FKM-USA
Insiden Ranjau Melanda Kota Ambon Secara Beruntun
Diperkirakan pada hutan-hutan yang ada disekitar kota Ambon (dibagian belakang
kota Ambon) telah dipenuhi Ranjau yang bertebaran dan setiap saat siap menelan
korban
Tanggal 3 Agustus 2002: Di hutan petuanan negeri Suli, dua orang warga dari negeri
Suli yang sedang berburu Babi hutan terkena ranjau yaitu Sdr. Markus Rering (28)
bagian perutnya hancur dan tewas ditempat, seorang temannya sementara dirawat di
rumah sakit TNI AL Halong dan saat ini mengalami stress.
Tanggal 5 Agustus 2002: Juga di hutan petuanan negeri Suli tepatnya di dusun
Waiheru, sdr. Jacob Pattipeilohy (26) yang sedang memeriksa jerat Babi hutan
(dadesu) terkena ranjau, dan kaki kanannya sebatas lutut harus diamputasi.
Tanggal 11 Agustus 2002: Di hutan Hative Kecil / Galala tepatnya di dusun Tanah
Misi, Pieter Joseph (23) bersama teman-temannya yang sedang berburu Babi hutan
dan terkena ranjau, ketika ditemukan sudah tewas. Tiga orang temannya yang juga
mengalami cidera yaitu Abraham Paays (21) kaki kiri dari pergelangan sampai ke
paha, bawah mata kiri dan leher kena serpihan ranjau; Besly Tuhumury (18) kedua
kaki tangan kanan dan dagu kena serpihan ranjau; Rudolf Tuhumury (17) dua jari kaki
kiri hancur dan bagian paha kiri kanan kena serpihan ranjau.
Tanggal 11 Agustus 2002: Di hutan Karang Panjang sekitar belakang gedung gereja
Petra (~1 KM dari pusat kota Ambon), Joseph Amahua (20) yang sedang mencari
sayur menginjak ranjau menyebabkan kaki kanannya sebatas lutut hancur dan
diamputasi, kaki kirinya mengalami cidera berat. Pada saat yang sama arah sebelah
Timur dari lokasi kejadian pertama, tepatnya dikaki gunung Sirimau, satu warga
negeri Soya J. Soplanit terkena ranjau mengakibatkan kedua kakinya harus
diamputasi dan luka-lukanya cukup parah akhirnya meninggal dunia di RSU. Dr.
Haulussy, Kudamati - Ambon.
Tanggal 12 Agustus 2002: Dua anggota TNI AD dari Batalion Armed 2, yaitu Prada
Sitorus hancur pergelangan kaki kirinya dan harus diamputasi; Prada Rudianto
terkena serpihan ranjau disekujur tubuhnya, ketika mereka sedang melaksanakan
pembersihan ranjau.
Tanggal 12 Agustus 2002: Di hutan perbatasan dusun Nania dan Negeri Lama enam
warga Negeri Passo yang sedang memeriksa perangkap/jerat yang dipasang untuk
menangkap babi hutan, tiba-tiba dikejutkan oleh bunyi ledakan yang menyebabkan
salah seorang dari mereka yaitu Matheis Tahitu terlempar (34) dan mengalami cidera
berat pada kaki kirinya, dan harus diamputasi sebatas paha.
Tanggal 14 Agustus 2002: Di hutan Suli pada jarak ~10 meter dari lokasi ledakan tgl.
11 Agustus, terjadi lagi insiden ranjau yang menjadi korban Willem Haulussy (37)
cidera pada lutut kanan dan jari kaki, korban sementara dirawat di rumah sakit TNI AL
Halong.
Demikian laporan tentang insiden mengenaskan yang menimpa anak bangsa
Maluku/Alif'uru yang tidak mengerti apa yang sementara direncanakan oleh
manusia-manusia fasik berjiwa kerdil, yang tidak berani mengaku ketidak
mampuannya dan hanya akan membuat anak bangsa Maluku/Alif'uru akan semakin
menderita dan menderita.
Apa yang mereka rencanakan kepada bangsa ini, apakah harus cacat? ataukah
generasi bangsa ini harus musnah?
Semuanya terpulang kepada Yang Kuasa, hanya TUHAN yang tahu!
Los Angeles, Friday, August 23, 2002
Maluku Sovereignty Front (FKM)
US Representative
Helmi Wattimena
Chairman
|