Touring to Ujung Genteng - Sukabumi

http://sandiwijaya.wordpress.com/2007/08/27/touring-to-ujung-genteng-sukabumi/

baru kepikir, o iya aku punya utang mo cerita tentang touring ke ujung genteng.
Sebenarnya sangat banyak yang ingin diceritakan, bingung mo mulai darimana ya?
well..let me see, Ujung genteng tuh suatu daerah, masuk wilayah sukabumi, berupa pantai.
liat peta peta-lokasi.jpg
Hampir sesuai jadwal kita berangkat dari halaman biofarma tepat pukul setengah tujuh pagi dengan susunan kendaraan matic (mio, vario) dan bebek berada di paling depan sedangkan jenis moge atau motor sport ada di paling belakang. Jumlah kendaraan motor yang berangkat berjumlah hampir 200 motor, sedangkan waktu berangkat awal adalah motor membentu 2 baris ke belakang, jadi kebayang ga tuh panjang banget barisannya. Sambil dikawal polisi sampai perbatasan rajamandala, selepas itu kita tanpa pengawalan aparat. identitas yang bisa dijadikan tanda pengenal adalah bendera segitiga bertuliskan BFMC.
Perjalanan cukup lancar, terlebih si tigy sangat kooperatif sekali. Beberapa kali berhenti untuk isi bensin dan istirahat makan siang, tapi si tigy aku liat masih cukup kenyang soalnya aku liat jarum BBM masih beranjak dikit dari garis full tank, wah mayan irit juga, dengan campuran pertamax dan premium.
Perjalanan di kota baik itu di cianjur ato sukabumi cukup menyenangkan, karena jalannya relatif lurus dan halus. Namun tidak begitu halnya dengan perjalanan antara sukabumi dan ujung genteng, selain jalannya berkelok-kelok seperti ular, naik-turun, juga banyak lubang, huu…cape deeehhh. Konsentrasi tidak boleh hilang, karena kalo kita ga konsentrasi salah-salah bisa masuk jurang atau nyungsep ke tebing yang ada di sebelah kanan-kiri jalan. Sambil menikmati lekukan jalan aku menggumam, “jalan kok panjang banget, kapan berentinya yak?” Sesekali pun aku berdiri di tigyku yang lagi berlari, mayan buat ngademin pantat. Lebih gila lagi saat memasuki jalan desa yang ada di pinggir pantai ujung genteng, jalannya masih berupa susunan batu kali tanpa aspal, alias makadam, walhasil kita cuma bisa jalan dipinggir aja yg jalan tanah walaupun sempit dan dalam, tak ayal ada juga yang kepeleset karena tidak bisa menjaga keseimbangannya. Benar-benar desa yang terpencil, suasananya sangat sepi pantainya masih cukup asri, walaupun keliatan gersang karena semak-semak di pinggir pantai mengering.
Tepat pukul 14.30 tiba di penginapan yang memang disewakan. setelah memarkir si tigy, aku menikmati suasana sejenak sambil melepas penat. Eh, tiba-tiba lewat bule pake celana pantai sambil menggendong papan surfing. Wah, ternyata bule2 tau juga tempat terpencil gini. Tak berapa lama setelah aku meletakkan barang2 di penginapan aku pergi untuk melihat suasana pantai sambil menunggu sunset. Acara lainnya adalah penanaman pohon sebanyak 200 pohon ketapang. Sambil menunggu sunset aku iseng-iseng jeprat-jepret.

cakrawala.jpg

tapi, entah mataharinya udah ngantuk banget kayaknya sehingga aku ga sempat mengambil gambarnya waktu tenggelamnya. akhirnya ya ngaplo…
narsis mode 1
Selepas magrib, acara dilanjutkan dengan makan malam, pemberian sembako dan sumbangan secara simbolis. Setelah itu dilanjutkan acara hiburan yang sudah disiapkan berupa dangdutan diselingi dengan pembagian doorprize sampai jam 12 malam. Artis dangdutnya itu loh, ga kuaaattt.
ug-2100-250807.jpg
ug-dangdutan1-250807.jpg
Apalagi yang baju pink itu loh…mana bisa tahaaannn. Si artis harus “nyabut” dulu untuk bisa begini, weits jangan ander istimit (under estimate maksudnya), istilah “nyabut” tuh maksudnya si artis akan mencabut/mengambil uang seribuan yang dipegang oleh para pejoged ato penyawer.
Lepas pukul 10 malam, mata udah ga kuat, badan pegel banget, pengen segera mencium bantal dan kasur. Akhirnya aku kembali ke penginapan, sholat isya lalu langsung deh terbuai mimpi2 indah.
Paginya ada yang bilang kalo aku sempat disebutkan sebagai pemenang doorprize untuk hadiah Helm half face, wah? nyesel deh aku buru-buru tidur. Yah, bukan rejekiku. Mana ada yg cerita liat penyu bertelur lagi, aduuuhh…jadi pengen balik ke ujung genteng lagi, kayaknya aku melewatkan banyak momen indah disana.
Abis sarapan aku ingin menikmati suasana pantai di pagi hari, dan gilanya bule-bule dah pada nyebur ke laut hendak surfing, mereka menunggu ombak yang cukup besar untuk dikendarai.
menantang-ombak-1.jpg
menantang-ombak-2.jpg
Mulai dari jam 6 pagi sampai kita berangkat pulang jam 10 pun si bule belum ‘mentas-mentas’ juga dari laut.
Aku cuma mengamati dari kejauhan sambil duduk di pasir putih.
kokoh.jpg
Sambil menunggu saat-saat berangkat balik ke bandung, hembusan angin pantai membuat aku terkantuk-kantuk, akhirnya ya tidur dulu aahh..
santai-dulu-ahh.jpg