The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Ratusan Anak Pengungsi Poso di Palu Terancam Putus


KOMPAS, Selasa, 09 Juli 2002, 23:33 WIB

Ratusan Anak Pengungsi Poso di Palu Terancam Putus

Palu, Selasa

Sedikitnya 100 anak pengungsi korban konflik bernuansa SARA di Poso yang masih berada di sejumlah lokasi penampungan di Kota Palu dan sekitarnya terancam putus sekolah karena tidak mampu membayar uang pendaftaran.

Ketua Komisi E (Kesejahteraan Rakyat) DPRD Sulawesi Tengah  Haelani Umar kepada ANTARA di Palu Senin membenarkan kenyataan yang sedang menimpa anak-anak pengungsi Poso. "Laporan itu memang benar," katanya.

Ia mengatakan, sepekan terakhir sering didatangi pengungsi Poso di rumah maupun di kantor  menyampaikan keluhan kesulitan menyekolahkan anak karena tak satupun sekolah di Palu memberikan keringan pembayaran uang pendaftaran.

"Lebih memilukan penyampaian keluhan itu disertai linangan air mata," ujar anggota DPRD dari wilayah pemilihan Poso itu.

Keterangan senada disampaikan Yus Mangun SE, ketua Komisi B (Perekonomian) yang juga berasal dari kabupaten yang sama.

"Langkah yang diambil pihak sekolah tidak memberikan kebijakan pembebasan uang pendaftaran bagi anak pengungsi Poso tidak manusiawi,"
katanya.

Karena itu, kata Mangun, DPRD Sulteng akan memanggil instansi terkait dengan masalah penanganan pengungsi Poso terutama bidang pendidikan dalam waktu dekat.

"Kami (dewan)  akan menggelar rapat dengar-pendapat (hearing) dengan Kadis Pendidikan dan Pengajaran Provinsi/Kota Palu sebab kasus pendidikan sangat penting dalam pembentukkan watak serta kercedasan seorang anak," katanya.

Mangun  memperkirakan,  anak  pengungsi Poso usia sekolah yang ada di Palu lebih seribu orang dan sekitar seratus di antaranya terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan karena orang tua siswa bersangkutan tak punya  uang  membayar  biaya  pendaftaran anaknya.

Wakadis  Pendidikan dan Pengajaran Sulteng  Dra Uhra Lamarauna di sela-sela palaksanaan Rapat Koordinasi Pembangunan Sulteng di di Palu Senin mengaku kaget dengan laporan anggota DPRD Sulteng tersebut. "Saya belum tahu kasus tersebut," kata  Lamarauna seraya menyatakan akan mengecek kebenarannya di lapangan.

Lamarauna mengatakan sepengetahunnya semua anak pengungsi Poso yang ingin sekolah tidak dipungut biaya.

"Kebijakan itu berlaku bagi anak yang orang tuanya masih berstatus pengungsi dibuktikan dengan surat keterangan dari lurah/kades di lokasi penampungan sementara," katanya.

Kadis Pendidikan dan Pengajaran Kota Palu Djikra Garontina yang ditemui terpisah juga mengatakan tidak tahu kalau ada pungutan biaya bagi anak pengungsi Poso yang masuk sekolah.

Menurut Garontina sesuai aturan yang ada semua anak pengungsi Poso yang ingin sekolah tidak dikenakan biaya sepanjang orang tua anak yang bersangkutan menunjukkan keterangan sebagai pengungsi dari pejabat berwewenang.

Konflik  berdarah yang melanda wilayah Poso selama tiga tahun yang berakhir Desember tahun lalu mengakibatkan sedikitnya 2.000 orang terbunuh serta 12.619 unit bangunan, umumnya rumah penduduk musnah terbakar, 1.401 rusak berat, dan 3.041  buah  rusak ringan.

Kerusuhan bernuansa SARA itu juga memaksa 106.683 warga setempat menjadi pengungsi.

Sementara data Pos Komando Satuan Tugas Sosial di Kabupaten Poso mengungkapkan hingga pertengahan Juni 2002 jumlah pengungsi yang sudah kembali ke kampung halamannya mencapai 39.727 jiwa, atau 9.242 kepala keluarga.(Ant/jy)

Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044