http://sieztha.wordpress.com/2006/11/01/ujung-genteng-jawa-barat
Taun kemaren, tepatnya tgl 9 Des 05, gw barengan tmn2 baru dari milis Indonesia
Geographic pergi plesiran ke ujung selatannya jawa barat, yaitu ke daerah Ujung
Genteng (pesisir Kecamatan Ciracap Kecamatan Waluran selatan Kabupaten
Sukabumi). Perjalanan darat yang menempuh waktu lebih kurang 7 jam dari jakarta,
terasa sangat singkat karena kita berangkat malam hari dari jakarta dan tau2
pagi hari udh sampe di penginepan yang kebetulan ada di depan laut.
Sampe disana kita langsung siap2 ke lokasi wisata pertama yaitu Cikaso tuk
liat aer terjun. Disana ada tiga air terjun yg cuakep banget kl difoto
(sayangnya, kamera gw ga mampu motret ketiganya sekaligus). Ga puas liat2, gw
akhirnya memutusnya tuk nyebrang ke tengah sungai trus nangkring di salah satu
batu supaya bisa liat air terjun dari deket. Setiap batu yg ada disitu penuh
dengan lumut2 hijau yg akhirnya nempel dibaju gw dan susah hilang walopun udh
dicuci berkali2 serta sempat bikin gw kepleset.
Puas berbasah2 ria di sekitar aer terjun, akhirnya bis kita melaju lagi kesuatu
tempat (depan amanda ratu hotel) yg konon katanya punya tebing yg mirip tanah
lot. namun sayang, krn wilayah ini tidak di secara apik dikelola, walhasil
terlihatnya pun biasa aja. penginapan di dekatnyapun seraya mati karena minus
pengunjung (lha iya, wong jau banget dari jkt).
Menjelang sore, bis kita melaju lagi menuju sebuah pantai (lupa euy nama
pantainya) yang ktnya bisa dijadiin tempat motret sunset. namun sangat
disayangkan, mendung bho.. jadilah kita kaum2 narsis sibuk foto2 diri sendiri!
pantainya sebetulnya bagus, masih bersih. sayangnya ya itu, mendung, hix…
Nah, yang paling seru adalah di malam harinya. berbekal motor ojek yg kalo
ngebut bs bikin merem melek. gmn ga tegang, wong ngesot2nya diatas pasir, belon
lagi kl nyebrangin sungai kecil cuma lewat seonggok kayu yg kl ga tahan napas
mungkin gw udh bikin oleng motornya, plus melewati belukar yg kl ngebut rasanya
kaki kaya disambit2… malem itu kita berpetualang di sebuah pantai di deket
tempat pengembangan teknologi konservasi penyu Pangumbahan. Malem itu kita
menyaksikan Penyu Hijau
bertelur.
Tuk bs liat penyu ini bertelur, tidaklah mudah perjuangannya. setelah kembali
berojek dibawah gerimisnya malam, kita standby di pantai nan gelap gulita hingga
lepas dini hari. barulah setelah itu kita menemukan sosok hitam menepi. katanya
si penyu baru bs dideketin kl udh bertelor. walopun dia tidak merasa nyaman, tp
kl sedang bertelor, kita datengpun dia tidak akan pergi. alhasil, mendekatlah
kita kepada sosok yg ternyata ukurannya segede meja makan dengan bola2 pingpong
yang baru aja keluar dari perutnya. berhubung semua orang uyek2an disekitar
penyu, gw kebagian endingnya doang (huh!). gw ga bs liat langsung adegan
bertelur yg sebenernya gw tunggu2 tuk bs difoto.
Sekilas ttg penyu hijau. Di negri barat dia dinamakan Green Sea Turtle. Di
Yunani menjadi Chelonia mydas. Penyu hijau terkenal karena badannya yg rada2
gendut dengan panjang dan berat mencapai 1,5 meter dan 200 kg (bs jadi ini penyu
terbesar dari jenisnya). Warna hijau penyu dewasa lebih disebabkan oleh warna
alga yg dia makan.
Penyu hijau biasa berhabiat di pantai. tapi sayangnya byk orang2 ga tau diri
yg hobi banget makan sop penyu (kejam!). polusi laut dan lampu2 buatan disekitar
pantai tidak jarang bikin penyu2 ini tersiksa. gara2 terkecoh lampu2 itulah
penyu suka gagal mencari arah tuk kembali kelaut.
Back to the journey, paginya sebelum pulang, kita dibawa lagi lagi sama
pasukan ojek ke ujungnya ujung genteng. Disana ada kampung nelayan lengkap
dengan perahu2nya.
Selesai dari situ, berakhirlah perjalanan kita ke Ujung Genteng. Gw blm baca
lg ni, after gempa kmrn di pangandaran, ujung genteng apa kabar ya..