Jawa Pos, Selasa, 13/08/2002
Dikerahkan Lagi, Pasukan ke Poso
PALU - Polisi akan mengerahkan pasukan dalam jumlah besar ke Poso menyusul
bergejolaknya kembali daerah itu selama sebulan terakhir. Mereka akan memperkuat
pasukan yang selama ini berada di sana.
Menurut Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar, penambahan pasukan harus dilakukan karena
ada korelasi positif antara penambahan pasukan dan menurunnya intensitas gerakan
pengacau keamanan. Demikian juga sebaliknya. Pada Juli, misalnya, pasukan
dikurangi. Pada saat itu penyerbuan oleh kelompok-kelompok tertentu meningkat.
"Penambahan pasukan segera dilakukan," katanya kepada wartawan di Palu kemarin
malam, seusai mengikuti pertemuan evaluasi kamtibmas di Poso pasca Deklarasi
Malino. Acara itu dihadiri para deklarator dan difasilitasi langsung oleh Menko Kesra
Yusuf Kalla.
Sebenarnya, kata Kapolri, operasi pemulihan keamanan selama enam bulan yang
berakhir Juni 2002 berhasil membuat situasi kamtibmas semakin kondusif. Namun,
situasi bergejolak kembali sejak Juli setelah dilakukan jumlah pasukan dikurangi.
Belakangan serangan agak membabi buta. Minggu lalu, misalnya, serangan
dilakukan terhadap angkutan umum hingga menewaskan seorang turis asal Italia. Bila
masalah ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan citra Indonesia di mata internasional
semakin menurun.
Da'i mengakui, Sabtu lalu mulai dilakukan penambahan pasukan. Yaitu, satu batalion
TNI dan satu SSK Brimob dari Kelapa Dua Jakarta. Sebelumnya, di sana sudah ada
2.400 personel, 280 di antaranya anggota TNI. Dengan demikian, jumlahnya 3.400
personel. "Tambahan pasukan lainnya akan menyusul sambil mencermati
perkembangan," tegasnya.
Mengenai kemungkinan operasi khusus, Kapolri mengatakan, operasi di Poso masih
melanjutkan operasi pemeliharaan keamanan. "Tak ada operasi khusus. Kami masih
melakukan operasi pemeliharaan keamanan," jelasnya.
Selama operasi pemeliharaan keamanan berlangsung sweeping senjata akan kembali
digelar.
Sementara itu, Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Amirul Isnaini mengatakan, TNI
belum berencana menambah anggota Kopassus di Poso meskipun eskalasi di sana
memanas. "Penambahan Kopassus bergantung pada permintaan gubernur Sulawesi
Tengah," katanya.
Mengenai tugas intelijen 12 personel Kopassus di Poso, Isnaini mengatakan, mereka
melaksanakan operasi legal. "Sudah ada laporan intelijen yang mereka kumpulkan
hampir sebulan di Poso. Namun, itu belum dapat dijadikan acuan untuk penanganan
kasus Poso," tambahnya. (jpnn/ant)
|