KOMPAS, Selasa, 06 Agustus 2002, 11:33 WIB
Deklarator Malino Kutuk Penyerangan Desa Matako
Palu, Selasa
Deklarator Malino untuk perdamain Poso Prof Dr Sulaiman Mamar mengutuk aksi
penyerangan di Desa Matako, Kecamatan Tojo, sekitar 40 km timur kota Poso,
Minggu dini hari yang mengakibatkan jatuhnya korban luka tembak tujuh orang
serta dua rumah ibadah dan 27 rumah penduduk musnah terbakar. "Ini sudah
keterlaluan," kata Sulaiman Mamar kepada Antara di Palu, Selasa (6/8).
Mamar mendesak aparat keamanan untuk bertindak tegas mencegah merembesnya
eskalasi konflik ke wilayah lain sebab aksi penyerangan yang disertai pembakaran di
Desa Matako merupakan peristiwa kali pertama pasca kesepakatan damai yang
dideklarasikan di Kota Malino, Sulsel, Desember 2001. "Peristiwa itu yang terbesar
sejak kesepakatan Malino, dan potensi penyebaran konfliknya pun besar sehingga
harus segera diantisipasi," tegasnya.
Menurut Mamar, serangan fajar terhadap warga Desa Matako yang masih terlelap
dalam tidurnya itu merupakan "pukulan" bagi aparat keamanan, para deklarator
Malino, dan pemerintah Poso sebab hanya berselang sehari pertemuan evaluasi
perkembangan Poso yang dilaporkan secara umum semakin membaik.
Dalam pertemuan di Gubernuran Siranindi II Palu, Sabtu pekan lalu yang dihadiri
seluruh Muspida Provinsi Sulteng, Muspida Poso, petinggi TNI/Polri, dan deklarator
Malino umumnya melaporkan kondisi keamanan dan sosial kemasyarakat di Poso
semakin membaik dibanding sebelum kesepakatan Deklarasi Malino. "Tapi
kenyataannya di lapangan bercerita lain," ujar Mamar.
Hasil investigasi LPS-HAM (Lembaga Pengembangan Studi Hukum dan Advokasi
HAM) Sulawesi Tengah dari Poso melaporkan pada hari Minggu (4/8) sekitar pukul
03.30, Desa Matako Kecamatan Tojo diserang sekelompok orang tak dikenal
mengakibatkan tujuh orang mengalami luka tembak, lima di antaranya perempuan.
Korban tembak senjata rakitan yang kini dalam perawatan intensif di RSU Tentena
yakni, Nn Padengka (32), Ny Mayonge Katuta (75), Ny Padea Paleba (67), Ny Nety
Toeya (49), Nn Uce Doda (21) serta dua pria lainnya Lemu Tagandi (66) dan Silas
Makeo (26).
Akibat lain dari serangan fajar itu, sebanyak 27 rumah warga dan dua rumah ibadah
musnah terbakar, jalur transportasi dari Kabupaten Banggai menuju Poso dan Palu
sempat terputus sekitar 16 jam. Sedikitnya 1.200 warga Matako, Galuga, Malei-Lage
dan Tongkoyang, semuanya di wilayah Kecamatan Tojo mengungsi ke Tentena di
bawah koordinasi Crisis Center GKST Tentena.
Proses evakuasi terhadap warga Nasrani yang umumnya balita dan wanita itu
berlangsung hingga Senin (5/8) pukul 11.00 Wita dengan menggunakan 20 mobil truk
dan angkutan kota. Sementara warga Muslim di Desa Matako juga mengungsi ke
tempat-tempat aman khususnya ke Kota Poso.
LPS-HAM juga melaporkan sedikitnya empat orang warga yang sedang ronda saat
penyerangan terjadi belum diketahu nasibnya, yakni Z Doda (26), Olmas Daya (27),
Yohan Ewakola (21) dan Cecen Mangiri (20). (Ant/ima)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|