The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Pelaku Kekerasan di Poso Harus Dijadikan Musuh Bersama


KOMPAS, Selasa, 13 Agustus 2002

Pelaku Kekerasan di Poso Harus Dijadikan Musuh Bersama

Palu, Kompas - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Jusuf Kalla menegaskan, pelaku kekerasan, pengeboman, dan pembunuhan yang selama dua bulan terjadi di Poso dan sekitarnya, harus dijadikan musuh bersama oleh kedua kelompok masyarakat yang pernah bertikai, yakni masyarakat Islam dan Kristen. Kedua kelompok masyarakat itu akhirnya bisa menyepakati rumusan atau penyebutan "musuh bersama" itu. "Selama dua bulan terakhir memang sering terjadi kekerasan yang misterius, di mana pelakunya tidak pernah ditemukan. Ini indikasi dari kemunduran Deklarasi Malino. Namun dengan pertemuan dua hari kemarin, kedua belah pihak sepakat untuk menjadikan pelaku kekerasan itu sebagai musuh bersama," kata Jusuf Kalla, Senin (12/8), saat dihubungi Kompas. Jusuf Kalla yang hadir dalam pertemuan itu menjelaskan, untuk mendukung dan menciptakan keamanan di Poso, pemerintah akan menambah personel TNI/Polri. Aparat keamanan ini, menurut Kalla, akan bertindak lebih tegas lagi terhadap pelaku kekerasan.

Dihubungi terpisah, pakar hukum Hamid Awaludin yang ikut dalam pertemuan dua komunitas di Kota Palu mengatakan, masyarakat Islam dan Kristen sepakat untuk membentuk badan kerja sama pemberitaan dalam bentuk radio siaran, radio komunikasi, media cetak dan elektronik, serta web site. Upaya ini dimaksudkan untuk menangkal pemberitaan yang bias dan provokatif oleh masing-masing pihak, yang pada gilirannya bisa memanaskan kembali suasana yang sudah tenang di Poso dan sekitarnya. Pertemuan hari kedua itu dihadiri Panglima Kodam VII Wirabuana Mayjen Amirul Isnaini dan dan Gubernur Sulteng Aminuddin Ponulele. Pertemuan antara delegasi masyarakat Islam dan Kristen yang sama-sama menandatangani Deklrasi Malino itu juga dihadiri peninjau dari Jakarta. "Kedua belah pihak sadar, bahwa selama ini masing-masing kelompok telah menyosialisasikan berita atau informasinya secara sendiri-sendiri sesuai interpretasi masing-masing. Informasi inilah yang menimbulkan pengertian lain apabila diterima oleh kelompok yang berbeda. Dengan kesepakatan ini, masing-masing kelompok memberikan informasinya secara proaktif," kata Hamid Awaludin.

Pertemuan tertutup yang dimulai pukul 09.00-12.30 disebut sebagai "Kesepakatan untuk Mengimplementasikan Deklarasi Malino". Sebagaimana pada pertemuan hari pertama, kedua belah pihak merasa bahwa Deklarasi Malino belum efektif dijalankan, sebab terbukti masih adanya kekacauan dan ketidakamanan. Kedua kelompok mempertanyakan masih adanya rasa tidak aman di Poso dan sekitarnya, khususnya kekerasaan yang akhir-akhir ini sering terjadi.

"Pada pertemuan tersebut disepakati, semua pelaku kekerasan, pembakaran, pembunuhan, merupakan tindakan kriminal dan menjadi tanggung jawab pribadi. Terhadap semua pelaku, kedua belah pihak sepakat mereka harus dijadikan musuh bersama" papar Hamid Awaludin yang juga dikenal sebagai pakar hukum. (PEP)

Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044