Jangan
bayangkan yang enak-enak di Ujung Genteng. Tak ada hotel berbintang atau
restoran mewah dengan menu lezat dan model arsitektur menawan. Tak ada cat
yang menyajikan musik populer dengan lalu lalang pelayan seksi dan
ganteng. Namun semua kekurangan itu akan terpuaskan oleh alam Ujung
Genteng yang menawan karena masih perawan.
Ya, jangan samakan Ujung Genteng dengan Ancol yang kaya dengan berbagai
fasilitas memanjakan. Ujung Genteng juga bukan Anyer atau Carita yang dari
Jakarta dapat ditempuh hanya dua jam di jalan mulus dan lurus. Ujung
Genteng hanya punya eksotisme yang perawan dan tak tertandingi: lengkung
biru langit yang berakhir di atas riak garis ombak Samudra Hindia,
karangkarang kokoh alami yang membaur dengan pasir nan putih, matahari
merah bundar di saat menjelang tenggelam, bisu sisasisa dermaga
peninggalan Belanda, ikan-ikan segar tangkapan nelayan di pelelangan,
kilau mata penyu-penyu hijau saat bertelur.
Terletak sekitar 120 km dari kota Sukabumi ke arah Pelabuhan Ratu, Jawa
Barat, Ujung Genteng adalah pantai nan eksotis. Ujung Genteng memiliki
dermaga tua peninggalan Belanda. Namun kita hanya dapat menyaksikan
puing-puingnya saja. Kearah timur dari Ujung Genteng terdapat pula lokasi
pelelangan ikan, yang cukup ramai.
Pada pukul 5 sampai 9 pagi berbagai jenis ikan hasil tangkapan nelayan
yang telah semalaman melaut diperjualbelikan di sana dengan harga yang
tentunya jauh lebih murah dan lebih segar.
Selain itu, Ujung Genteng punya pantai Pangumbahan, tempat di mana
penyu-penyu hijau bertelur di tepi pantai saat malam hari. Untuk
menyaksikan penyu bertelur disarankan tidak gaduh atau keributan atau
membuat penerangan dalam bentuk apa pun karena hal ini bisa menjadikan
sang penyu enggan bertelur. Begitu telur mulai dikeluarkan barulah kita
bisa mendekat dan mengamatinya dengan menggunakan senter atau alat
penerangan lain. Jumlah telur yang dikeluarkan dari seekor penyu hijau
bisa mencapai 200 butir.
Muara Cipanarikan merupakan salah satu objek wisata lain yang menarik di
Ujung Genteng. Muara yang merupakan tempat bertemunya sungai Cipanarikan
dengan laut ini membentuk alur membelok terlebih dahulu sebelum masuk ke
laut, sehingga terbentuk hamparan pasir yang cukup luas dengan bentuk
pasir yang sangat halus. Lokasi ini sangat cocok sebagai tempat bermain
pasir bagi anak-anak. Di muara ini banyak pula binatang seperti kepiting,
belibis, biawak dan ikan-ikan muara. Bila kita menelusuri sisi pantainya
banyak pula dijumpai ikan-ikan hias khas warnawarni ikan air laut yang
berenang bebas di sela-sela karang.
Daya tarik Ujung Genteng lainnya adalah Ombak Tujuh yang terletak sekitar
15 Km dari Pangumbahan yang bisa ditempuh dengan jalan kaki selama 3-4
jam. Ini kawasan favorit bagi wisatawan mancanegara untuk olahraga
selancar karena ombaknya yang selalu berurutan tujuh ombak dan tinggi. Di
sekitar ombak tujuh ada beberapa pulau kecil yang memiliki pantai sangat
alami. Untuk sampai ke sana dapat menggunakan motor dan bila musim hujan
hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Cibuaya adalah lokasi yang cocok untuk berendam atau berenang karena
merupakan cekungan pantai yang memiliki kedalaman yang bervariasi, dari
mulai 0,5 meter sampai 6 meter. Di dalamnya juga terdapat terumbu karang
yang indah. Lokasinya sangat cocok untuk menikmati matahari sore, juga
memiliki air laut yang cukup bersih dan jernih. Terkadang bila musim ikan
kakap atau krapu, Cibuaya merupakan tempat ideal untuk memancing.
Sekali lagi, Ujung Genteng memang bukan Ancol, Anyer, atau Carita. Tapi
jika Anda trave%rs sejati, Ujung Genteng pasti tak akan membuat kecewa. 10
jam perjalanan dari Jakarta tak akan terlalu menjenuhkan karena keindahan
alamnya dan banyak tempat peristirahatan atau rumah makan yang layak untuk
disinggahi. TC Achmad Syachmy |