KOMPAS, Senin, 05 Agustus 2002, 22:01 WIB
Poso Bergejolak, Tiga PO Tetap Beroperasi
Palu, Senin
Perusahaan Otobis (PO) Honda Jaya, Super Motor dan Damri, tiga PO terbesar yang
melayani rute Palu-Poso-Banggai tetap mengoperasikan armadanya sekalipun ruas
Jalan Trans Sulawesi di wilayah Poso kembali terganggu menyusul aksi
penyerangan sekelompok orang di desa Matako Kecamatan Tojo, sekitar 40km timur
Kota Poso pada Minggu dini hari (4/8).
"Aramada kami tetap dioprasikan baik dari Palu ke Luwuk maupun sebaliknya," kata
Agustin, bagian pemasaran PO Super Motor kepada di Palu, Senin.
Hal senada juga diakui Fitri dari PO Honda Jaya dan Kepala Damri, Matius.
"Memang ada gangguan, tapi kami tetap melayani rute tersebut,"
ujar Matius.
Namun ketiganya mengaku jadwal pemberangkatan dan kedatangan armadanya tidak
seperti hari biasanya.
Fitri mengatakan bus Honda Jaya pada hari Senin tiba dari Kota Luwuk Kabupaten
Banggai pada pukul 15.30, lambat lebih tiga jam dari hari biasanya pukul 12.00.
Bahkan pada Minggu pagi saat peristiwa masih memanas bus milik Damri lambat
hingga 12 Jam. "Biasanya mobil sudah memasuki kota Poso sekitar jam 07.00 pagi,
namun pada hari Minggu mobil tiba di Poso sekitar jam 19.00 malam," ujar Matius.
Keamanan kendaraan saat melintas di ruas jalan di wilayah Kecamatan Tojo
khususnya di desa Matako juga tidak terjamin seperti yang dialami bus milik PO
Honda Jaya.
"Sebahagian besar kaca mobil kami yang tiba tadi sore hancur karena dilempari
massa, tapi tidak ada penumpang cedera," tutur Fitri.
Ketiganya juga mengaku saat mobil melintas di ruas jalan sepanjang wilayah Tojo
mendapat pengawalan dari aparat keamanan.
Mengacu pada laporan investigasi LPS-HAM (Lembaga Pengembangan Studi
Hukum dan Advokasi HAM) Sulawesi Tengah dari Poso menyebutkan pada hari
Minggu (4/8) sekitar pukul 03.30 desa Matako Kecamatan Tojo diserang sekelompok
orang mengakibatkan tujuh orang mengalami luka tembak, lima di antaranya
perempuan.
Korban tembak senjata rakitan yang kini dalam perawatan intensif di RSU Tentena
yakni, Nn Padengka (32), Ny Mayonge Katuta (75), Ny Padea Paleba (67), Ny Nety
Toeya (49), Nn Uce Doda (21) serta dua pria lainnya Lemu Tagandi (66) dan Silas
Makeo (26).
Akibat lain dari serangan fajar itu, sebanyak 27 rumah warga dan dua rumah ibadah
musnah terbakar, serta jalur transportasi dari Kabupaten Banggai menuju Poso dan
Palu sempat terputus sekitar 16 jam.
Sekitar 1.500 warga desa Matako, Galuga, Malei-Lage dan Tongkoyang, semuanya di
wilayah Kecamatan Tojo mengungsi ke Tentena di bawah koordinasi Crisis Center
GKST Tentena.
Proses evakuasi terhadap warga nasrani yang umumnya balita dan wanita itu
berlangsung hingga Senin 11.00 wita dengan menggunakan 20 mobil truk dan
angkutan kota.
Sementara warga Muslim di desa Matako juga mengungsi ke tempat-tempat aman
khususnya ke Kota Poso.
LPS-HAM juga melaporkan sedikitnya empat orang warga yang sedang ronda saat
penyerangan terjadi belum diketahu nasibnya, yakni Z Doda (26), Olmas Daya (27),
Yohan Ewakola (21) dan Cecen Mangiri (20).
Pada hari Sabtu (3/8) sekitar pukul 08.00 wita, Sukirman (48) warga Tegalrejo
kecamatan Poso Kota ditemukan warga setempat sudah tewas dalam keadaan
tampa kepala dan di sekujur tubuhnya terdapat bekas kekerasan dan sayatan.
Sukirman dikenal sebagai pemuka agama di Tegarejo.(Ant/jy)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|