KOMPAS, Rabu, 14 Agustus 2002
Poso Kembali Memanas, Lima Orang Tewas
Palu, Kompas - Suasana Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), kembali
memanas dengan peristiwa tewasnya lima warga korban serangan kelompok tak
dikenal di Desa Sepe-Silanca, Kecamatan Lage -sekitar 12 km arah timur Poso Kota
menuju arah Kabupaten Banggai, Senin (12/8) malam. Akibat lain serangan tersebut,
dua orang lainnya dilaporkan terluka parah. Seluruh korban kini dievakuasi ke wilayah
Tentena, Kecamatan Pamona Utara. Kondisi Poso dilaporkan tetap mencekam,
masyarakat mulai membarikade jalan dan memeriksa setiap kendaraan yang
melintas sepanjang Trans Sulawesi yang menghubungkan Kota Palu, Kabupaten
Banggai, dan wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Wakil Kepala Polres Poso Komisaris Yusman Jaya yang dihubungi Selasa kemarin
malam memaparkan, kejadian tersebut berlangsung ketika sekitar 100-an orang tak
dikenal menyerang perumahan penduduk di Desa Sepe-Silanca, Kecamatan Lage.
Mereka membakar rumah penduduk sembari memberondong dengan tembakan.
Serangan terjadi mulai pukul 19.00 sampai dengan 22.30. Akibat serangan ini, lima
penduduk tewas dan dua lainnya terluka parah dan semuanya telah dievakuasi ke
Rumah Sakit Gereja Kristen Sulawesi Tengah (RS GKST) di Tentena -sekitar 40 km
dari lokasi kejadian. Seluruh data korban sampai berita ini diturunkan belum diperoleh
Polres Poso karena akses yang terhambat dari Poso ke Tentena.
Di Jakarta, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Jusuf Kalla
saat ditemui Selasa kemarin mengakui terjadinya kerusuhan di Poso dan sekitarnya.
Dia pun mengakui adanya lima korban tewas setelah mendapat laporan langsung dari
Poso.
Untuk meredakan situasi di Poso dan sekitarnya, jelas Kalla, pemerintah berencana
menambah pasukan TNI/Polri yang akan dikirim dalam waktu dekat. Namun
demikian, ia tidak menyebut jumlah personel dan kapan penambahan personel itu
akan diterjunkan. "Penambahan personel pasti dilakukan, mereka akan dikirim dalam
waktu dekat ini," katanya.
Sehari sebelumnya Panglima Kodam VII Wirabuana Mayjen Amirul Isnaeni
menegaskan, aparat keamanan tidak akan ragu melakukan tembak langsung di
tempat bagi warga sipil yang membawa senjata tajam dan senjata api, yang bisa
membahayakan penduduk sipil lainnya. Tembak di tempat berlaku pula bagi siapa
pun yang melakukan kerusuhan.
Jusuf Kalla mengungkapkan, untuk meredam situasi yang mencekam di Poso dan
sekitarnya sesegera mungkin, tidak ada jalan selain aparat keamanan harus
bertindak lebih tegas terhadap pelaku kerusuhan, tanpa harus membedakan
siapa-siapa orangnya karena setiap perusuh, pengacau atau pembunuh, harus
dianggap sebagai musuh bersama. "Aparat keamanan mungkin akan lebih tegas
bertindak, bahkan lebih keras dibanding yang selama ini dilakukan di Ambon,"
ujarnya.
Diblokir
Yusman Jaya menyatakan, sejauh ini polisi masih kesulitan untuk melakukan olah
tempat kejadian perkara. Masyarakat telanjur membarikade jalanan dan memeriksa
secara ketat setiap pelintas, termasuk aparat keamanan. Informasi lain yang
dihimpun Kompas juga menyebutkan bahwa pemblokiran lainnya telah dilakukan di
wilayah Watuawu, Kecamatan Lage dan Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir.
Penyerangan oleh kelompok tak dikenal yang mendadak itu mengejutkan warga
yang berada di rumah tinggal sementara (RTS). Mereka menyerang warga dan
membakar rumah-rumah tinggal sementara. Di Tongko, sekitar 40 RTS habis
terbakar. Sementara di Pandiri 20 RTS, di Malitu 21 RTS dan di Rononuncu 17 RTS,
habis terbakar. Di desa lainnya, informasi lengkap belum dapat diterima mengingat
desa tersebut agak sulit dijangkau dan situasinya sangat rawan.
Selepas kejadian tersebut, Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen (Polisi) Zainal
Abidin Ishak dilaporkan langsung melakukan koordinasi pengamanan bersama Kepala
Polres Poso Ajun Komisaris Besar Unggung Cahyono. (pep/ren/dik/lam)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|