Perjalanan
Susur Pantai Ujung Genting yang saya ikuti tanggal 20-22 Maret 2009 lalu
ialah perjalanan saya yang pertama bersama sekumpulan orang yang tidak
saya kenal sama sekali sebelumnya. Hanya satu teman kantor saya yang
saya kenal. Dialah yang memberi tahu saya
tentang trip ini. Namanya Galuh. J
Semua
dimulai dari kepenatan serta kejenuhan saya yang akhirnya menuntut saya
untuk melakukan sesuatu yang diluar rutinitas saya selama 7 bulan
terakhir. Beberapa bulan belakangan memang saya mulai bergabung dengan
beberapa milis pecinta alam yang ada di dunia maya.
Yang
saya ikuti pertama yaitu Jejak Kaki dan kemudian Indobackpacker. Jejak
kaki memang sering membuat trip pada weekend dan hari libur panjang.
Hm,, namun menurut saya, trip yang dibuat oleh Jejak Kaki cukup mahal..
(dapet informasi juga, peserta yang sering mengikuti trip Jejak Kaki
mayoritas adalah dari kalangan Timur :P yang sudah membentuk koloni,
yah, ntah, sejujurnya saya lebih nyaman jika berada dgn sesama orang
Jawa..-Loh??.. hehe). Kalau Indobackpacker, sepertinya itu hanya milis
dimana orang yang sering bepergian ala backpacker berbagi informasi di
dunia travelling.
Hm,
kemudian oleh Galuh saya diberi tahu mengenai trip ini. Cukup tertarik
juga acara yang ditawarkan. Nama trip nya Susur Pantai Ujung Genting.
Jadi, dari itinerary yang ada, kami akan menyusuri pantai yang ada di
Ujung Genting. Start & Final point di Pantai Ujung Genting.
Berangkat menyusuri pantai, nge-camp di pinggir pantai, dan pulang
melewati hutan. Cukup menarik buat saya. Pantai yang disusuri pun
banyak. (saya agak lupa nama pantai nya satu persatu,, banyak! :P ).
Nanti dibawah saya attach itinerary-nya yang diberikan panitia.
Juga, dengan harga yang ditawarkan, Rp390.000 pun juga cukup sesuai
dengan pengalaman yang akan diberikan. Biaya itu sudah termasuk
transportasi, makan 5x, sewa tenda dan matras.
Sebelum
memastikan diri untuk mengikuti trip ini, saya mencari beberapa info
lain. Seperti meyakinkan bahwa trip ini bukan suatu Hoax (hehe, maaf
y!), kondisi alam di Ujung Genting, letaknya, dll. Kesimpulan yang saya
ambil, trip ini bukan Hoax dan dibuat oleh manusia bernama Aditya
Rakhmat (Adit) yang join dengan -yah bisa disebut- Guide atau “orang
dalem” dari Ujung Genting, Petrus Suryadi (Kang Petrus).
Oke,
sampailah hari Jum’at, 20 Maret 09, hari keberangkatan tim Susur
Pantai Ujung Genting (Surpanug). Meeting point di lapangan Parkit
Senayan jam 9 malem. Sampai disana, sudah ada beberapa orang yang ada di
sekitar bus yang akan kami tumpangi. Hm,, sedikit nervous nih.. Sekali
lagi, ini pengalaman pertama saya jalan bareng banyak orang yang tidak
saya kenal. Kami (saya dan Galuh) masuk ke bus setelah memastikan itu
adalah bus tim Surpanug. Wah sudah jam 9 namun panitia belum datang.
Saya pakai kesempatan itu untuk berkenalan dengan beberapa peserta yang
ada. Ada Eko, dia ini temennya Galuh dari ITS. Meski sedikit bawel,
namun itu malah membuat saya cukup rileks. Lalu ada mbak Riani yang
sudah sering ikutan trip semacam ini. Ada Ratih, temennya Galuh juga.
Nah, Ratih ini membawa 2 orang teman kosnya yang cukup unik (Maria dan
Icha yang unik, bukan kosannya :P ).
Tim
telah lengkap berkumpul sekitar jam 10 kurang. Dimulai dengan pembukaan
oleh mas Opang (biasa saya panggil masompank karena lebih enak aja :P)
yang “katanya” si moderatornya Natrekk (milis pecinta alam yg lain).
Kemudian diabsen sama Adit. Dan lanjut doa sebelum meulai perjalanan
dipimpin oleh om Hamid yang paling sepuh disini J.
Barulah
sekitar jam 10 kami semua berangkat menuju Ujung Genting. Alhamdulillah
perjalanan berlangsung lancar. Saya sendiri karena langsung meminum
Antimo sesaat setelah bus jalan langsung terlelap dan terbangun tepat
ketika sampai ditempat tujuan… :P hehe.. Sampai Pantai Ujung Genting
sekitar jam 4.45 AM.
Peserta
ada yang keluar bus untuk meluruskan kaki, ada juga yang melanjutkan
tidur di bus. Karena memang susur pantai dimulai jam 7 pagi setelah
sarapan. Saya sendiri keluar untuk mencari air dan tempat sholat. Hm,,
gak ada yang tau musholla rupanya. Ya sudah, saya bawa mukena saya dan
saya sholat saja beralaskan jaket saya. Disini saya berkenalan dengan
Mbak Devi. Mbak Devi ternyata juga cukup sering mengikuti trip semacam
ini, terutama yang diadakan oleh Jejak Kaki. Saya senang, karena kami
cukup nyambung ngobrolnya. Saya kagum, dia mengikuti trip ini sendirian.
Nothing to lose aja katanya. Pasti toh kita bakal ketemu banyak temen
nantinya. J
Thx mbak devi!
Jam
6 pagi kami mulai sarapan. Hm,, hujan tiba2 turun… dari gerimis hingga
makin deras. Saat hujan berhenti, muncullah pelangi. Waah,, indah
banget! Pelanginya benar2 membentuk setengah lingkaran, dan terlihat
diatas laut. Benar2 setengah lingkaran, jelas dan “menempel” dilaut.
Subhanallah.. J
Namun sayang, tidak terlalu lama kemunculannya. Jadi sepertinya tidak
ada yang berhasil mengabadikannya secara sempurna.. Namun cukuplah untuk
saya ingat.
Karena
hujan yang cukup deras, kami baru memulai perjalanan sekitar jam 8 pagi.
Namun tak berapa lama jalan, hujan turun lagi. Lebih tepatnya badai!
Karena hujan yang turun disertai angin yang membuat muka saya serasa
ditampar oleh air. Agak seram juga, karena kaki pun berat melangkah
karena angin yang terlalu besar. Ponco saya cukup membuat baju saya
tetap kering. Akhirnya kami menemukan rumah pondok. Semuanya berteduh di
pondok itu. Hehee,, suasananya sudah seperti rumah para pengungsi.. :P
Hujan
turun cukup lama. Ada yang menggunakan kesempatan ini untuk mengobrol
dan berkenalan sambil makan cemilan, ada juga yang terlihat merenungi
sesuatu didepan hujan (ntah merenungi apa :P). Saya sendiri ikutan
mengobrol dengan –seingat saya- Mas Chris (fotografer), Adit, kang
Petrus, mas Anto (panitia), kang Sentot (panitia juga), dan Galuh.
Kira-kira
sekitar jam 9.30an hujan berhenti. Kami pun memulai perjalanan susur
pantai lagi. Pantai terlihat sangat indah. Bersih… dan lapang
sekali… Tak bosan-bosannya saya berdecak kagum.. Pantai
Cipanarikan yang terlihat cantik tak bisa kulewatkan untuk berfoto-foto.
Sepanjang susur pantai, saya asyik berbincang dengan teman2 yang lain.
Hm,, sebenernya si punya misi tersendiri.. :P Jadi, rencanyanya kan
bulan Mei tgl 1-3 mau ke Pangandaran, Green Canyon, Batu Karas dan
sekitarnya, nah, saya gunain deh kesempatan ini buat tanya2. Trima kasih
buat mas Luki dan masOmpank yang ud kasi info. Tak ketinggalan mbak
Devi.. Wah, saya pasti bakal nitip banyak pertanyaan nih,, krn minggu
depan kan beliau mau ke Green Canyon.
Sekitar
jam setengah satu siang kami mecari tempat berteduh untuk makan siang.
Hm,, makan siang dibawah pohon teduh, dengan semilir angin yang bertiup
plus pemandangan pantai bersih yang indah sangat menyenangkan sekali.
Wuih,, lupa deh semua kepenatan saya selama ini. Loh, lirik kanan kiri,,
malah beberapa orang asyik tidur.. hm,, memang nikmat banget si
suasananya..
Perjalanan
dilanjutkan kemabali. Wah,, cuaca terik sekali. Pannaasss… tapi karena
angin yang bertiup cukup kencang, dan pemandangan pantai serta karang2
yang indah cukup membuatku melupakan rasa panas. Nah, perjalanan setelah
makan siang ini cukup seru! Kami beberapa kali harus melalui karang2
besar yang cukup tajam. Jadi, harus benar2 berhati-hati ketika
melaluinya. Saat di Karang Taraje, nah,, kami harus melalui beberapa
bilah bambu untuk dapat menyebrang ke karang didepan kami. Hm,, cukup
membuat adrenalin berpacu. Ketika melihat kebawah, wah, cukup dalam
juga. Setelah melalui bambu itu pun kami harus menyisir karang setapak
demi setapak. Didepanku terlihat mas Yudasmoro yang sepertinya phobia
terhadap ketinggian. Wih, gak tega ngeliatnya. Kakinya sampai bergetar..
Smangat Mas Yudas!! Hehee… lain kali kufoto deh kalo harus manjat
jarang lagi!!
Trek
yang lain yang cukup seru ialah ketika hari menjelang sore dan kami
harus menyebrangi sungai yang cukup lebar dan arus yang makin deras.
Kami bersama2 mendorong sebilah bambu besar yang akan kami gunakan
sebagai pegangan supaya tidak jatuh terbawa derasnya arus sungai. Oh ya,
saya dan Galuh sempat mengumpulkan kerang2 yang cantik-cantik. Emang
terlihat kekanakkan.. tapii,, memang kerang disana banyak sekali dan
cantik-cantik! Biarin deh orang bilang apa :d .
Akhirnya,
sekitar jam 5.15 kami sampai di tempat camp. Nama tempatnya Ombak Tujuh.
Saya segera mengambil air wudhu untuk sholat. Menyenangkan sekali sholat
diatas karang dan disebelah laut.. Kang Sentot dan panitia yang lain
cukup sibuk mendirikan tenda. Maaf yah, nggak bantuin.. saya lebih
tergoda untuk menikmati sunset diatas karang yang tinggi bersama Galuh
dan Eko. Indaaaaah sekali!!! Terlebih ada Mas Chris sang fotografer yang
sedang hunting foto. Hehee,, Mas, fotoin kita dooong!! Banyak fotografer
yang juga hunting foto. Mereka mengambil spot yang berbeda-beda. Hm,,
kamera digital Olympus μ 760 milik saya jadi terlihat seperti
kamera mainan anak-anak.. :P
Setelah
puas menikmati sunset, kami menuju camp yang telah berdiri. Barang2 kami
masukkan tenda. Sampailah waktunya makan malam. Sambil makan, saya cukup
enjoy mengobrol dengan teman2 baru saya. Setelah makan, kebanyakan dari
mereka mulai memasuki tenda masing-masing untuk beristirahat. Maklum,
perjalanan seharian cukup membuat otot2 kaki menegang dan menguras
tenaga. Namun saya memilih untuk berbincang dengan sebagian yang lain
didepan tenda. Sayang sekali jika menyia-nyiakan waktu dengan tidur
cepat, pikir saya. Kang Petrus juga sempat membuat api unggun di
belakang tenda, namun saya tidak sempat menikmatinya karena sudah
terlanjur Posisi Wueenaak (PW) ditempat saya. Hehee :P
Akhirnya,
rasa kantuk mulai menyerang saya. Saya masuk ke tenda. Dini hari,
sekitar jam 2, hujan turun lagi. Cukup deras. Alhamdulillah tenda saya
baik2 saja. Tidak bocor dan tidak merembes. Pagi tiba, saya pikir masih
hujan. Habis, suara hujan jadi tidak bisa saya bedakan dengan suara
debur ombak dan suara sungai yang ada disamping tenda kami. Setelah
sholat, saya keluar tenda untuk cuci muka dan sikat gigi di sungai.
Dan…. OMG,,, sungai nya penuuh sekali dengan Kebo!! Waah, harus nunggu
giliran nih!! Ternyata salah kalo ada yang bilang orang yang tidurnya
kesiangan tuh seperti Kebo. Nyatanya, Kebo yang kami temui itu bangunnya
lebih pagi dari manusia.. :P hehee.
Pagi
terlihat sangat memukau. Pelangi terlihat lagi!! Subhanallah.. :D
Senang,,senang,,senang!! Saya menikmati pagi dengan bermain di pantai
bersama Galuh, Eko, Ratih dan juga mas Anto, Kang Sentot dan Adit. Hm,,
para fotografer kembali beraksi.Target fotografer yang kami ganggu
sekarang adalah mas Arton. :D hehe,, pagi mas! Fotoin kita dooong!!!
Sebenarnya ni mas Arton ud terlihat cukup terganggu dengan kedatangan
kami yang bermain-main disekitarnya. Hehe,, biarin ah.. emang bagus sih
tempat nya!. Pantai dengan karang2 indah disana terlihat seperti
cekungan2 aquarium. Banyak hewan2 disana. Ada bintang laut, teripang,
keong, kerang, udang, kepiting kecil, ikan2 kecil, dll. Tapi untung
tidak ada yang berbahaya (menurut saya.. hehe)
Setelah
puas bermain, kami mulai packing untuk pulang. Nggak lupa memungut
sampah yang ada disekitar camp! Sayang kan kalo pantai jadi kotor.. So
please do not waste Guys!! Trek pulang yaitu dengan menyusuri hutan
untuk kembali ke Pantai Ujung Genting. Sekitar jam 9 kami baru mulai
perjalanan menyusuri hutan. Hm,, ternyata cuaca lebih panas dari hari
sebelumnya. Mungkin karena tidak ada angin yang bertiup seperti di
pinggir pantai. Hutan pun bukan seperti hutan yang saya bayangkan
sebelumnya. Hutan yang dimaksud disini adalah alang2 setinggi kepala
orang dewasa. Fiuh.. panaasss..
Waktu
sarapan telat karena masalah teknis. Baru bisa sarapan sekitar jam 11..
hm,, itu sih makan siang J..
tapi karena pagi tadi perut saya sudah diisi sepotong roti dan cemilan
lain, jadi tidak terlalu lapar. Perjalanan terasa begitu lambat. Mungkin
karena saya berada di paling belakang bersama tim sweeper yang sebentar2
berhenti karena menunggu peserta yang beristirahat. Meski begitu saya
cukup menikmatinya karena sepanjang perjalanan selalu ada senda gurau
yang selalu membuat perut saya geli. Oh ya, terlebih ada 2 makhluk unik
yang saya sebutkan sebelumnya. Ya, Maria dan Icha. Hahaaa.. mereka
selalu membuat saya terkikik. Jadi, sepertinya mereka “tertipu” oleh
ajakan Ratih untuk mengikuti Surpanug ini. Mereka kira trekking di trip
kali ini tidak “sesulit” yang mereka lalui.
Sekitar
jam 1 siang, peserta banyak yang terlihat begitu letih. Setelah
menyebrangi sungai diatas sebatang kayu besar yang cukup licin, ternyata
ada isu jika tim bakalan pulang dengan ojeg setempat. Hm,, sedikit kesal
dan kecewa. Abis, cukup mahal ongkos ojeg nya. Rp 50rb! Saat itu saya
benar2 kesal. Rasanya ingin terus jalan sendiri saja. Tapi, mgkn Kang
Petrus yang mengusulkan ide ini punya maksud tersendiri yang saya belum
tahu.
Sambil
menunggu ojeg, kami bermain air. Galuh yang hasratnya tidak terbendung
akkhirnya mandi juga disungai. Saya menolak ajakannya untuk ikutan mandi
di sungai. Wah, saat itu saya baru sadar kalau beberapa teman mulai
terlihat “gosong”.. hehe.. menurut saya yang paling parah tu si
Fred. Kulitnya (tangan, kaki dan muka) terlihat begitu merah kehitam2an.
Ya ampunn,, kasihan kamu Fred!!
Akhirnya
saya naik ojeg. Wuih,, naik ojeg offroad..!! di hutan! Bneran deh..
jalanan setapak yang naik turun, berkelok, penuh alang2 dan ranting,
juga hanya mampu dilewati satu orang, dan bahkan satu roda sepeda motor
saya lalui!! Teruus saja saya lantunkan doa dalam hati. Untuk meyakinkan
diri saya, saya pun bertanya pada tukang ojeg tersebut “sudah sering
ya pak melalui jalan ini?” dan beliau menjawab “tenang saja, sudah
biasa kok..”. Wah,, saya si percaya saja, karena ojeg yang saya naiki
cukup ngebut di trek yang seperti itu! Ngerriiii…. >.<”
Benar
saja, saya mengerti alasan panitia memutuskan untuk mengambil ojeg.
Pertama, Hm,, ternyata masi jauuhh pemirsa jalan yang akan kami lalui
untuk menuju Pantai Ujung Genting. Sekitar setengah jam dengan motor dan
dengan kecepatan sedang. Mungkin jika jalan kaki bisa sampai 3 jam
lebih. Dan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Kedua, ya,
jika tidak naik ojeg, mungkin kami baru bisa sampai Jakarta pagi hari
sekitar jam 3-an. Wah,, nggak deh.. Kan Senin, kami pada masuk kantor
semua… Toh naik ojeg di trek seperti ini mempunyai sensasi tersendiri
buat saya (meski tangan selalu berpegangan kuat di pegangan kursi dan
bibir tak henti2nya komat kamit berdoa :P ). Pemandangan indah sekali
terlihat. Dari melalui hutan, kemudian pematang sawah luas, melalui
sungai, hingga pantai! Indah indah sekali lagi indaah!! ^_^
Sampai
di Pantai Ujung Genting pukul 3 sore. Karena saya termasuk kloter akhir,
saya tidak terlalu mengantri untuk bilas mandi. Setelah sholat dan makan
(saya makan cukup lahap kali ini karena perut benar2 protes untuk minta
diisi), kami berkumpul untuk foto keluarga besar tim Surpanug. Barulah
sekitar pukul 4.30 bus kami bergerak pulang menuju Jakarta.
Di
awal perjalanan pulang tak henti-hentinya terdengar
senda gurau dan lelucon keluar dari mulut kami semua (terutama di sayap
belakang!). Gila semuanya! Tapi tak lama kemudian, perlahan suara
menghilang dan terlihat masing2 mulai terlelap. Saya sendiri, tidak bisa
tidur. Kebiasaan saya jika didalam bus. Antimo saya ntah dimana.
Sepertinya hanyut terbawa sungai ketika harus menyebrangi sungai L.
Jadilah saya selalu terjaga. Jam 8 malam, bus berhenti untuk memberi
waktu bagi kami untuk makan malam. Dan setelah itu, saya pun tetap
terjaga hingga Jakarta…
Pukul
11.30 bus menurunkan saya di sebelah pintu tol Pasar Rebo, Kp Rambutan
bersama Galuh, Om Hamid, Mas Luki, dan Mas Yudas. karena tujuan akhir
bus adalah Parkit Senayan. Yeah.. akhirnya sampai jugaa.. Hm,, cukup
menarik perjalanan saya kali ini. Tapi semua harus tetap berjalan…
esok saya harus memulai rutinitas saya seperti sebelumnya… Namun,
tentunya dengan suasana hati yang berbeda.. Dan benar saja.. saya merasa
begitu senang… ^_^
Terima
kasih semuanya…
Special
to Galuh, Adit, Kang Petrus, mas Anto, Kang Sentot dan seluruh anggota
tim Surpanug 20-22 Maret 2009….
Jakarta,
29 Maret 2009