The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Tim Penyelidik Independen Akan Dikontrol


KOMPAS, Jumat, 28 Juni 2002

Tim Penyelidik Independen Akan Dikontrol

Ambon, Kompas - Para pengacara dan Tim Malino dari dua komunitas serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Ambon akan memantau dan mengawasi kerja tim penyelidik independen nasional yang dibentuk untuk menyelidiki sebab-musabab konflik di Maluku yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun. Kontrol tersebut dianggap perlu agar pekerjaan yang dilakukan oleh tim penyelidik yang dipimpin oleh Wayan Karya dan Bambang Soeharto itu berjalan sesuai tujuan semula, yakni menyelesaikan konflik Maluku.

Mereka juga berharap agar tim investigasi tidak ragu-ragu menyelidiki sejumlah aparat kepolisian dan militer yang terlibat dalam berbagai kasus kriminal maupun tindak kekerasan selama konflik berlangsung. "Jangan hanya masyarakat saja yang disalahkan," kata pengacara Tony Hatane yang tergabung dalam Komite Penegakan Kebenaran, Keadilan, dan Penghentian Kekerasan Maluku (KPK2PKM), Kamis (27/6).

 Situasi Ambon hingga kemarin masih berlangsung aman meski sebelumnya terdengar beberapa kali bunyi bom rakitan. Aparat keamanan juga menemukan tiga bom rakitan di daerah perbatasan di Kompleks Pertokoan Oriental yang terletak tidak jauh dari daerah Kantor Telkom yang dipergunakan sebagai kantor alternatif untuk gubernuran. Dalam beberapa hari terakhir juga sempat terjadi perkelahian antarwarga dalam satu komunitas, antara Desa Tulehu dan lima desa di jazirah Latuhala serta antara Batumerah dan Mamala.

Wali Kota Ambon J Papilaya menanggapi penemuan dan bunyi ledakan bom rakitan tersebut mengemukakan bahwa kemungkinan bom itu diledakkan karena orang yang menyimpannya takut menyerahkannya kepada aparat. Karena itu, ia meminta kepada masyarakat yang masih memiliki senjata agar segera menyerahkannya kepada aparat sebelum batas waktu penyerahan senjata 30 Juni mendatang. Aparat, kata Papilaya, juga telah melokalisasi kasus perkelahian antardesa agar tidak merembet ke wilayah lain.

Akan dimonitor

Anggota delegasi Malino II Noya Filio Pistos dan John Ruhulesin juga mengemukakan bahwa Tim Malino akan melakukan kontrol terhadap tim penyelidik independen yang dibentuk pemerintah. Tim tersebut, kata Noya, merupakan hasil kesepakatan Malino. "Karena itu, kami tidak hanya menuntut tim itu dibentuk, tetapi juga akan memonitor dan mengawasinya," ujar Noya.

 Ia mengharapkan agar tim penyelidik itu tidak ragu-ragu mengungkap berbagai tindak kriminal dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi selama konflik Maluku, serta sekaligus mengangkat cikal bakal penyebab konflik di Maluku. Meski pimpinan dan sejumlah anggota tim penyelidik yang dibentuk pemerintah masih kontroversial, Noya berharap agar mereka bekerja secara jujur, termasuk jujur dalam mengungkap keterlibatan aparat negara dalam konflik Maluku.

 Noya menyebut sejumlah kejanggalan dalam berbagai peristiwa kekerasan yang terjadi, seperti kasus 19 Januari 1999 yang mengawali konflik Maluku, jatuhnya kawasan Poka di mana aparat ada di lokasi kejadian. Tony menyebut pula peristiwa Kebun Cengkeh dan beberapa kasus lain yang melibatkan aparat yang sampai sekarang belum terungkap.

Anggota DPRD Kota Ambon M Afras Pattisahusiwa mengemukakan, para anggota DPRD juga akan mengawasi kerja tim penyelidik independen dan akan menyikapi hasil akhir yang bakal disampaikan tim tersebut. Ia mengharapkan, tim penyelidik independen dapat bersikap obyektif, netral, dan jujur dalam melakukan tugasnya dan berani mengungkapkan apa adanya. Hasil investigasi ini akan dilihat oleh seluruh komponen masyarakat Maluku sehingga DPRD berkewajiban mengambil sikap atas dasar masukan dari masyarakat.

 Menurut Tony, kontrol terhadap tim perlu dilakukan agar apa yang dikerjakan tim sesuai dengan tuntutan masyarakat agar sebab-musabab dan berbagai peristiwa yang terjadi selama konflik diungkap secara transparan. Berbagai kelompok masyarakat, lanjutnya, telah melakukan investigasi dan mengumpulkan data terhadap beberapa kasus yang terjadi selama ini yang bisa menjadi masukan penting bagi tim.

Tony mengatakan bahwa pengacara Muslim dan Kristen yang tergabung dalam KPK2PKM telah sepakat untuk terus mengumpulkan data dan melakukan investigasi meskipun tim penyelidik independen versi pemerintah telah dibentuk. Kegiatan itu dinilai perlu dilakukan karena target yang dilakukan KPK2PKM pada akhirnya adalah melakukan aksi legal untuk menuntut tanggung jawab negara yang melakukan pembiaran terhadap konflik dan kekerasan yang berlangsung begitu lama. "Selama ini proses pembiaran itu dilupakan," ujar Tony. (wis)

Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044