(28
– 30 Maret 2008)
Peserta
pertama yang tiba di parkir timur senayan pintu lima adalah 3 orang ce
manis, Fanni, Fenny dan Merry sekitar jam 20:15 dan kita bisa memilih tempat
duduk pertama di bus A, karena baru pertama ikut Jejakaki sempat bingung
soalnya bisnya kok parkir ditempat gelap-gelap gitu ya ... ngobrol bentar
dengan pak supir katanya udah biasa parkir disini dan dekat dengan pos
polisi … (yah kalo gitu aman de walaupun gelap-gelapan hehehe) Gak lama
kemudian muncul peserta berikutnya Tammi, satu persatu mulai datang
termasuk Bpk kita Santos & family tapi yang pergi Bpk. Santos nya aja
^^. Tepat pukul 21:45 (kalo gak salah liat jam hehehe) sesuai jadwal
kita meninggalkan kota Jakarta menuju sasaran pertama kita “Curug
Cikaso”, jam 05:49 akhirnya setelah melewati perjalanan yang
melelahkan dan bis yang loncat-loncat karena jalanan berlobang dan
berbelok-belok (salut juga dengan pak supir yang gak istirahat semalaman
^^), kita menginjakkan kaki pertama di lokasi Curug Cikaso, ternyata di
daerah ini tidak ada toilet umum, kata Bpk. Santos kita harus menumpang
toilet di rumah-rumah penduduk, dan ternyata penduduk disana sangat ramah
beda banget dengan penduduk kota Jakarta (heheh joking) walaupun kamar
mandinya gak ada pintu kita pun mulai bersih-bersih mulai dari ganti
baju, gosok gigi, cuci muka, buang air kecil dan besar dan lain-lain tapi
yang jelas kagak ada yang mandi ^^. Lokasi Curug harus kita tempuh
dengan perahu motor sekitar 5 menit menyusuri sungai (gw pikir jauh eh naik
perahunya gak berasa de hehehe), untung banget cuaca pagi itu cukup cerah,
para peserta sibuk dengan kamera masing-masing mengabadikan JEJAK KAKI
pertama kita ada yang rebutan untuk difoto seperti geng nya Agus dengan 4
ce2 cantix nya , Etoh dan Rully yang mulai action berdiri di ujung
perahu, padahal blom sampai curug lho tapi para peserta begitu semangat.
Setelah turun dari perahu sedikit berjalan kaki diantara rimbunnya pepohonan
dan semak belukar, dari jauh sudah terdengar suara jatuhnya air dengan deras
dan sesampainya di Curug Cikaso … semua mata takjub memandang … Waaaaa
…… luar biasa ciptaan Tuhan yang jarang ada di kota Jakarta ^^.
Air terjun yang sangat deras dan jernih, dari jarak lebih kurang 25 meter
kita dapat merasakan percikan air seperti hujan gerimis. Hari itu
hanya ada peserta Jejakkaki jadi kita bisa bermain air sepuasnya dan
mengambil foto-foto uniq ada yang manjat batu, ada yang berenang menikmati
dinginnya air curug, ada yang sibuk mengambil foto-foto keramaian dan
keunikan dedaunan dan keindahan alam disekitar curug, semua kelelahan dan
rasa ngantuk selama perjalanan hilang begitu saja setelah melihat keindahan
Curug Cikaso.
Selanjutnya
setelah rebutan sarapan pagi, kita melanjutkan perjalanan ke “Curug
Cigangsa” lebih kurang 30 menit perjalanan dari Curug Cikaso.
Disini kita melewati areal persawahan dan tiba di bagian atas dari curug
Cigangsa, pemandangan kali ini juga tidah kalah menakjubkan, aliran
air sejuk diantara bebatuan dan kita bisa berjalan diatasnya dengan
dikeliling sawah dan perbukitan, walaupun disinari terik matahari yang cukup
menyengat tetapi para peserta tetap bersemangat mengabadikan keindahan alam
curug. Selanjutnya panitia mengajak kita turun kebawah curug, nah disinilah
tantangan terbesar karena jalan yang kita lewati ternyata tidak mudah,
beberapa peserta menolak untuk turun hanya peserta yang berani mati
dan yang terjebak (blom tau jalan kebawah seperti apa ^^) yang bersedia
untuk melewati tantangan ini ^^. Perjalanan menurun dipenuhi dengan
rumput-rumput liar dan areal persawahan yang harus kita lewati, disini kita
harus benar-benar berhati-hati karena tanah basah yang cukup licin dan curam
ada 2 peserta yang terjatuh dan diikuti teriakan dan tawa peserta lainnya,
disinilah suasana keakraban mulai muncul satu sama lain saling membantu
untuk bisa melewati setiap rintangan. Untung ada beberapa pria baik hati
yang membantu para wanita melewati setiap rintangan yang ada, untuk mereka
‘thanks a lot’ ^^. Setibanya dibawah Curug perasaan lega dan
senang melihat pemandangan yang menakjubkan, air curug yang mengalir dari
atas bebatuan tempat sebelumnya kita berada menambah keindahan curug,
walaupun airnya tidak sederas Curug Cikaso tapi letak sususan bebatuan yang
menjulang tinggi dengan air yang mengalir perlahan tapi pasti membuat mata
para peserta Jejakaki merasa takjub dan mengagumi keindahan Ciptaan Tuhan
yang satu ini. Para peserta Jejakaki mulai mengabadikan pemandangan
langka di depan mereka dengan gaya-gaya lucu dan canda tawa ditemani oleh
sinar matahari yang cukup menyengat. Setelah puas bermain kita pun harus
kembali naik keatas melewati rintangan yang sama seperti kita turun. Ada
perasaan lega saat sampai diatas seakan-akan sebuah tantangan besar
sudah berhasil kita lewati. Pukul 10:49 kita meninggalkan Curug Cingangsa
menuju Amanda Ratu.
Pukul
11:30 tibalah disebuah pantai yang katanya seperti ‘tanah lot’, “Amanda
Ratu”. Memang mirip dengan tanah lot hanya kurang pure nya aja
^^. Duduk di rerumputan rindang sambil menikmati keindahan pantai dengan
deburan ombak dan pohon kelapa melambai dari kejauhan … sangat terasa
nyaman dan tenang. Para peserta tampak menikmati suasana pantai
sambil berisitrahat dan bercanda tawa satu dengan yang lainnya dan tak lupa
kamera tetap terus berjalan mengabadikan pemandangan indah di pantai ini.
Beberapa peserta mencari objek – objek menarik untuk di foto.
Jam
12:10 akhirnya perjalanan menuju penginapan tempat yang kita nanti-nantikan
untuk berisitrahat dan mandi tentunya ^^. Lebih kurang 30 menit
kemudian kita pun sampai, penginapan kita “Villa Hexa” berada persis di
depan pantai dengan banyak pohon kelapa disekelilingnya, kedatangan kita
disambut dengan makan siang yang ditunggu-tunggu .. semua mata dan perut
tertuju kepada makan siang, tapi kita tetap harus antri dengan sabar hehehe
… selanjutnya panitia memberi kita waktu untuk beristirahat karena kita
akan mengunjungi tempat pembuatan gula
kelapa.
Sesampainya
di kamar masing-masing semua mata tak kalah takjub nya karena ternyata tidak
ada colokan listrik dan lemari untuk gantungan baju, setelah mencari-cari
disekeliling ruangan akhirnya menemukan 2 colokan listrik untuk mencarge hp
dan batere kamera, dan harus ngantri pastinya ^^. Tapi peserta tetap
semangat dan beristirahat menghilangkan kelelahan sejenak.
Jam
15:00 ternyata begitu banyak ojek-ojek motor didepan penginapan, kirain ada
demo apa hehehe .. ternyata kali ini perjalanan kita akan diteruskan dengan
ojek-ojek motor, semua peserta begitu semangat melihat konvoi ojek yang
jarang banget di Jakarta ^^ dan mulai memilih-milih ojek yang akan dinaiki
masing-masing peserta, ternyata Bapak-bapak ojek disana sangat ramah dan
bersahabat, konvoi ojek pun mulai jalan menuju tempat pembuatan gula kelapa,
kita melewati perjalanan di pinggir pantai yang dipenuhi semak belukar dan
langit yang terbuka, walaupun terik matahari cukup menyengat tetapi tetap
terasa begitu menyenangkan dengan udara yang jauh dari polusi. Di
tempat pembuatan gula kelapa ternyata kita datang sedikit terlambat, si ibu
sudah selesai membuat nya dan tinggallah kita melihat kuali bekas gula
kelapa yang sudah kosong dan disampingnya cetakan berisi gula kelapa dan
tungku besar yang masih panas bekas memasak gula kelapa, beberapa peserta
tetap mengambil foto termasuk foto si ibu, bahkan ada peserta yang
mewawancara si ibu tentang proses pembuatan gula kelapa, (mo bikin sendiri
dirumah kali ya ^^), ternyata dia sedang mengambil liputan untuk
Indosiar/Elshinta tentang perjalanan kita (ya semoga nanti kita di inform
kalo muncul di tipi ^^). Selanjutnya kita melihat cara pengambilan gula
kelapa yang dilakukan oleh penduduk disana, kita pun takjub dengan kehebatan
orang tersebut memanjat pohon kelapa dengan begitu cepat. Air gula kelapa
dimasukkan kedalam dirigen kosong dan para peserta pun berebutan ingin
mencoba rasanya … dan memang ‘rasanya manis’ walaupun tidak begitu
bersih tetapi peserta tidak takut diare dan tetap mencoba nya bahkan Adi
memasukkan kedalam botol aqua untuk di bawa pulang, eh salah untuk dibagikan
kepeserta yang ingin mencoba supaya lebih gampang minumnya, bahkan ada yang
minum sedikit dan ada yang minum banyak, peserta menikmati kesegaran dan
manisnya air gula kelapa dibawah terik matahari dan rindangnya pohon-pohon
kelapa. Sementara itu para Bapak ojek dengan setia menunggu kita, Perjalanan
selanjutnya adalah “Hidden Beach
atau Pantai Cipanarikan”,
Perjalanan
menuju Hidden Beach dengan ojek cukup penuh tantangan, karena jalanan tidak
rata dan berbatu-batu sementara dikiri kanan penuh dengan semak belukar,
tapi sangat mengasikkan karena bisa merasakan hembusan angin pantai
dan pemandangan pohon kelapa dari kejauhan dibawah langit biru yang begitu
mempesona mata. Sesampainya di pantai Cipanarikan, para peserta mulai
berlarian menyusuri keindahan pantai bahkan ada yang langsung nyebur
memamerkan keahlian berenangnya, pantai begitu indah dengan pasir putih dan
ombak nya ditemani oleh matahari senja membuat para peserta kehilangan
kata-kata untuk menggambarkan pesona pantai Cipanarikan. Sepanjang pantai
kita bisa berjalan dengan telanjang kaki dan sementara menunggu matahari
tenggelam, panitia sudah menyediakan kelapa muda untuk kita nikmati dan
bersenda gurau dengan sesama peserta, kelapa muda terasa begitu berbeda dan
nikmat, Akhirnya tibalah waktu yang ditunggu-tunggu Matahari perlahan-lahan
mulai turun mendekati batas pantai dan berubah warna begitu jingga memantul
ke pantai menciptakan pemandangan yang membuat mata begitu terpesona dengan
keindahan nya, peserta pun mulai jepret jepret sana sini dengan gaya-gaya
centil dan macho nya. Siluet
Sunset membuat para peserta merasa begitu semangat menikmati senja di
pinggir pantai. Sekitar pukul 6:30 kita pun kembali ke penginapan dengan
konvoi ojek motor, sepanjang perjalanan kembali menyusuri pantai ditemani
oleh langit yang berwarna seperti pelangi karena pantulan sinar matahari
yang berlahan mulai hilang, pemandangan yang luar biasa. Sesampainya di
penginapan peserta di sambut oleh hidangan seafood yang begitu lezat, para
peserta begitu semangat sehingga panitia hanya kebagian sisa-sisa piring
yang sudah mulai kosong ^^. Acara makan malam di selingi dengan perkenalan
masing-masing peserta dan pembagian 6 Door Prize (sayang gw kurang beruntung
^^).
Setelah
kenyang kita kembali ke kamar masing-masing dan membersihkan diri untuk
beristirahat sejenak dan menunggu saat nya melihat penyu bertelur, kira-kira
pukul 10 malam kita dibangunkan oleh panitia untuk bersiap-siap menuju
lokasi penyu bertelur dan
masih dengan ojek motor kita menyusuri jalan yang sama seperti sebelumnya,
konvoi ojek dikegelapan terlihat begitu menakjubkan dari kejauhan dengan
sinar lampu menyusuri pinggir pantai. Sesampainya di lokasi para peserta
diberi briefing singkat oleh Bpk. Petrus yang mengatakan tidak boleh
menyalakan terlalu banyak senter, dan tidak boleh menyenter mata penyu dan
juga dilarang berisik tentunya nanti penyunya merasa terganggu (wah kayak
manusia jg yah ^^) selanjutnya kita harus berjalan menyusuri pantai di
kegelapan malam dengan penerangan yang minim menuju tempat sang penyu
bertelur, para peserta mulai berebutan untuk menyaksikan peristiwa langka
ini dengan mata kepala sendiri, Kata panita kita termasuk rombongan yang
beruntung karena bisa menemukan penyu bertelur walaupun hanya 1 ekor, tapi
kasian juga ya penyunya jadi pusat perhatian kita-kita hehehe. Kira-kira
pukul 23:10 kita pun kembali ke penginapan untuk beristirahat.
Perjalanan
di hari pertama benar-benar seru, mengasikkan, menegangkan dan mempesona,
keindahan ciptaan Tuhan yang kita lihat mengurangi keletihan sepanjang hari,
Tak terasa pagi pun tiba dibangunkan oleh suara sirine jam 6 pagi
bersiap-siap untuk mandi dan sarapan dan menuju ke Pasar
ikan, kira-kira pukul 7:30 pagi setelah sarapan nasi uduk yang
begitu nikmat (sayang perkedelnya cuma kebagian masing-masing satu
hehehe) kita pun berangkat dengan bus menuju pasar ikan, beberapa peserta
menanyakan kenapa gak naik ojek lagi ? Bpk Santos bilang kalau lokasinya
bisa ditempuh dengan bus. Beberapa peserta membeli ikan untuk dibawa
pulang, ikan-ikan disini sangat segar karena ditangkap langsung dari pantai,
ada cumi dan ikan raksasa yang jarang-jarang kita temukan (sayang gak bisa
makan ikan bakar disini ^^), selanjutnya kita menyusuri cagar alam yang
rindang seperti “walk to heaven” menuju “Pantai
Aquarium”, sepanjang perjalanan para peserta bercanda tawa dan
mencari objek objek foto yang uniq dengan latar belakang tumbuh-tumbuhan
hijau dan pohon-pohon tua dan akar-akar besar yang tidak ada di kota
Jakarta. Pemandangan di Pantai Aquarium tidak kalah mempesona, banyak
perahu-perahu nelayan pencari ikan, pantai begitu jernih sehingga kita bisa
berjalan menuju batu karang besar ditengah pantai, dan kita bisa melihat
dibalik air batu-batu karang di pinggiran pantai dan pasir putih yang
bergelombang, rumput laut, kerang-kerang yang begitu unik, ikan-ikan kecil
dan anak-anak kepiting, bahkan ada yang menemukan bintang laut sedang
berjalan beberapa peserta mengabadikan peristiwa langka ini, pantai ini
benar-benar seperti aquarium. Sekitar jam 12 siang kita pun berjalan
menyusuri pantai menuju parkiran bus untuk kembali ke penginapan, di
Penginapan kita disambut oleh makan siang terakhir yang tak kalah lezatnya,
kemudian kembali ke kamar membereskan barang masing-masing karena kita akan
kembali pulang. Tak lupa kita mengambil foto keluarga dekat pantai di depan
penginapan.
Jam
13:30 kita pun meninggalkan penginapan dan membawa pulang semua pemandangan
yang indah untuk kita bawa pulang ke Jakarta, dalam perjalanan pulang, Bapak
Supir menawarkan peserta untuk belanja buah
sawo dan jambu bol sebagai oleh-oleh, si abang jadi laris manis
^^. Kita juga berhenti dipinggir jalan melihat pemandangan Pelabuhan
Ratu dari kejauhan tapi tetap terlihat begitu indah.
Sekitar jam 22:30 kita pun akhirnya sampai di kota Jakarta dan kembali
merasakan polusi udara kota Jakarta dan membawa badan dan kaki yang pegal
^^. tapi kenangan indah bersama Jejakaki tidak akan terlupakan,
mengagumi karya ciptaan Tuhan yang begitu indah, luar biasa, menakjubkan dan
tidak terungkapkan dengan kata-kata. Terima kasih untuk panitia yang sudah
bekerja keras untuk trip ini dan juga sudah membawa photographer khusus Bpk.
Ferry dan kameraman dari Elshinta (gak tau namanya hehehe ^^) kayaknya bakal
beneran masuk tipi ni hehehe. Dan tentunya terima kasih kepada Tuhan yang
sudah menjaga kita semua dalam perjalanan hingga sampai dengan selamat
kerumah kita masing-masing ^^. (Fanni)
Catatan
: Jika ada kesalahan jam/nama harap dimaklumi ^^ dan doakan semoga
penulis dapat T-shirt jejakkaki yang bisa bersinar di malam gelap ^^.
Sedikit
tambahan Tips untuk traveling :
Bawa
simpang 3 untuk colokan listrik
Senter
kecil
Bantal
(kalau dibutuhkan)
Selimut
(kalau dibutuhkan)