tau tempat? Ngga di gunung ngga di bus ngga di tebet,
tetep aja volume suaranya gede.
Buat clarita : gue kemarin dah nanyaiin arti AI
menurut tmn yg dah llus toefel bhs sunda artinya
adik tapi bukan adik dlm artian sebenarnya tapi
panggilan buat pacar. Besok-besok kita belajar bhs. Sunda bareng yuk
tit?!
Ini catatan perjalanan yg bisa aku ceritakan,karena
selebihnya aku terlalu lelah tuk membuat cerita.
Makasih banget buat pangrangoers yg lucu-lucu,
yg baik hati, yg membuat perjalanan ini sangat berkesan hingga
kesedihanku akhirnya hilang.
See U,
Nuy